I.
DEFINISI
SEHAT
A.
Definisi
Sehat
1.
Sehat merupakan sebuah keadaan
yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
2.
Definisi sehat dalam keperawatan
sehat : perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural. (Pender, 1982)
3.
Sehat : fungsi efektif dari
sumber-sumber perawatan diri (self care resouces) yang menjamin tindakanuntuk
perawatan diri ( self care aktions) secara adekual.self care resoureces : mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap.self care aktions : perilaku yang sesuai
dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkanfungsi
psicososial dan spiritual. (Paune, 1983).
4.
Kesehatan menyatakan bahwa:
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23,1992)
5.
Definisi sehat dalam bidang
epidemiologi: Ada atau tidak ada penyakit.
6.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, Emosional,
dan spiritual.
7.
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
8.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Spiritual
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni tuhan
yang maha kuasa (allah swt dalam agama islam). Misalnya Sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
B.
Ciri –
Ciri Sehat
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
Emosional, dan spiritual.
- Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
- Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
- Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni tuhan yang maha kuasa (allah swt dalam agama islam). Misalnya Sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
- Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
- Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
C.
Aspek –
Aspek Pendukung Kesehatan :
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak
sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita
sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa
setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah
berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak
terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.
Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi
keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan
selaras. Faktor – faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung
seterusnya adalah :
- Nutrisi yang lengkap dan seimbang.
- Istirahat yang cukup
- Olah raga yang teratur
- Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
- Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini
tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu.
Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan
kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau
kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu
mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.
Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi
sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu
dibantu dengan nemberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap
ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor
utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa
bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan
untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan
dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.
II.
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian Penyakit
Definisi sakit :
1.
Sakit: seseorang dikatakan sakit
apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.( uu no.23,1992).
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.( uu no.23,1992).
2.
Sakit : defiasi / penyimpangan
dari status sehat.(pemons (1972))
3.
Sakit : gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai tatalitas termasuk
keadaan organisme sebagai siste biologis dan penyesuaian
sosialnya.(bauman (1965).
keadaan organisme sebagai siste biologis dan penyesuaian
sosialnya.(bauman (1965).
4.
Penyakit adalah : suatu
manifestasi dari timbulnya gangguan atau kelainan pada diri seseorang yang
sehat. Penyakit(illness,disease) → Objektif. Sakit(sick) → Subjektif.
seseorang sakit belum tentu ada penyakit, sebaliknya ada penyakit belum tentu
sakit.
B. Ciri – Ciri Sakit :
1.
Individu percaya bahwa ada
kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai
gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai
3 aspek :
a.
Secara fisik : nyeri, panas
tinggi.
b.
Kognitif : interprestasi terhadap
gejala.
c.
Respons emosi terhadap ketakutan
/ kecamasan.
2.
Asumsi terhadap peran sakit (sick
rok).penerimaan terhadap sakit.
Penyakit
adalah : suatu manifestasi dari timbulnya gangguan atau kelainan pada diri
seseorang yang sehat. Penyakit(illness,disease) → Objektif. Sakit (sick) →
Subjektif. seseorang sakit belum tentu ada penyakit, sebaliknya ada penyakit
belum tentu sakit
C. Macam – Macam Penyakit
1.
Penyakit Menular
Penyakit
menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah
sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus,
bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan
trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau
menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (tbc, infulenza
dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis,
typhoid/types, dll)
2.
Penyakit tidak menular :
Penyakit
yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem
fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Adapun penyakit yang
tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien yang pada umumnya disebakan
bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran dampak
dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan serta minuman termasuk
merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan. Lebih lanjut akan
kita bahas satu persatu berbagai macam penyakit baik itu yang menular ataupun
penyakit tidak menular yang kerap diderita manusia, termasuk gajala dan proses
penanganan atau pengobatannya baik dari obat-obatan medis (kimia) maupun obat –
obatan tradisional. Penyakit tidak menular : amandel,penyakit ginjal, buta
warna,penyakit jantung, astma dll.
a.
Agent (bibit penyakit)
1)
Biotis (mikroorganisme, bakteri, virus). Biotis → penyakit infeksi
2)
Abiotis : nutrisi (def.vit.A), kimiawi (toksin, asap rokok,alkohol,
racun), fisik(radiasi, kebakaran, bising), mekanik (kecelakaan). Abiotis →
penyakit bukan infeksi.
b.
Agen penyebab yang menimbulkan penyakit
1)
Protozoa, parasit uniseluler hewan, mis Plasmodium, amoeba
2)
Metazoa, parasit multiseluler hewan, mis cacing pita
3)
Fungus, uniseluler tumbuhan,umumnya bermanfaat bagi manusia, berbahaya
histoplasmosis
4)
Bakteri,patogen,mis Streptococcus B hemolyticus
5)
Rickettsiae,antara bakteri & virus, Rocky mountain spotted fever
6)
Virus,agen biologi terkecil,mis virus (Influensa,virus hepatitis)
c.
Agen biotis ditentukan faktor :
1)
Patogenisiti : kemampuan menimbulkan penyakit (patogen/apatogen)
2)
Virulensi : menyebabkan
penyakit berat (virulen/avirulen)
3)
Antigenisiti : merangsag mekanisme pertahanan tubuh
4)
Infektifiti : invasi,
menyesuaikan diri, menetap & berkembang biak dlm pejamu
d.
Faktor yang menentukan dari host (pejamu) :
1)
Umur (faktor paling penting) : Anak kecil poliomyelitis ringan tanpa
gejala, Dewasa kebal penyakit ttt (mis meningitis jarang > 25 th krn sudah
terpajan agen meningokokus sebelumnya
2)
Jenis kelamin : tumor prostat pada laki-laki
3)
Ras : hemofilia pada orang Barat
4)
Status perkawinan : resiko meninggal kecelakaan lebih tingggi perjaka
dibanding pria berkeluarga
5)
Jenis pekerjaan : manager mental stres, pekerja pabrik timah hitam,
merkuri, radio aktif
6)
Kebiasaan hidup : merokok resiko keganasan paru lebih besar
e.
Lingkungan
1)
Fisik : musim,suhu, kelembaban udara, geografi, kota-desa, polusi
udara/air
2)
Biologi : jasad renik/mikroorganisme menimbulkan penyakit. Lingkungan
mrpk faktor penting mempertahankan kelangsungan hidup agen,mis malaria tidak
trjadi di Kathmandu,Nepal, nyamuk penyebar malaria tidak dapat terbang di
dataran tinggi.
3)
Sosial dan ekonomi : keadaan sosial ekonomi belum memadai mudah terkena penyakit : infeksi
(TBC), kelainan gizi, penduduk padat kekerasan
Blum (1974) : empat faktor
berpengaruh pada faktor kesehatan :
1.
Lingkungan, termasuk sosial – budaya
2.
Perilaku
3.
Pelayanan kesehatan
4.
Genetik/keturunan (herediter)
Model-model menjelaskan timbulnya penyakit yaitu :
Segitiga epidemiologi (The epidemiologic Triangle), proses penyakit merupakan
kombinasi 3 faktor, agent, host and environment serta melibatkan vector.
D. Karakteristik Penyakit
Masing-masing penyakit mempunyai
seperangkat gambaran yang khas, yang memungkinkan untuk lebih dimengerti,
dikelompokkan dan didiagnosis.
Karakteristik penyakit meliputi :
1.
Etiologi (sebab)
2.
Pathogenesis (mekanisme)
3.
Perubahan patologis dan klinis
(manifestasi)
4.
Komplikasi dan cacat (efeknya)
5.
Prognosis
6.
Epidemiologi (insiden)
Keterangan :
1.
Etiologi
Etiologi suatu penyakit adalah penyebab penyakit itu sendiri yang merupakan inisiator serangkaian peristiwa yang menyebabkan sakitnya penderita. Atau, etiologi adalah suatu gambaran mengenai penyebab penyakit yang meliputi identifikasi factor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu.
Etiologi suatu penyakit adalah penyebab penyakit itu sendiri yang merupakan inisiator serangkaian peristiwa yang menyebabkan sakitnya penderita. Atau, etiologi adalah suatu gambaran mengenai penyebab penyakit yang meliputi identifikasi factor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu.
Agen
penyebab penyakit secara umum adalah :
a.
Kelainan genetic
b.
Agen infeksi; bakteri, virus,
parasit, jamur
c.
Bahan kimia
d.
Radiasi
e.
Trauma mekanik
Beberapa
penyakit dapat disebabkan oleh campuran beberapa factor, misalnya factor
genetic dan agen infeksi. Penyakit seperti ini dikenal sebagai penyakit yang
mempunyai sebab multifactor. Kadang penyebab penyakit tidak diketahui, tapi
penyakit tersebut diketahui lebih sering berjangkit pada manusia yang mempunyai
bentuk tubuh tertentu, pekerjaan, kebiasaan atau tempat tinggal, yang
kesemuanya dikenal dengan factor resiko. Factor-faktor ini mungkin memberikan
arahan pada penyebab yang tidak teridentifikasi.
Contoh etiologi, TBC disebabkan oleh basil tuberculosis dengan faktor penyebab lain adalah usia, status gizi, pekerjaan.
Contoh etiologi, TBC disebabkan oleh basil tuberculosis dengan faktor penyebab lain adalah usia, status gizi, pekerjaan.
2.
Patogenesis
Pathogenesis penyakit adalah suatu mekanisme di
mana melalui proses ini penyebab sakit bekerja, yang kemudian menghasilkan
tanda dan gejala klinis maupun patologis. Atau dengan kata lain, pathogenesis
menunjukkan perkembangan atau evolusi penyakit. Yang termasuk dalam
pathogenesis penyakit adalah :
a.
Proses radang
Suatu
respon terhadap berbagai mikroorganisme dan berbagai jenis bahan yang merugikan
dan menyebabkan kerusakan jaringan
b.
Degenerasi
Kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respon atau kegagalan dari penyesuaian terhadap berbagai agen
Kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respon atau kegagalan dari penyesuaian terhadap berbagai agen
c.
Karsinogenesis
Mekanisme di mana bahan karsinogen menyebabkan terjadinya kanker
Mekanisme di mana bahan karsinogen menyebabkan terjadinya kanker
d.
Reaksi immune
Suatu
efek/reaksi system immune tubuh yang tidak diinginkan
Contohnya adalah pathogenesis TBC meliputi mekanisme invasi basilus tuberculosis ke dalam tubuh yang akhirnya menimbulkan kelainan. Hal ini berkaitan dengan proliferasi dan penyebaran basil tuberculosis sehingga menimbulkan respon peradangan, pertahanan tubuh imunologik dan rusaknya sel-sel dan jaringan yang akhirnya menimbulkan gejala kelainan.
Contohnya adalah pathogenesis TBC meliputi mekanisme invasi basilus tuberculosis ke dalam tubuh yang akhirnya menimbulkan kelainan. Hal ini berkaitan dengan proliferasi dan penyebaran basil tuberculosis sehingga menimbulkan respon peradangan, pertahanan tubuh imunologik dan rusaknya sel-sel dan jaringan yang akhirnya menimbulkan gejala kelainan.
3.
Manifestasi Bentuk dan Fungsi
Bahan/agen
etiologic (sebab) bekerja melalui jalan patogenetik (mekanisme) untuk
menghasilkan suatu manifestasi penyakit yang dipaparkan sebagai tanda dan
gejala klinis, misalnya turunnya berat badan, nafas pendek dan gambaran yang
abnormal di mana tanda dan gejala klinis dapat dipaparkan.
a.
Kelainan Bentuk
Kelainan
bentuk umum yang sering menyebabkan sakit adalah :
1)
Lesi-lesi yang mengisi ruang
(misalnya tumor) menghancurkan, memindah atau menekan jaringan sehat di
dekatnya
2)
Penimbunan yang berlebihan atau
materi abnormal dalam organ (misalnya amiloid)
3)
Letak jaringan yang abnormal
(misalnya tumor heterotopy) akibat invasi, metastasis atau pertumbuhan yang
abnormal
4)
Hilangnya jaringan sehat dari
permukaan (misalnya ulserasi) atau dari dalam organ solid (misalnya infark)
5)
Obstruksi aliran normal dalam
saluran, misalnya asma, oklusi vaskuler
6)
Rupture dari ruang viskus,
misalnya aneurisma, perforasi usus
b.
Kelainan Fungsi
Kelainan fungsi yang mengakibatkan sakit adalah :
1)
Sekresi yang berlebihan dari
produksi sel, misalnya mucus hidung pada influenza, hormone dengan efek yang
jauh
2)
Sekresi yang tidak mencukupi dari
produk sel, misalnya tidak ada insulin pada diabetes mellitus
3)
Gangguan konduksi saraf
4)
Gangguan kontraktilitas struktur
otot
Rasa
sakit biasanya diakibatkan satu atau campuran gejala yang biasa :
a)
Nyeri
b)
Demam
c)
Mual
d)
Lemas
c.
Lesi
Lesi merupakan kelainan struktur atau fungsi yang
bertanggung jawab terhadap kondisi sehat-sakit. Misalnya seorang penderita
infark myocard, infark atau jalan menuju kematian myocard merupakan suatu lesi.
Tidak semua penyakit mempunyai lesi yang dapat dilihat yang berkaitan dengan
sakitnya, misalnya depresi, schizophrenia.
d.
Kelainan yang patognomonik
Bentuk yang patognomonik mempunyai arti hanya
dipunyai untuk satu jenis penyakit atau kategori suatu penyakit. Tanpa bentuk
patognomonik ini, diagnosis tidak mungkin ditegakkan atau menjadi ragu.
Contohnya, adanya mycobacterium tuberculosis, patognomonik pada penyakit TBC.
Secara klinis, bentuk patognomonik sangat berguna,
sebab dapat merupakan diagnose pasti. Kehadirannya tidak akan meragukan untuk
menetapkan diagnosis. Tetapi, ada beberapa penyakit yang mempunyai bentuk
campuran di mana tidak satu diantara bentuk campuran tersebut dapat merupakan
alat diagnostic yang mutlak. Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya
bentuk campuran. Penyakit yang mempunyai bentuk campuran tersebut disebut
syndrome.
4.
Komplikasi dan Cacat
Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang
diperpanjang, sekunder atau jauh. Misalnya penyebaran organism penyakit infeksi
dari tempat asal masuknya kuman, pada tempat itu terjadi rangsangan reaksi
radang, yang menyebar ke tempat lain dari dari tubuh manusia, di mana reaksi
yang serupa akan terjadi. Keadaan serupa juga ditemukan pada tumor ganas, yang
permulaannya timbul pada satu organ sebagai tumor primer, kemudian sel kanker
melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe menyebar ke organ lain dan
menimbulkan tumor sekunder atau metastasis. Jalannya penyakit mungkin
diperpanjang dan menimbulkan komplikasi jika kemampuan pertahanan tubuh,
perbaikan atau regenerasinya berkurang.
5.
Prognosis
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa yang
telah diketahui atau terhadap perjalanan suatu penyaki, yang dapat disebut
sebagai kemungkinan yang akan dihadapi oleh penderita. Atau dapat dinyatakan
lebih terarah/spesifik karena adanya informasi yang lengkap tentang penderita
dan penyakitnya sehingga memungkinkan untuk memberikan perkiraan yang lebih
tepat. Misalnya pada penderita kanker paru yang telah menyebar sampai hati,
tulang dan otak, sangat mungkin hidupnya hanya sampai 6 bulan lagi.
Prognosis setiap penyakit merupakan perjalanan
penyakit yang dipengaruhi oleh tindakan medis atau bedah. Jadi harus diketahui
dan dibedakan antara prognosis suatu penyakit yang sesuai dengan perjalanan
alamiah penyakit dengan prognosis penyakit yang sama pada sekelompok penderita,
yang telah mendapat pengobatan yang tepat.
Dalam menilai prognosis yang mencakup kurun waktu lama dari suatu penyakit kronis/menahun, sangat penting untuk membandingkan keberhasilan hidup sekelompok penderita dengan data actual terhadap populasi yang bebas dari penyakit tersebut.
Dalam menilai prognosis yang mencakup kurun waktu lama dari suatu penyakit kronis/menahun, sangat penting untuk membandingkan keberhasilan hidup sekelompok penderita dengan data actual terhadap populasi yang bebas dari penyakit tersebut.
Remisi dan Kambuh
Tidak semua penyakit kronis berjalan dengan sakit
terus-menerus. Beberapa mengalami periode tenang dan penderita menikmati
kondisi hidup yang relative sehat. Remisi merupakan proses perkembangan dari
kondisi aktif menjadi kondisi yang tenang. Jika tanda dan gejala timbul
kembali, proses ini dikenal sebagai kambuh (relapse).
Beberapa penyakit mungkin berjalan melalui beberapa siklus remisi dan kambuh, sebelum penderitanya sembuh atau mati karena penyakitnya. Kecenderungan dari beberapa penyakit untuk masuk dalam siklus remisi dan kambuh, mempersulit untuk menetapkan prognosis pada setiap penderita.
Beberapa penyakit mungkin berjalan melalui beberapa siklus remisi dan kambuh, sebelum penderitanya sembuh atau mati karena penyakitnya. Kecenderungan dari beberapa penyakit untuk masuk dalam siklus remisi dan kambuh, mempersulit untuk menetapkan prognosis pada setiap penderita.
6.
Morbiditas dan Mortalitas
Morbidity/ kesakitan dari suatu penyakit ialah
jumlah semua pengaruh penyakit pada penderita. Kesakitan pada suatu penyakit
tidak selalu berakhir dengan berkurangnya kemampuan/ disability penderita.
Contohnya, pada penderita infark myocard yang tidak fatal meninggalkan daerah
parut pada myocardium, yang akan mengganggu kontraksi otot dan merupakan factor
predisposisi terjadinya kegagalan jantung. Keadaan ini merupakan
kesakitan/morbidity pada penderita yang bersangkutan. Kegagalan jantung
dipaparkan dalam bentuk nafas yang pendek, aktivitas penderita yang terbatas, kedua
hal ini menunjukkan berkurangnya kemampuan penderita (disability).
Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu
kemungkinan di mana kematian merupakan hasil akhir dari suatu penyakit.
Mortalitas biasanya diformulasikan sebagai persentase seluruh penderita pada
suatu penyakit. Contohnya, angka kematian/mortality rate dari infark myocard
dinyatakan sebesar 50% pada kondisi tertentu.
7.
Epidemiologi
Epidemiologi merupakan studi terhadap penyakit pada
populasi. Epidemiologi juga untuk mengidentifikasi sebab dan perjalanan
penyakit. Kegiatan epidemiologi meliputi perekaman dan analisis data penyakit
dalam sekelompok manusia dan bukan hanya pada satu individu. Pengetahuan
tentang insiden penyakit sangat penting untuk :
a.
Penyediaan petunjuk etiologic
b.
Perencanaan upaya pencegahan
c.
Penyediaan fasilitas kedokteran
yang mencukupi
d.
Penentuan kelompok yang relevan
untuk program skrining
Epidemiologi kadang-kadang dimaksudkan sebagai
patologi populasi, sering menyediakan petunjuk penting terhadap sebab-sebab
penyakit. Contohnya, pada daerah tertentu atau kelompok individu insiden actual
suatu penyakit melampaui insiden yang diperkirakan, ini memberi arahan bahwa penyakit
dapat diakibatkan oleh :
a.
Predisposisi genetic lebih prevalen
pada populasi tersebut
b.
Sebab lingkungan lebih prevalen
pada populasi tersebut
c.
Kombinasi genetic dan factor lingkungan
d.
Insiden penyakit, prevalensi,
remisi dan mortalitas merupakan data numeric tentang pengaruh penyakit pada
populasi :
e.
Incidence rate adalah jumlah
kasus-kasus baru dari suatu penyakit pada populasi tertentu yang diketahui
dalam periode tertentu
f.
Prevalence rate adalah jumlah
kasus suatu penyakit yang ditemukan pada populasi tertentu yang diketahui dalam
periode tertentu
g.
Remission rate adalah jumlah
kasus suatu penyakit yang sembuh secara proporsional
h.
Mortality rate adalah jumlah atau
prosentase kematian suatu penyakit dalam populasi tertentu yang diketahui
III.
SISTEM
PEMBERIAN NAMA PENYAKIT
A. Tujuan System Pemberian Nama
Penyakit Adalah :
Dibawah ini merupakan tujuan system pemberian nama pada
penyakit :
- Kesamaan pemberian nama member fasilitas berkomunikasi
- Memungkinkan studi epidemiologi yang akurat
- Jenis system pemberian nama penyakit :
a.
Primer dan Sekunder
Pada pemberian
nama penyakit, kata primer dan sekunder digunakan untuk 2 maksud yaitu :
1)
Digunakan untuk menjelaskan
penyebab suatu penyakit
Primer pada lingkup ini mempunyai arti bahwa penyakit tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Kata lain yang mempunyai istilah yang sama adalah esensial, idiopatik, kriptogenik. Contohnya, hipertensi primer mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas.
Sekunder mempunyai arti bahwa penyakit merupakan komplikasi atau manifestasi beberapa lesi. Contohnya, hipertensi sekunder mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi sebagai akibat atau komplikasi penyakit lain.
Primer pada lingkup ini mempunyai arti bahwa penyakit tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Kata lain yang mempunyai istilah yang sama adalah esensial, idiopatik, kriptogenik. Contohnya, hipertensi primer mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas.
Sekunder mempunyai arti bahwa penyakit merupakan komplikasi atau manifestasi beberapa lesi. Contohnya, hipertensi sekunder mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi sebagai akibat atau komplikasi penyakit lain.
2)
Digunakan untuk
mengetahui/membedakan antara permulaan dengan stadium lanjut penyakit, terutama
pada penyakit kanker. Contohnya, tumor primer ialah tumor permulaan, darimana
sel-sel kanker yang disebarluaskan akan menyebabkan terjadinya tumor sekunder
dalam tubuh manusia.
b.
Akut dan Kronis
Merupakan terminology yang digunakan untuk
menerangkan perkembangan penyakit. Kondisi akut mempunyai perjalanan yang
cepat, sering tapi tidak selalu diikuti dengan resolusi yang cepat. Kondisi
kronis dapat diikuti proses akut, tapi yang sering ialah proses yang
tersembunyi dan berlangsung lama sampai berbulan-bulan bahkan sampai
bertahun-tahun.
Dalam hal ini, kondisi subakut yang merupakan
kondisi antara akut dan kronis jarang digunakan. Terminology subakut sering
digunakan untuk menilai kualitas alamiah proses radang. Walaupun demikian,
subakut dapat digunakan untuk menerangkan dinamika suatu penyakit.
Secara klinis, terminology di atas sering digunakan
penderita untuk menggambarkan gejala penyakitnya, misalnya sakit yang akut
mempunyai maksud berat atau jelas.
c.
Jinak dan Ganas
Jinak dan ganas merupakan terminology yang
digunakan untuk klasifikasi penyakit tertentu, sesuai dengan hasil keluarannya.
Misalnya, tumor jinak menggambarkan proses pada jaringan asal dan sangat jarang
mematikan, kecuali jika mendesak organ vital (misalnya otak). Sedangkan tumor
ganas mengadakan infiltrasi dan menyebar dari tempat asalnya dan sering
mematikan.
Contoh lain, hipertensi benigna menggambarkan
peningkatan tekanan darah yang relative ringan, yang berkembang pelan dan
bertahap serta menyebabkan kerusakan tersembunyi pada organ tubuh. Keadaan ini
berbeda dengan hipertensi maligna, di mana kenaikan tekanan darah berlangsung
cepat dan memberikan gejala dan kerusakan jaringan yang berat, misalnya sakit
kepala, penglihatan kabur, kegagalan ginjal, perdarahan otak.
B. Istilah – Istilah Dalam Nama
Penyakit
1.
Tambahan awalan
Tambahan awalan yang sering
digunakan dan artinya adalah :
a.
Ana- : tidak ada/abses, misalnya anafilaksis
b.
Dis- : kelainan/penyimpangan, misalnya dysplasia
c.
Hiper- : kelebihan di atas normal, misalnya hipertyroid
d.
Hipo- : kekurangan di bawah normal, misalnya hipotyroid
e.
Meta- : perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya metaplasia
2.
Tambahan akhiran
Tambahan akhiran yang sering
digunakan dan artinya adalah :
a.
-itis : proses radang, misalnya
apendiksitis
b.
-oma : tumor, misalnya karsinoma
c.
- osis : keadaan atau kondisi
yang tidak selalu patologis, misalnya osteoarthritis
d.
-oid : kemiripan pada sesuatu,
misalnya penyakit rheumatoid
e.
-penia : tidak adanya, misalnya
trombositopenia
f.
-sitosis : naiknya jumlah sel,
biasanya dalam darah, misalnya leukositosis
g.
-ektasis : dilatasi, misalnya
bronkiektasi
h.
-plasia : kelainan pertumbuhan,
misalnya hiperflasia
i.
-opati : bentuk abnormal yang
kehilangan karakteristiknya, misalnya limfadenopati
3.
Nama eponimosa
Penyakit atau lesi epinimous adalah pemberian nama
yang berkaitan dengan seseorang atau tempat. Nama ini biasanya digunakan jika
asal atau penyebab penyakit tidak diketahui atau ketika telah lama digunakan
sesuai hasil pemberian nama sebagai bagian dari bahasa kedokteran atau untuk
mengingat seseorang yang pertama kali menggambarkan keadaan penyakit tersebut.
Contohnya adalah :
a.
Penyakit graves : tirotoksikosis
primer
b.
Penyakit paget putting susu :
infiltrasi kulit putting susu oleh sel kanker jaringan payudara
c.
Penyakit chron : radang kronis
usus yang mengenai ileum terminalis dan menyebabkan penyempitan lumen
d.
Penyakit Hodgkin : neoplasma
kelenjar limfe yang ditandai adanya sel reed-sternberg
e.
Sel reed-sternberg : sel yang
besar, mengandung 2 inti dengan nucleoli yang prominen yang merupakan dasar
diagnosis penyakit Hodgkin
4.
Sindroma
Sindroma adalah kumpulan tanda dan gejala atau
kombinasi suatu lesi. Tanpa hal ini, penyakit tidak dapat diketahui atau
didiagnosis. Sindroma selalu mempunyai nama epinomous. Contohnya :
a.
Sindroma chusing : hiperaktivitas
korteks adrenal yang menyebabkan kegemukan, hirsutisme, hipertensi, dsb.
b.
Sindrom nefrotik : albuminuria,
hipoalbuminemia, edema
IV.
PRINSIP –
PRINSIP KLASIFIKASI PENYAKIT
Klasifikasi berguna dalam
diagnosis yang memungkinkan suatu nama digunakan untuk keadaan sakit tertentu.
Klasifikasi penyakit merupakan tingkat kategori yang relative kasar yang
kelihatannya akan berubah secara cepat. Karenanya semakin terperinci
klasifikasi suatu penyakit, semakin cenderung untuk berubah sejalan dengan
peningkatan ilmu kedokteran.
Penggunaan klasifikasi penyakit secara umum dan luas, yang paling utama didasarkan pada pathogenesis atau mekanisme penyakit. Sebagian besar penyakit dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
Penggunaan klasifikasi penyakit secara umum dan luas, yang paling utama didasarkan pada pathogenesis atau mekanisme penyakit. Sebagian besar penyakit dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Congenital
a.
Genetic
b.
Non genetic
2.
Didapat
a.
Radang
b.
Vaskuler
c.
Gangguan pertumbuhan
d.
Kerusakan dan perbaikan
e.
Gangguan metabolic dan
degenerative
Keterangan :
1.
Penyakit congenital
Penyakit congenital (kelainan genetic/kromosom dan
malformasi) terjadi sekitar 5% dari kelahiran di Inggris, yang terdiri atas :
a.
Malformasi 3,5%
Malformasi
yang sering ditemukan adalah defek jantung congenital, spina bifida, deformitas
tungkai.
b.
Defek gen tunggal 1%
Contohnya
fenilketonuria, fibrosis kistik
c.
Penyimpangan kromosom 0,5%
Contohnya
sindrom turner (XO kromosom seks), sindrom down (trisomi 21)
Penyakit congenital dimulai
sebelum lahir, tapi sebagian baru memberikan tanda dan gejala klinis setelah
dewasa. Penyakit congenital mungkin disebabkan defek genetic, baik diturunkan
dari kedua orangtuanya maupun mutasi genetic sebelum lahir atau factor luar
yang mengganggu pertumbuhan embrio atau fetus.
Contoh defek genetic adalah
sistik fibrosis yang merupakan gangguan transport membrane sel yang diturunkan
sebagai kelainan autosomal resesif dari gen orangtuanya. Contoh defek non
genetic adalah penyakit congenital hilangnya pendengaran dan kelainan jantung
sebagai akibat infeksi fetus pada ibu yang menderita rubella pada waktu
mengandung.
2.
Penyakit yang didapat
Penyakit yang didapat disebabkan oleh factor
lingkungan. Penyakit ini dikelompokkan sesuai dengan patogenesisnya.
a.
Penyakit radang
Radang
merupakan respon fisiologik jaringan yang hidup terhadap rangsanng yang
merugikan. Pemberian nama biasanya berdasarkan jenis organ yang terkena
ditambah akhiran “-itis”. Contohnya :
1)
Tonsillitis : di tonsil
2)
Apendiksitis : apendiks
3)
Dermatitis : di kulit
4)
Arthritis : di sendi
Tapi ada juga pemberian nama di luar konsep
tersebut, misalnya tuberculosis, sifilis, leprosy yang merupakan penyakit
infeksi dengan reaksi radang yang khas. Setiap kelompok penyakit radang
mempunyai bentuk tersendiri yang tergantung pada:
1)
Penyebab
2)
Respon tubuh penderita yang tepat
3)
Organ yang terkena
b.
Gangguan vaskuler
Gangguan vaskuler merupakan keadaan sebagai hasil
dari gangguan dari aliran darah, baik dari, ke, maupun di dalam organ. Pembuluh
darah merupakan saluran yang penting. Segala pengurangan aliran darah akan
menyebabkan terjadinya iskemia pada jaringan yang bersangkutan. Jika iskemia
tetap terjadi untuk waktu yang lama, akan terjadi kematian jaringan yang
disebut infark. Di Negara yang telah berkembang, gangguan vaskuler merupakan
masalah kesehatan yang besar, seperti :
1)
Infark myocard
2)
Infark otak
3)
Gangrene tungkai
4)
Syok dan kegagalan sirkulasi
c.
Gangguan pertumbuhan
Merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
yang abnormal termasuk penyesuaian terhadap perubahan lingkungan, misalnya :
1)
Pembesaran jantung pada penderita
tekanan darah tinggi
2)
Pada penderita penyakit kelenjar
pituitary yang menyebabkan berkurangnya produksi ACTH akan mengakibatkan
pelisutan kelenjar adrenal
3)
Neoplasma atau tumor
d.
Rudapaksa dan perbaikan
Rudapaksa mekanik atau trauma dapat langsung
menyebabkan penyakit, di mana kelainan yang terjadi tergantung dari sifat dan
besarnya rudapaksa. Secara khusus, mekanisme perbaikan kurang efektif pada
lanjut usia, malnutrisi, mobilitas tinggi, adanya benda asing dan infeksi.
e.
Gangguan metabolic dan degenerative
Gangguan metabolic dan degenerative sangat banyak
dan beragam. Beberapa gangguan metabolic merupakan kelainan congenital
(kesalahan metabolism waktu lahir) dan diturunkan melalui gen yang rusak dari
orangtuanya. Gangguan metabolic yang didapat contohnya diabetes mellitus, gout,
walaupun ada bagian dari predisposisi genetic, dan sebagian merupakan kelainan
sekunder akibat penyakit lain seperti hiperkalsemia. Gangguan degenerative
ditandai oleh hilangnya struktur dan fungsi jaringan.
V.
KLASIFIKASI
PENYAKIT
A. Penyakit Herediter/Familial
Disebabkan oleh kelainan
herediter dalam kromosom atau gen pada satu atau kedua orangtua yang diturunkan
pada keturunannya. Kromosom atau gen yang berubah dapat menyebabkan
dihasilkannya protein abnormal yang mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh
yang penting. Contohnya :
1.
Sindrom down akibat jumlah kromosom
abnormal pada posisi 21
2.
Hemofili akibat gen-gen resesif
yang mengakibatkan defisiensi factor VIII
B. Penyakit Congenital
Terdapat pada saat lahir,
beberapa diturunkan sedangkan yang lain dapat disebabkan oleh cacat
perkembangan yang asalnya diketahui atau tidak diketahui. Tidak semua penyakit
herediter adalah congenital dan tidak semua penyakit congenital adalah
herediter.
C. Penyakit Toksik
Disebabkan oleh ingesti racun.
Contohnya inhalasi karbonmonoksida dari buangan kenderaan bermotor dalam garasi
yang tertutup dapat menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian.
D. Penyakit Infeksi
Diakibatkan oleh invasi organism pathogen hidup,
misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing
E. Penyakit Traumatic
Disebabkan oleh cedera fisik; cedera mekanik kasar,
panas atau dingin yang ekstrem, listrik, radiasi merupakan contoh agen fisik
yang dapat menyebabkan trauma pada tubuh.
F. Penyakit Degenerative
Berkaitan dengan proses penuaan normal dan semakin
sering dengan meningkatnya rentang kehidupan. Contohnya osteoarttritis,
arteriosklerosis.
G. Penyakit Imunologik
System immune secara normal bereaksi melindungi
terhadap invasi antigen asing dan kanker. Jadi penyakit ini berkaitan dengan
reaksi system immune dalam tubuh. Hipersensitivitas/alergi, autoimmune,
imunodefisiensi merupakan tipe reaksi immune.
H. Penyakit Neoplastik
Ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang
menyebabkan berbagai jenis tumor jinak dan ganas.
I.
Penyakit yang
berhubungan dengan gizi
J. Penyakit Metabolic
Diakibatkan oleh gangguan pada beberapa proses
metabolic penting dalam tubuh. Contohnya, diabetes mellitus
Diakibatkan oleh kelainan molekul tunggal yang
menyebabkan abnormalitas produk molekuler pada aktivitas seluler. Contohnya,
anemia sel sabit akibat kelainan pada urutan 2 asam amino dalam molekul
hemoglobin sehingga menyebabkan bentuk abnormal dari sel darah merah
L. Penyakit Psikogenik
Dimulai dalam pikiran, berasal dari emosional atau
psikologik dalam kaitannya dengan suatu gejala. Contohnya, scizofrenia,
dementia
M. Penyakit Iatrogenic
Suatu penyakit atau gangguan yang ditimbulkan
secara tidak sengaja sebagai akibat pengobatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk beberapa gangguan lain. Dengan kata lain, efek-efek tersebut
dapat dihindari dengan perawatan yang benar dan tepat. Contohnya, efek samping
diuretic tiazid adalah hipokalemia yang dapat menyebabkan disritmia jantung
serius. Upaya untuk menghindarinya dapat dilakukan dengan pemantauan kadar
kalium serum yang seksama dan menyediakan makanan yang tinggi kalium.
N. Penyakit Idiopatik
Penyakit yang penyebabnya tidak diketahui.
Contohnya hipertensi esensial/idiopatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar