Selasa, 14 Agustus 2018

KONSTIPASI


KONSTIPASI
  1. DEFINISI KONSTIPASI
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Pada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Penggunaan istilah konstipasi secara keliru dan belum adanya definisi yang universal menyebabkan lebih kaburnya hal ini. Biasanya konstipasi berdasarkan laporan pasien sendiri atau konstipasi anamnestik dipakai sebagai data pada penelitian-penelitian. Batasan dari konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampul rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.
Studi epidemiologis menunjukkan kenaikan pesat dari konstipasi terkait dengan usia terutama berdasarkan keluhan pasien dan bukan karena konstipasi klinis. Banyak orang mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar (BAB) tiap hari sehingga sering terdapat perbedaan pandang antara dokter dan pasien tentang arti konstipasi itu sendiri.
Frekuensi BAB bervariasi dari 3 kali per hari sampai 3 kali per minggu. Secara umum, bila 3 hari belum BAB, massa feses akan mengeras dan ada kesulitan samapi rasa sakit saat BAB. Konstipasi sering diartikan sebagai. kurangnya frekuensi BAB, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras, serta kadangkal disertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB. Orang usia lanjut seringkali terpancang dengan kebiasaan BABnya. Hal ini mungkin merupakan kelanjutan dari pola hidup semasa kanak-kanak dan saat masih muda, dimana setiap usaha dikerahkan untuk BAB teratur tiap hari, kalau perlu dengan menggunakan pencahar untuk mendapatkan perasaan sudah bersih. Ada anggapan umum yang salah bahwa kotoran yang tertimbun dalam usus besar akan diserap lagi, berbahaya untuk kesehatan, dan dapat memperpendek usia. Ada pula yang mengkhawatirkan keracunan dari fesesnya sendiri bila dalam jangka waktu tertentu tidak dikeluarkan.
Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling sedikit 2 dari keluhan di bawah ini dan terjadi dalam waktu 3 bulan
a. konsistensi feses yang keras;
b. mengejan dengan keras saat BAB;
c. rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB;
d. frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.
International Workshop on Constipation berusaha lebih jelas memberikan batasan konstipasi. Berdasarkan rekomendasinya, konstipasi dikategorikan dalam dua golongan : 1) konstipasi fungsional, 2) konstipasi karena penundaan keluarnya feses pada muara rektisigmoid.
Konstipasi fungsional disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses, sedangkan penundaan pada muara rektosigmoid menunjukkan adanya disfungsi anorektal. Yang terakhir ditandai adanya perasaan sumbatan pada anus.
Tabel 1. Definisi Konstipasi sesuai international workshop on constipation
No
Tipe
Kriteria
1.
Konstipasi Fungsional
Dua atau lebih dari keluhan ini ada paling sedikit dalam 12 bulan :
  1. mengedan keras 25% dari BAB
  2. feses yang keras 25% dari BAB
  3. rasa tidak tuntas 25% dari BAB
  4. BAB kurang dari 2 kali per minggu
2.
Penundaan pada muara rektum
  1. hambatan pada anus lebih dari 25% BAB
  2. waktu untuk BAB lebih lama
  3. perlu bantuan jari-jari untuk mengeluarkan feses

Model tinja atau feses 1 (konstipasi kronis), 2 (konstipasi sedang) dan 3 (konstipasi ringan) dari Bristol Stool Chart yang menunjukkan tingkat konstipasi atau sembelit.

  1. KONSTIPASI AKUT DAN KRONIK
Disebut konstipasi akut bila keluhan berlangsung kurang dari 4 minggu, sedangkan bila berlangsung lebih dari 4 minggu disebut konstipasi kronik. Penyebab konstipasi kronik sukar disembuhkan.
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling sering pada neonatus.
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara spontan, spingter rektum. tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat menyebabkan dilatasi usus proksimal.
Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit ini merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk setiap individu.
Manifestasi Klinis
  1. Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
  2. Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja seperti pita.
  3. Obstruksi usus dalam periode neonatal.
  4. Nyeri abdomen dan distensi.
  5. Gangguan pertumbuhan.
6.      Jika mekonium (kotoran berwarna kehitaman) tidak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, maka harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi. Yang paling sering ditemukan adalah Morbus Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus.
  1. ETIOLOGI KONSTIPASI
Penyebab bayi sembelit umumnya adalah:
·         Baru memulai MPASI. Bayi ASIX lebih rentan mengalami sembelit daripada bayi sufor ketika baru mengenal makanan pendamping. Hal ini disebabkan perutnya terbiasa dengan susu ibu yang mudah cerna. 
·         Makanan MPASI awal teksturnya terlalu kental 
·         Makanan kurang serat 
·         Kurang mengkonsumsi air putih 
·         Berlebihan dalam konsumsi dairy product (keju, yogurt, susu) 
·         Terlalu banyak mengkonsumi makanan tertentu, seperti pisang, apel, nasi, roti, pasta, dan kentang dapat menyebabkan sembelit. 
·         Pada anak yang lebih besar, bisa disebabkan karena kurang aktif bergerak 
·         Tidak dibiasakan BAB secara teratur 
  1. DIET YANG BENAR UNTUK MENCEGAH KONSTIPASI
Makanan yang diberikan bila bayi sembelit (perbanyak buah dan
 sayuran):
·         Pear Xiang Lie 
·         Pepaya 
·         Oatmeal/havermut 
·         Labu siam 
·         Sayuran berwarna hijau (bayam, sawi, kangkung, tergantung usia bayi) 
Konstipasi merupakan masalah yang umum terjadi pada bayi dan anak. Konstipasi biasanya didefinisikan sebagai defekasi yang tidak teratur sehingga keras dan nyeri. Pada anak, konstipasi bisa merupakan kondisi yang normal, tetapi juga bisa diakibatkan oleh kondisi patologis seperti penyakit Hirschsprung, fibrosis kistik, dan hipotiroidisme. Keadaan yang harus diwaspadai dalam hal konstipasi pada anak adalah gejala muntah, berat badan turun, berat badan sulit naik, demam, distensi abdomen, atau nafsu makan rendah. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya penyakit serius yang mendasari timbulnya konstipasi.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan konstipasi pada anak, di antaranya terlalu banyak mengkonsumsi susu sapi, diet rendah serat, dan kurang mengkonsumsi cairan. Tetapi, hal ini sangat individual. Jadi, pada kondisi yang sama, ada anak yang mengalami konstipasi ada yang tidak. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan gizi yang spesifik yang dimiliki oleh tiap anak. Konstipasi juga sering terjadi pada anak dengan kondisi tertentu, seperti spina bifida, sindrom Down, retardasi mental, dan palsi serebral. Konstipasi juga dapat diakibatkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan tertentu.
Konstipasi pada bayi dan anak harus dievaluasi dengan teliti karena makanan yang kurang bermutu dapat menyebabkan dehidrasi dan konstipasi. Karena itu, evaluasi kebiasaan makan anak dan peningkatan berat badan normal sangat penting dilakukan. Harus digarisbawahi bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif jarang mengalami masalah konstipasi. Buang air besar yang tidak teratur pada bayi ini tidak berarti konstipasi bila feses bayi lunak.
Selain diet yang tidak adekuat, faktor utama penyebab konstipasi adalah kebiasaan buang air besar yang tidak teratur. Hal ini sering terjadi setelah anak pernah defekasi yang banyak, keras, dan nyeri. Kejadian ini membuat anak mengasosiasikan defekasi dengan rasa nyeri sehingga ia menahannya. Bila anak merasa nyeri saat ingin buang air besar, kemudian ia menahannya, akan menyebabkan feses menjadi lebih besar dan keras. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan nyeri yang lebih menyakitkan bila feses tersebut dikeluarkan. Banyak orangtua yang keliru dengan menganggap perilaku ini sebagai usaha mengejan untuk buang air besar. Sebenarnya, anak justru mengerutkan ototnya untuk menahan keluarnya feses dan menghindari nyeri. Faktor lain adalah pengalaman yang kurang menyenangkan saat toilet training.
Pengobatan awal konstipasi biasanya meliputi pemberian cairan atau sari buah tambahan satu atau dua kali sehari. Pada bayi yang diberi susu formula, penggantian susu sapi menjadi susu kedelai dapat membantu mengurangi konstipasi. Sedangkan obat konstipasi yang dapat diberikan pada bayi sangat terbatas. Salah satunya adalah laktulosa yang merupakan laksatif osmotik.
Tujuan utama pengobatan konstipasi pada anak adalah untuk melunakkan feses. Karena itu, salah satu cara mencegah dan mengobati konstipasi adalah dengan memodifikasi diet anak. Pengaturan diet dilakukan dengan meningkatkan jumlah serat. Jumlah serat yang direkomendasikan adalah 5-6 gram plus usia anak tiap harinya. Makanan yang tinggi serat antara lain buah dan sayuran, terutama yang mentah dan tidak dikupas. Sayuran yang tinggi kandungan seratnya antara lain kacang-kacangan, ubi, buncis, lobak, dan tomat mentah. Makanan lain yang baik untuk anak yang mengalami konstipasi adalah sup sayuran (banyak serat dan cairan) serta popcorn. Makanan tambahan dari gandum juga sangat membantu, misalnya sereal gandum, muffin gandum, dll. Sedangkan makanan yang menyebabkan konstipasi, seperti susu sapi, pisang, yogurt, keju, wortel yang dimasak, dan makanan lain yang rendah serat sebaiknya dihindari. Jumlah cairan yang dikonsumsi juga harus ditingkatkan. Seorang anak harus minum sedikitnya 2-3 gelas air atau sari buah setiap hari. Pilihan yang baik di antaranya jus apel, pir, dan prune, atau jus lain yang tinggi kandungan sorbitolnya.
Perubahan diet biasanya baru bisa efektif setelah beberapa waktu. Pada saat itu sebaiknya anak diberi obat untuk melunakkan feses. Pengobatan ini biasanya digunakan dalam jangka panjang sebagai terapi pemeliharaan dan harus cukup aman, efektif, serta tidak bersifat adiktif. Untuk penggunaan jangka panjang sebaiknya hindari penggunaan laksatif stimulan seperti minyak kastor atau bisacodyl yang meningkatkan kontraksi otot polos usus. Biasanya, lebih aman menggunakan laksatif tipe osmotik, misalnya laktulosa yang bekerja dengan menarik cairan ke dalam kolon untuk melunakkan feses. Selain pengobatan medis, anak juga harus dibiasakan untuk buang air besar secara teratur.
Meskipun sering diremehkan, konstipasi dapat berakibat serius. Selain nyeri, konstipasi dapat menyebabkan fisura ani, perdarahan, hemoroid, prolaps rektum, dan impaksi. Salah satu komplikasi konstipasi kronis yang cukup serius adalah enkopresis, yaitu keluarnya feses secara involunter sebagai akibat impaksi sekunder oleh massa feses yang sangat banyak.
  1. GEJALA KLINIS
1. Gejala fisik
·         Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku.
·         Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
·         Sering berdebar-debar sehingga mudah stres, sakit kepala atau bahkan demam.
·         Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya.
·         Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien).
·         Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
·         Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
·         Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya.
·         Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih lama lagi).
·         Terkadang mual dan muntah.

2. Gejala psikologis
·         Mudah emosi.
·         Lebih suka menyendiri.
·         Gelisah.
·         Susah tidur.
·         Kurang percaya diri.
·         Kurang bersemangat.

  1. PENATALAKSANAAN
a)      Jagalah supaya anak banyak minum supaya tidak kekurangan cairan dalam tubuhnya. Perubahan diet pada anak sering pula menimbulkan konstipasi yang bersifat sementara. Bila diet anak mengandung banyak karbohidrat atau susu, dan kurang mengandung buah-buahan, sayuran, dan serelia biasanya anak jadi mudah terkena konstipasi. Nyeri pada anus dapat menyebabkan konstipasi, nyeri disebabkan adanya luka pada anus. Luka timbul karena anak pernah melepaskan tinja yang keras, karena luka menimbulkan sakit bila anak buang air besar, maka anak enggan buang air besar. Konstipasi juga dapat timbul bila ada perubahan suasana atau gaya hidup, seperti dalam perjalanan, sewaktu liburan, atau pindah rumah. Penyebab paling sering konstipasi kronik adalah yang disebut konstipasi fungsional. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin keturunan. Diduga latihan BAB (toilet training) yang salah dan terlalu dini ikut berperan. Anak dengan konstipasi fungsional biasanya mulai memperlihatkan gejala sesudah anak dilatih BAB, pada usia 3-5 tahun. Anak memperlihatkan tingkah laku aneh yang merupakan manifestasi anak dalam melawan proses berhajat. Gejala lainnya berupa kurang nafsu makan, kurang aktif, dan kecepirit.
b)      Bila anak menderita konstipasi sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk menentukan penyebabnya. Dalam hal ini pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya bukan penyakit yang serius, biasanya dicoba dengan memberikan makanan yang kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, atau agar.
c)      Dapat pula dicoba dengan mencolok anus dengan sabun mandi, larutan gliserin, atau larutan parafin melalui anus.
d)     Bila tidak berhasil, dokter akan memberikan obat pencahar untuk melancarkan BAB.
e)      Karena faktor kejiwaan sering menyebabkan konstipasi kronik pada anak, maka konsultasi pada psikiater pun perlu dilakukan. Namun apa pun penyebabnya, yang penting adalah pengobatan konstipasi pada anak sedini mungkin. Bila tidak, konstipasi akan menjadi kronik, dan makin sulit mengobatinya apalagi bila telah terjadi pengaruh kejiwaan pada anak.

  1. PIJAT PERUT YANG BENAR UNTUK MENGATASI KONSTIPASI
a.       Memijat daerah perut merupakan cara efektif untuk melemaskan otot di daerah usus besar.
b.      Jika dilakukan secara teratur, pijat ini akan memperkuat dinding usus besar dan memperlancar gerakan peristaltik untuk melancarkan sembelit (konstipasi).
c.       Pijatan harus dilakukan teratur setidaknya satu atau dua minggu agar benar-benar terlihat hasilnya.
d.      Anda dapat melakukan pijatan usus besar sambil berbaring menggunakan minyak pijat atau saat mandi dengan menggunakan busa sabun sebagai pelicin. Lakukan pijatan setidaknya 1 menit atau lebih.
e.       Mulai pijatan pada sisi kanan bawah perut dekat usus buntu. Mulailah dengan gerakan memutar kecil atau pijat ke arah atas (kearah tulang rusuk).
f.       Pijatan bisa dimulai dengan tekanan lembut dan semakin keras dari hari ke hari. Pijatan ini juga bisa membantu melemaskan katup dan otot usus kecil.
g.      Katup usus kecil merupakan gerbang antara usus kecil dan usus besar. Katup akan menjaga kotoran yang sudah berada di usus besar tidak kembali ke usus kecil.
h.      Memijat area di dekat usus buntu (apendiks) juga membantu  mengeluarkan kotoran yang terjebak di sana.
i.        Kotoran dalam usus buntu dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan menyebabkan peradangan.
j.        Setelah selesai memijat di daerah usus buntu, lanjutkan memijat ke arah kiri dari tulang rusuk kiri terus turun hingga ke pangkal paha.Lakukan pijatan ini selama 2-3 menit.
k.      Ketika memijat daerah usus, perhatikan jika Anda menemukan daerah yang memiliki rasa sakit. Jika timbul rasa sakit yang sangat, jangan lanjutkan pijatan dan segera kunjungi dokter.
l.        Kombinasikan pijatan ini dengan obat sembelit untuk mendapatkan hasil maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...