Senin, 13 Agustus 2018

Dasar - dasar penyakit



I.                    DEFINISI SEHAT
A.    Definisi Sehat
1.       Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
2.       Definisi sehat dalam keperawatan sehat : perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender, 1982)
3.       Sehat : fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resouces) yang menjamin tindakanuntuk perawatan diri ( self care aktions) secara adekual.self care resoureces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.self care aktions : perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkanfungsi psicososial dan spiritual. (Paune, 1983).
4.       Kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23,1992)
5.       Definisi sehat dalam bidang epidemiologi:  Ada atau tidak ada penyakit.
6.       Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, Emosional, dan spiritual.
7.       Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
8.       Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni tuhan yang maha kuasa (allah swt dalam agama islam). Misalnya Sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
 
B.   Ciri – Ciri Sehat
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, Emosional, dan spiritual.
  1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
  2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
  3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni tuhan yang maha kuasa (allah swt dalam agama islam). Misalnya Sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
  4. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
  5. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
C.   Aspek – Aspek Pendukung Kesehatan :
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.
Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor – faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah :
  1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang.
  2. Istirahat yang cukup
  3. Olah raga yang teratur
  4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
  5. Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.
Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan nemberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.

II.                  KONSEP DASAR PENYAKIT

A.     Pengertian Penyakit
Definisi sakit :
1.       Sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.( uu no.23,1992).
2.       Sakit : defiasi / penyimpangan dari status sehat.(pemons (1972))
3.       Sakit : gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk
keadaan organisme sebagai siste biologis dan penyesuaian
sosialnya.(bauman (1965).
4.       Penyakit adalah : suatu manifestasi dari timbulnya gangguan atau kelainan pada diri seseorang yang sehat. Penyakit(illness,disease) Objektif. Sakit(sick) Subjektif. seseorang sakit belum tentu ada penyakit, sebaliknya ada penyakit belum tentu sakit.
B.     Ciri – Ciri Sakit :
1.       Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
a.       Secara fisik : nyeri, panas tinggi.
b.       Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
c.       Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.
2.       Asumsi terhadap peran sakit (sick rok).penerimaan terhadap sakit.
Penyakit adalah : suatu manifestasi dari timbulnya gangguan atau kelainan pada diri seseorang yang sehat. Penyakit(illness,disease) → Objektif. Sakit (sick) → Subjektif. seseorang sakit belum tentu ada penyakit, sebaliknya ada penyakit belum tentu sakit
C.     Macam – Macam Penyakit
1.       Penyakit Menular
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (tbc, infulenza dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis, typhoid/types, dll)
2.       Penyakit tidak menular :
Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Adapun penyakit yang tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien yang pada umumnya disebakan bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran dampak dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan serta minuman termasuk merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan. Lebih lanjut akan kita bahas satu persatu berbagai macam penyakit baik itu yang menular ataupun penyakit tidak menular yang kerap diderita manusia, termasuk gajala dan proses penanganan atau pengobatannya baik dari obat-obatan medis (kimia) maupun obat – obatan tradisional. Penyakit tidak menular : amandel,penyakit ginjal, buta warna,penyakit jantung, astma dll.
a.                   Agent (bibit penyakit)
1)       Biotis (mikroorganisme, bakteri, virus). Biotis → penyakit infeksi
2)       Abiotis : nutrisi (def.vit.A), kimiawi (toksin, asap rokok,alkohol, racun), fisik(radiasi, kebakaran, bising), mekanik (kecelakaan). Abiotis → penyakit bukan infeksi.
b.       Agen penyebab yang menimbulkan penyakit
1)       Protozoa, parasit uniseluler hewan, mis Plasmodium, amoeba
2)       Metazoa, parasit multiseluler hewan, mis cacing pita
3)       Fungus, uniseluler tumbuhan,umumnya bermanfaat bagi manusia, berbahaya histoplasmosis
4)       Bakteri,patogen,mis Streptococcus B hemolyticus
5)       Rickettsiae,antara bakteri & virus, Rocky mountain spotted fever
6)       Virus,agen biologi terkecil,mis virus (Influensa,virus hepatitis)
c.       Agen biotis ditentukan  faktor :
1)       Patogenisiti : kemampuan menimbulkan penyakit (patogen/apatogen)
2)       Virulensi     : menyebabkan penyakit berat (virulen/avirulen)
3)       Antigenisiti : merangsag mekanisme pertahanan tubuh
4)       Infektifiti    : invasi, menyesuaikan diri, menetap & berkembang biak dlm pejamu
d.       Faktor yang menentukan dari host (pejamu) :
1)       Umur (faktor paling penting) : Anak kecil poliomyelitis ringan tanpa gejala, Dewasa kebal penyakit ttt (mis meningitis jarang > 25 th krn sudah terpajan agen meningokokus sebelumnya
2)       Jenis kelamin : tumor prostat pada laki-laki
3)       Ras : hemofilia pada orang Barat
4)       Status perkawinan : resiko meninggal kecelakaan lebih tingggi perjaka dibanding pria berkeluarga
5)       Jenis pekerjaan : manager mental stres, pekerja pabrik timah hitam, merkuri, radio aktif
6)       Kebiasaan hidup : merokok resiko keganasan paru lebih besar
e.       Lingkungan
1)       Fisik : musim,suhu, kelembaban udara, geografi, kota-desa, polusi udara/air
2)       Biologi : jasad renik/mikroorganisme menimbulkan penyakit. Lingkungan mrpk faktor penting mempertahankan kelangsungan hidup agen,mis malaria tidak trjadi di Kathmandu,Nepal, nyamuk penyebar malaria tidak dapat terbang di dataran tinggi.
3)       Sosial dan ekonomi : keadaan sosial ekonomi  belum memadai mudah terkena penyakit : infeksi (TBC), kelainan gizi, penduduk padat kekerasan
Blum (1974) : empat faktor berpengaruh pada faktor kesehatan :
1.       Lingkungan, termasuk sosial – budaya
2.       Perilaku
3.       Pelayanan kesehatan
4.       Genetik/keturunan (herediter)
Model-model menjelaskan timbulnya penyakit yaitu : Segitiga epidemiologi (The epidemiologic Triangle), proses penyakit merupakan kombinasi 3 faktor, agent, host and environment serta melibatkan vector.

D.     Karakteristik Penyakit
Masing-masing penyakit mempunyai seperangkat gambaran yang khas, yang memungkinkan untuk lebih dimengerti, dikelompokkan dan didiagnosis.
Karakteristik penyakit meliputi :
1.       Etiologi (sebab)
2.       Pathogenesis (mekanisme)
3.       Perubahan patologis dan klinis (manifestasi)
4.       Komplikasi dan cacat (efeknya)
5.       Prognosis
6.       Epidemiologi (insiden)
Keterangan :
1.       Etiologi
Etiologi suatu penyakit adalah penyebab penyakit itu sendiri yang merupakan inisiator serangkaian peristiwa yang menyebabkan sakitnya penderita. Atau, etiologi adalah suatu gambaran mengenai penyebab penyakit yang meliputi identifikasi factor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu.
Agen penyebab penyakit secara umum adalah :
a.       Kelainan genetic
b.       Agen infeksi; bakteri, virus, parasit, jamur
c.       Bahan kimia
d.       Radiasi
e.       Trauma mekanik
Beberapa penyakit dapat disebabkan oleh campuran beberapa factor, misalnya factor genetic dan agen infeksi. Penyakit seperti ini dikenal sebagai penyakit yang mempunyai sebab multifactor. Kadang penyebab penyakit tidak diketahui, tapi penyakit tersebut diketahui lebih sering berjangkit pada manusia yang mempunyai bentuk tubuh tertentu, pekerjaan, kebiasaan atau tempat tinggal, yang kesemuanya dikenal dengan factor resiko. Factor-faktor ini mungkin memberikan arahan pada penyebab yang tidak teridentifikasi.
Contoh etiologi, TBC disebabkan oleh basil tuberculosis dengan faktor penyebab lain adalah usia, status gizi, pekerjaan.
2.       Patogenesis
Pathogenesis penyakit adalah suatu mekanisme di mana melalui proses ini penyebab sakit bekerja, yang kemudian menghasilkan tanda dan gejala klinis maupun patologis. Atau dengan kata lain, pathogenesis menunjukkan perkembangan atau evolusi penyakit. Yang termasuk dalam pathogenesis penyakit adalah :
a.       Proses radang
Suatu respon terhadap berbagai mikroorganisme dan berbagai jenis bahan yang merugikan dan menyebabkan kerusakan jaringan
b.       Degenerasi
Kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respon atau kegagalan dari penyesuaian terhadap berbagai agen
c.       Karsinogenesis
Mekanisme di mana bahan karsinogen menyebabkan terjadinya kanker
d.       Reaksi immune
Suatu efek/reaksi system immune tubuh yang tidak diinginkan
Contohnya adalah pathogenesis TBC meliputi mekanisme invasi basilus tuberculosis ke dalam tubuh yang akhirnya menimbulkan kelainan. Hal ini berkaitan dengan proliferasi dan penyebaran basil tuberculosis sehingga menimbulkan respon peradangan, pertahanan tubuh imunologik dan rusaknya sel-sel dan jaringan yang akhirnya menimbulkan gejala kelainan.
3.       Manifestasi Bentuk dan Fungsi
Bahan/agen etiologic (sebab) bekerja melalui jalan patogenetik (mekanisme) untuk menghasilkan suatu manifestasi penyakit yang dipaparkan sebagai tanda dan gejala klinis, misalnya turunnya berat badan, nafas pendek dan gambaran yang abnormal di mana tanda dan gejala klinis dapat dipaparkan.
a.       Kelainan Bentuk
Kelainan bentuk umum yang sering menyebabkan sakit adalah :
1)       Lesi-lesi yang mengisi ruang (misalnya tumor) menghancurkan, memindah atau menekan jaringan sehat di dekatnya
2)       Penimbunan yang berlebihan atau materi abnormal dalam organ (misalnya amiloid)
3)       Letak jaringan yang abnormal (misalnya tumor heterotopy) akibat invasi, metastasis atau pertumbuhan yang abnormal
4)       Hilangnya jaringan sehat dari permukaan (misalnya ulserasi) atau dari dalam organ solid (misalnya infark)
5)       Obstruksi aliran normal dalam saluran, misalnya asma, oklusi vaskuler
6)       Rupture dari ruang viskus, misalnya aneurisma, perforasi usus
b.       Kelainan Fungsi
Kelainan fungsi yang mengakibatkan sakit adalah :
1)       Sekresi yang berlebihan dari produksi sel, misalnya mucus hidung pada influenza, hormone dengan efek yang jauh
2)       Sekresi yang tidak mencukupi dari produk sel, misalnya tidak ada insulin pada diabetes mellitus
3)       Gangguan konduksi saraf
4)       Gangguan kontraktilitas struktur otot
Rasa sakit biasanya diakibatkan satu atau campuran gejala yang biasa :
a)       Nyeri
b)       Demam
c)       Mual
d)       Lemas
c.       Lesi
Lesi merupakan kelainan struktur atau fungsi yang bertanggung jawab terhadap kondisi sehat-sakit. Misalnya seorang penderita infark myocard, infark atau jalan menuju kematian myocard merupakan suatu lesi. Tidak semua penyakit mempunyai lesi yang dapat dilihat yang berkaitan dengan sakitnya, misalnya depresi, schizophrenia.

d.       Kelainan yang patognomonik
Bentuk yang patognomonik mempunyai arti hanya dipunyai untuk satu jenis penyakit atau kategori suatu penyakit. Tanpa bentuk patognomonik ini, diagnosis tidak mungkin ditegakkan atau menjadi ragu. Contohnya, adanya mycobacterium tuberculosis, patognomonik pada penyakit TBC.
Secara klinis, bentuk patognomonik sangat berguna, sebab dapat merupakan diagnose pasti. Kehadirannya tidak akan meragukan untuk menetapkan diagnosis. Tetapi, ada beberapa penyakit yang mempunyai bentuk campuran di mana tidak satu diantara bentuk campuran tersebut dapat merupakan alat diagnostic yang mutlak. Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya bentuk campuran. Penyakit yang mempunyai bentuk campuran tersebut disebut syndrome.
4.       Komplikasi dan Cacat
Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang diperpanjang, sekunder atau jauh. Misalnya penyebaran organism penyakit infeksi dari tempat asal masuknya kuman, pada tempat itu terjadi rangsangan reaksi radang, yang menyebar ke tempat lain dari dari tubuh manusia, di mana reaksi yang serupa akan terjadi. Keadaan serupa juga ditemukan pada tumor ganas, yang permulaannya timbul pada satu organ sebagai tumor primer, kemudian sel kanker melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe menyebar ke organ lain dan menimbulkan tumor sekunder atau metastasis. Jalannya penyakit mungkin diperpanjang dan menimbulkan komplikasi jika kemampuan pertahanan tubuh, perbaikan atau regenerasinya berkurang.
5.       Prognosis
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa yang telah diketahui atau terhadap perjalanan suatu penyaki, yang dapat disebut sebagai kemungkinan yang akan dihadapi oleh penderita. Atau dapat dinyatakan lebih terarah/spesifik karena adanya informasi yang lengkap tentang penderita dan penyakitnya sehingga memungkinkan untuk memberikan perkiraan yang lebih tepat. Misalnya pada penderita kanker paru yang telah menyebar sampai hati, tulang dan otak, sangat mungkin hidupnya hanya sampai 6 bulan lagi.
Prognosis setiap penyakit merupakan perjalanan penyakit yang dipengaruhi oleh tindakan medis atau bedah. Jadi harus diketahui dan dibedakan antara prognosis suatu penyakit yang sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit dengan prognosis penyakit yang sama pada sekelompok penderita, yang telah mendapat pengobatan yang tepat.
Dalam menilai prognosis yang mencakup kurun waktu lama dari suatu penyakit kronis/menahun, sangat penting untuk membandingkan keberhasilan hidup sekelompok penderita dengan data actual terhadap populasi yang bebas dari penyakit tersebut.
Remisi dan Kambuh
Tidak semua penyakit kronis berjalan dengan sakit terus-menerus. Beberapa mengalami periode tenang dan penderita menikmati kondisi hidup yang relative sehat. Remisi merupakan proses perkembangan dari kondisi aktif menjadi kondisi yang tenang. Jika tanda dan gejala timbul kembali, proses ini dikenal sebagai kambuh (relapse).
Beberapa penyakit mungkin berjalan melalui beberapa siklus remisi dan kambuh, sebelum penderitanya sembuh atau mati karena penyakitnya. Kecenderungan dari beberapa penyakit untuk masuk dalam siklus remisi dan kambuh, mempersulit untuk menetapkan prognosis pada setiap penderita.
6.       Morbiditas dan Mortalitas
Morbidity/ kesakitan dari suatu penyakit ialah jumlah semua pengaruh penyakit pada penderita. Kesakitan pada suatu penyakit tidak selalu berakhir dengan berkurangnya kemampuan/ disability penderita. Contohnya, pada penderita infark myocard yang tidak fatal meninggalkan daerah parut pada myocardium, yang akan mengganggu kontraksi otot dan merupakan factor predisposisi terjadinya kegagalan jantung. Keadaan ini merupakan kesakitan/morbidity pada penderita yang bersangkutan. Kegagalan jantung dipaparkan dalam bentuk nafas yang pendek, aktivitas penderita yang terbatas, kedua hal ini menunjukkan berkurangnya kemampuan penderita (disability).
Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu kemungkinan di mana kematian merupakan hasil akhir dari suatu penyakit. Mortalitas biasanya diformulasikan sebagai persentase seluruh penderita pada suatu penyakit. Contohnya, angka kematian/mortality rate dari infark myocard dinyatakan sebesar 50% pada kondisi tertentu.

7.       Epidemiologi
Epidemiologi merupakan studi terhadap penyakit pada populasi. Epidemiologi juga untuk mengidentifikasi sebab dan perjalanan penyakit. Kegiatan epidemiologi meliputi perekaman dan analisis data penyakit dalam sekelompok manusia dan bukan hanya pada satu individu. Pengetahuan tentang insiden penyakit sangat penting untuk :
a.       Penyediaan petunjuk etiologic
b.       Perencanaan upaya pencegahan
c.       Penyediaan fasilitas kedokteran yang mencukupi
d.       Penentuan kelompok yang relevan untuk program skrining
Epidemiologi kadang-kadang dimaksudkan sebagai patologi populasi, sering menyediakan petunjuk penting terhadap sebab-sebab penyakit. Contohnya, pada daerah tertentu atau kelompok individu insiden actual suatu penyakit melampaui insiden yang diperkirakan, ini memberi arahan bahwa penyakit dapat diakibatkan oleh :
a.       Predisposisi genetic lebih prevalen pada populasi tersebut
b.       Sebab lingkungan lebih prevalen pada populasi tersebut
c.       Kombinasi genetic dan factor lingkungan
d.       Insiden penyakit, prevalensi, remisi dan mortalitas merupakan data numeric tentang pengaruh penyakit pada populasi :
e.       Incidence rate adalah jumlah kasus-kasus baru dari suatu penyakit pada populasi tertentu yang diketahui dalam periode tertentu
f.        Prevalence rate adalah jumlah kasus suatu penyakit yang ditemukan pada populasi tertentu yang diketahui dalam periode tertentu
g.       Remission rate adalah jumlah kasus suatu penyakit yang sembuh secara proporsional
h.       Mortality rate adalah jumlah atau prosentase kematian suatu penyakit dalam populasi tertentu yang diketahui

III.                SISTEM PEMBERIAN NAMA PENYAKIT

A.     Tujuan System Pemberian Nama Penyakit Adalah :
Dibawah ini merupakan tujuan system pemberian nama pada penyakit :
  1. Kesamaan pemberian nama member fasilitas berkomunikasi
  2. Memungkinkan studi epidemiologi yang akurat
  3. Jenis system pemberian nama penyakit :
a.       Primer dan Sekunder
Pada pemberian nama penyakit, kata primer dan sekunder digunakan untuk 2 maksud yaitu :
1)       Digunakan untuk menjelaskan penyebab suatu penyakit
Primer pada lingkup ini mempunyai arti bahwa penyakit tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Kata lain yang mempunyai istilah yang sama adalah esensial, idiopatik, kriptogenik. Contohnya, hipertensi primer mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas.
Sekunder mempunyai arti bahwa penyakit merupakan komplikasi atau manifestasi beberapa lesi. Contohnya, hipertensi sekunder mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi sebagai akibat atau komplikasi penyakit lain.
2)       Digunakan untuk mengetahui/membedakan antara permulaan dengan stadium lanjut penyakit, terutama pada penyakit kanker. Contohnya, tumor primer ialah tumor permulaan, darimana sel-sel kanker yang disebarluaskan akan menyebabkan terjadinya tumor sekunder dalam tubuh manusia.
b.       Akut dan Kronis
Merupakan terminology yang digunakan untuk menerangkan perkembangan penyakit. Kondisi akut mempunyai perjalanan yang cepat, sering tapi tidak selalu diikuti dengan resolusi yang cepat. Kondisi kronis dapat diikuti proses akut, tapi yang sering ialah proses yang tersembunyi dan berlangsung lama sampai berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Dalam hal ini, kondisi subakut yang merupakan kondisi antara akut dan kronis jarang digunakan. Terminology subakut sering digunakan untuk menilai kualitas alamiah proses radang. Walaupun demikian, subakut dapat digunakan untuk menerangkan dinamika suatu penyakit.
Secara klinis, terminology di atas sering digunakan penderita untuk menggambarkan gejala penyakitnya, misalnya sakit yang akut mempunyai maksud berat atau jelas.
c.       Jinak dan Ganas
Jinak dan ganas merupakan terminology yang digunakan untuk klasifikasi penyakit tertentu, sesuai dengan hasil keluarannya. Misalnya, tumor jinak menggambarkan proses pada jaringan asal dan sangat jarang mematikan, kecuali jika mendesak organ vital (misalnya otak). Sedangkan tumor ganas mengadakan infiltrasi dan menyebar dari tempat asalnya dan sering mematikan.
Contoh lain, hipertensi benigna menggambarkan peningkatan tekanan darah yang relative ringan, yang berkembang pelan dan bertahap serta menyebabkan kerusakan tersembunyi pada organ tubuh. Keadaan ini berbeda dengan hipertensi maligna, di mana kenaikan tekanan darah berlangsung cepat dan memberikan gejala dan kerusakan jaringan yang berat, misalnya sakit kepala, penglihatan kabur, kegagalan ginjal, perdarahan otak.
B.     Istilah – Istilah Dalam Nama Penyakit
1.       Tambahan awalan
Tambahan awalan yang sering digunakan dan artinya adalah :
a.       Ana-    : tidak ada/abses, misalnya anafilaksis
b.       Dis-     : kelainan/penyimpangan, misalnya dysplasia
c.       Hiper-  : kelebihan di atas normal, misalnya hipertyroid
d.       Hipo-   : kekurangan di bawah normal, misalnya hipotyroid
e.       Meta-   : perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya metaplasia

2.       Tambahan akhiran
Tambahan akhiran yang sering digunakan dan artinya adalah :
a.    -itis : proses radang, misalnya apendiksitis
b.    -oma : tumor, misalnya karsinoma
c.    - osis : keadaan atau kondisi yang tidak selalu patologis, misalnya osteoarthritis
d.    -oid : kemiripan pada sesuatu, misalnya penyakit rheumatoid
e.    -penia : tidak adanya, misalnya trombositopenia
f.      -sitosis : naiknya jumlah sel, biasanya dalam darah, misalnya leukositosis
g.    -ektasis : dilatasi, misalnya bronkiektasi
h.    -plasia : kelainan pertumbuhan, misalnya hiperflasia
i.      -opati : bentuk abnormal yang kehilangan karakteristiknya, misalnya limfadenopati
3.       Nama eponimosa
Penyakit atau lesi epinimous adalah pemberian nama yang berkaitan dengan seseorang atau tempat. Nama ini biasanya digunakan jika asal atau penyebab penyakit tidak diketahui atau ketika telah lama digunakan sesuai hasil pemberian nama sebagai bagian dari bahasa kedokteran atau untuk mengingat seseorang yang pertama kali menggambarkan keadaan penyakit tersebut. Contohnya adalah :
a.       Penyakit graves : tirotoksikosis primer
b.       Penyakit paget putting susu : infiltrasi kulit putting susu oleh sel kanker jaringan payudara
c.       Penyakit chron : radang kronis usus yang mengenai ileum terminalis dan menyebabkan penyempitan lumen
d.       Penyakit Hodgkin : neoplasma kelenjar limfe yang ditandai adanya sel reed-sternberg
e.       Sel reed-sternberg : sel yang besar, mengandung 2 inti dengan nucleoli yang prominen yang merupakan dasar diagnosis penyakit Hodgkin
4.       Sindroma
Sindroma adalah kumpulan tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi. Tanpa hal ini, penyakit tidak dapat diketahui atau didiagnosis. Sindroma selalu mempunyai nama epinomous. Contohnya :
a.       Sindroma chusing : hiperaktivitas korteks adrenal yang menyebabkan kegemukan, hirsutisme, hipertensi, dsb.
b.       Sindrom nefrotik : albuminuria, hipoalbuminemia, edema

IV.                PRINSIP – PRINSIP KLASIFIKASI PENYAKIT

Klasifikasi berguna dalam diagnosis yang memungkinkan suatu nama digunakan untuk keadaan sakit tertentu. Klasifikasi penyakit merupakan tingkat kategori yang relative kasar yang kelihatannya akan berubah secara cepat. Karenanya semakin terperinci klasifikasi suatu penyakit, semakin cenderung untuk berubah sejalan dengan peningkatan ilmu kedokteran.
Penggunaan klasifikasi penyakit secara umum dan luas, yang paling utama didasarkan pada pathogenesis atau mekanisme penyakit. Sebagian besar penyakit dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
1.       Congenital
a.       Genetic
b.       Non genetic
2.       Didapat
a.       Radang
b.       Vaskuler
c.       Gangguan pertumbuhan
d.       Kerusakan dan perbaikan
e.       Gangguan metabolic dan degenerative
Keterangan :
1.       Penyakit congenital
Penyakit congenital (kelainan genetic/kromosom dan malformasi) terjadi sekitar 5% dari kelahiran di Inggris, yang terdiri atas :
a.       Malformasi 3,5%
Malformasi yang sering ditemukan adalah defek jantung congenital, spina bifida, deformitas tungkai.
b.       Defek gen tunggal 1%
Contohnya fenilketonuria, fibrosis kistik
c.       Penyimpangan kromosom 0,5%
Contohnya sindrom turner (XO kromosom seks), sindrom down (trisomi 21)
Penyakit congenital dimulai sebelum lahir, tapi sebagian baru memberikan tanda dan gejala klinis setelah dewasa. Penyakit congenital mungkin disebabkan defek genetic, baik diturunkan dari kedua orangtuanya maupun mutasi genetic sebelum lahir atau factor luar yang mengganggu pertumbuhan embrio atau fetus.
Contoh defek genetic adalah sistik fibrosis yang merupakan gangguan transport membrane sel yang diturunkan sebagai kelainan autosomal resesif dari gen orangtuanya. Contoh defek non genetic adalah penyakit congenital hilangnya pendengaran dan kelainan jantung sebagai akibat infeksi fetus pada ibu yang menderita rubella pada waktu mengandung.
2.       Penyakit yang didapat
Penyakit yang didapat disebabkan oleh factor lingkungan. Penyakit ini dikelompokkan sesuai dengan patogenesisnya.
a.       Penyakit radang
Radang merupakan respon fisiologik jaringan yang hidup terhadap rangsanng yang merugikan. Pemberian nama biasanya berdasarkan jenis organ yang terkena ditambah akhiran “-itis”. Contohnya :
1)       Tonsillitis               : di tonsil
2)       Apendiksitis           : apendiks
3)       Dermatitis  : di kulit
4)       Arthritis                  : di sendi
Tapi ada juga pemberian nama di luar konsep tersebut, misalnya tuberculosis, sifilis, leprosy yang merupakan penyakit infeksi dengan reaksi radang yang khas. Setiap kelompok penyakit radang mempunyai bentuk tersendiri yang tergantung pada:
1)       Penyebab
2)       Respon tubuh penderita yang tepat
3)       Organ yang terkena

b.       Gangguan vaskuler
Gangguan vaskuler merupakan keadaan sebagai hasil dari gangguan dari aliran darah, baik dari, ke, maupun di dalam organ. Pembuluh darah merupakan saluran yang penting. Segala pengurangan aliran darah akan menyebabkan terjadinya iskemia pada jaringan yang bersangkutan. Jika iskemia tetap terjadi untuk waktu yang lama, akan terjadi kematian jaringan yang disebut infark. Di Negara yang telah berkembang, gangguan vaskuler merupakan masalah kesehatan yang besar, seperti :
1)       Infark myocard
2)       Infark otak
3)       Gangrene tungkai
4)       Syok dan kegagalan sirkulasi
c.       Gangguan pertumbuhan
Merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal termasuk penyesuaian terhadap perubahan lingkungan, misalnya :
1)       Pembesaran jantung pada penderita tekanan darah tinggi
2)       Pada penderita penyakit kelenjar pituitary yang menyebabkan berkurangnya produksi ACTH akan mengakibatkan pelisutan kelenjar adrenal
3)       Neoplasma atau tumor
d.       Rudapaksa dan perbaikan
Rudapaksa mekanik atau trauma dapat langsung menyebabkan penyakit, di mana kelainan yang terjadi tergantung dari sifat dan besarnya rudapaksa. Secara khusus, mekanisme perbaikan kurang efektif pada lanjut usia, malnutrisi, mobilitas tinggi, adanya benda asing dan infeksi.
e.       Gangguan metabolic dan degenerative
Gangguan metabolic dan degenerative sangat banyak dan beragam. Beberapa gangguan metabolic merupakan kelainan congenital (kesalahan metabolism waktu lahir) dan diturunkan melalui gen yang rusak dari orangtuanya. Gangguan metabolic yang didapat contohnya diabetes mellitus, gout, walaupun ada bagian dari predisposisi genetic, dan sebagian merupakan kelainan sekunder akibat penyakit lain seperti hiperkalsemia. Gangguan degenerative ditandai oleh hilangnya struktur dan fungsi jaringan.

V.                  KLASIFIKASI PENYAKIT

A.     Penyakit Herediter/Familial
Disebabkan oleh kelainan herediter dalam kromosom atau gen pada satu atau kedua orangtua yang diturunkan pada keturunannya. Kromosom atau gen yang berubah dapat menyebabkan dihasilkannya protein abnormal yang mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh yang penting. Contohnya :
1.       Sindrom down akibat jumlah kromosom abnormal pada posisi 21
2.       Hemofili akibat gen-gen resesif yang mengakibatkan defisiensi factor VIII
B.     Penyakit Congenital
Terdapat pada saat lahir, beberapa diturunkan sedangkan yang lain dapat disebabkan oleh cacat perkembangan yang asalnya diketahui atau tidak diketahui. Tidak semua penyakit herediter adalah congenital dan tidak semua penyakit congenital adalah herediter.
C.     Penyakit Toksik
Disebabkan oleh ingesti racun. Contohnya inhalasi karbonmonoksida dari buangan kenderaan bermotor dalam garasi yang tertutup dapat menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian.
D.     Penyakit Infeksi
Diakibatkan oleh invasi organism pathogen hidup, misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing
E.      Penyakit Traumatic
Disebabkan oleh cedera fisik; cedera mekanik kasar, panas atau dingin yang ekstrem, listrik, radiasi merupakan contoh agen fisik yang dapat menyebabkan trauma pada tubuh.
F.      Penyakit Degenerative
Berkaitan dengan proses penuaan normal dan semakin sering dengan meningkatnya rentang kehidupan. Contohnya osteoarttritis, arteriosklerosis.
G.     Penyakit Imunologik
System immune secara normal bereaksi melindungi terhadap invasi antigen asing dan kanker. Jadi penyakit ini berkaitan dengan reaksi system immune dalam tubuh. Hipersensitivitas/alergi, autoimmune, imunodefisiensi merupakan tipe reaksi immune.
H.     Penyakit Neoplastik
Ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang menyebabkan berbagai jenis tumor jinak dan ganas.
I.        Penyakit yang berhubungan dengan gizi
J.       Penyakit Metabolic
Diakibatkan oleh gangguan pada beberapa proses metabolic penting dalam tubuh. Contohnya, diabetes mellitus
K.     Penyakit Molekuler
Diakibatkan oleh kelainan molekul tunggal yang menyebabkan abnormalitas produk molekuler pada aktivitas seluler. Contohnya, anemia sel sabit akibat kelainan pada urutan 2 asam amino dalam molekul hemoglobin sehingga menyebabkan bentuk abnormal dari sel darah merah
L.      Penyakit Psikogenik
Dimulai dalam pikiran, berasal dari emosional atau psikologik dalam kaitannya dengan suatu gejala. Contohnya, scizofrenia, dementia
M.     Penyakit Iatrogenic
Suatu penyakit atau gangguan yang ditimbulkan secara tidak sengaja sebagai akibat pengobatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk beberapa gangguan lain. Dengan kata lain, efek-efek tersebut dapat dihindari dengan perawatan yang benar dan tepat. Contohnya, efek samping diuretic tiazid adalah hipokalemia yang dapat menyebabkan disritmia jantung serius. Upaya untuk menghindarinya dapat dilakukan dengan pemantauan kadar kalium serum yang seksama dan menyediakan makanan yang tinggi kalium.
N.     Penyakit Idiopatik
Penyakit yang penyebabnya tidak diketahui. Contohnya hipertensi esensial/idiopatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...