KOMBINASI STIMULASI DAN
NUTRISI SELAMA HAMIL UNTUK MENCETAK GENERASI YANG LEBIH CERDAS DAN LEBIH SEHAT
*
Dr dr Hermanto TJ Sp OG-K
Dipresentasikan pada Seminar
Sehari POLTEKES Malang 8 Mei 2011
·
Sebagian
makalah ini dipresentasikan pada Temu Ilmiah Alumni FK Unair 11 Desember 2010, dan Ultah RS Bunda Semarang 2010
ABSTRAK
Selama ini ranah
kecerdasan tidak termasuk dalam ranah kesehatan, namun termasuk dalam bidang
psikoneuroscience dan pendidikan. Namun temuan-temuan terakhir membuktikan
bahwa kesehatan tidak terpisahkan dari kecerdasan dan justru masa kehamilan
merupakan periode platinum tumbuh kembang manusia termasuk kecerdasannya.
Kecerdasan merupakan potensi biopsikososial yang sangat tergantung pada pada
jumlah sel neuron dan glia, rasio glia/ neuron dan jumlah sinaps. Saat dalam kandungan, proliferasi, migrasi,
diferensiasi, sinaptogenesis, mielinisasi dan apoptosis terjadi. Kombinasi
stimulasi dan nutrisi saat itu sangat berperan utamanya terhadap apoptosis sel
neuron piramidalis. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa stimulasi terbaik
didapatkan pada kombinasi suara yang paling harmonis(musik) dengan frekuensi
5000-8000 Hz, 60-80 x per menit ketukan, nada mayor, dimainkan dengan alat
musik biola yang dominan dan dipaparkan dengan volume, warna, urutan, durasi,
saat dan usia kehamilan yang benar.
Kriteria tsb didapatkan pada 14 lagu karya WA Mozart – sebagai catatan:
Mozart mengarang 626 komposisi. Nutrisi yang diperlukan tentunya yang seimbang
yang juga mengandung DHA pada jumlah, dosis dan jenis yang tepat. Kombinasi
stimulasi Mozart dan nutrisi termasuk DHA pada dasarnya adalah pemenuhan hak
janin sebagai individu sejak dalam kandungan yang selama ini tidak diberikan.
Penelitian Hermanto dkk menunjukkan bahwa paparan komposisi Mozart saat hamil dengan
urutan, durasi, dan saat tertentu menghasilkan jumlah sel neuron yang lebih
banyak, apoptosis dan indeks apoptosis yang lebih rendah dibanding paparan
gamelan dan dangdut(penelitian pada hewan coba). Pada manusia, paparan Mozart
ini menghasilkan Brain Derived Neurotophic Factor(BDNF) tali pusat bayi baru
lahir yang lebih tinggi. Dan semua yang kita lakukan tsb adalah untuk
menyiapkan seorang khalifah yang sehat dan cerdas yang merupakan amanah bagi
kita semua dan utamanya untuk Indonesia di masa mendatang
Kata kunci: hamil,
hak janin, stimulasi Mozart, nutrisi DHA, kecerdasan janin
“Kecerdasan
merupakan kekuatan paling dahsyat di muka bumi. Keunggulan manusia atas spesies
lain bukan disebabkan kekuatan otot atau ketajaman mata dan telinga namun karena
kecerdasannya. Temuan- temuan berikut ini membuktikan bahwa kecerdasan dibentuk
sejak dalam kandungan dan pengaruh genetic dapat diminimalisasi melalui pengkayaan lingkungan selama hamil
dengan kombinasi stimulasi dan nutrisi. Saat ini adalah era dimana untuk
pertama kali dalam sejarah, evolusi - yang sangat tergantung kecerdasan spesies
manusia, dikendalikan sendiri oleh manusia sendiri bukan oleh alam.” (Hermanto 2011)
I. INTRO
Mempunyai seorang anak yang lebih cerdas sudah pasti
merupakan impian setiap orangtua dan bahkan setiap Negara juga berkepentingan
menyiapkan generasi penerus yang lebih cerdas. Sudah diterima anggapan bahwa
bila rakyat sehat Negara kuat bila rakyat cerdas Negara akan maju. Restorasi
Meiji di Jepang sudah membuktikan bahwa pendidikan merupakan kunci utama
kemajuan bangsa, dan komponen utama dari pendidikan adalah kecerdasan. Bahkan
Harvard University sudah mencanangkan semboyan “ From Neuron to Nations”.
Gambar 1. Kemajuan bangsa tergantung kualitas
neuron rakyatnya
Upaya memperoleh
generasi yang lebih cerdas di era modern sudah berjalan dengan hasil yang
kurang memuaskan, kurang efisien, mahal, kurang efektif dan kadang-kadang
bertentangan dengan moral. Upaya tsb misalnya dengan donor sperma pria
jenius(pemenang hadiah Noble), rekayasa genetic dan kecerdasan buatan.
Upaya-upaya tsb tsb menurut hemat kami tidak akan
berhasil karena bertentangan dengan hukum-hukum alam yang berlaku.
Temuan-temuan terakhir di bidang Kedokteran fetomaternal, Psikoneurosains dan
musikologi menyatakan bahwa adalah mungkin memperoleh generasi yang lebih
cerdas dengan memperkaya lingkungan sejak dalam kandungan.
Diharapkan dengan makalah ini audiens ikut meneliti,
mencoba atau mendukung gagasan sehingga dalam tahun-tahun mendatang didapatkan
generasi Indonesia yang lebih cerdas.
Kalau tidak kita yang melakukan, siapa lagi? Kalau tidak
sekarang, kapan lagi?
II. REFRAIN
II.1.
Tumbuh Kembang otak
Pertumbuhan otak dimulai dengan fase neurolasi primer dan
neurolasi sekunder pada hari ke 18 pasca fertilisasi. Dilanjutkan dengan
pembentukan neural plate, groove dan tube. Sehingga pertumbuhan awal otak
terjadi saat ibu belum menyadari kalau hamil.
Secara rinci pertumbuhan minggu-minggu pertama otak dan
organ lain dinyatakan dengan tahapan Cagrnegie sbb:
Gambar 2. Carnegie stages
Di samping itu juga ditemukan
bahwa peristiwa-peristiwa besar saat pembentukan otak adalah:
Proliferasi, Migrasi, Diferensiasi, Mielinisasi,
Apoptosis dan Sinaptogenesis
Dari kejadian di atas, yang paling mudah dimanipulasi
adalah apoptosis dan sinaptogenesis.
Manipulasi yang paling sederhana adalah dengan kombinasi stimulasi dan nutrisi.
Namun hal ini kurang mendapat perhatian dari para pakar neurosains seperti
komentar Mistretta dkk
II.2. Kehamilan sebagai
“periode platinum” tumbuh kembang manusia
Hipotesis Michio Kushi dan
Sternberg
Dua pakar pendidikan ini menganggap bahwa kehamilan pada
dasarnya melacak perjalanan evolusi kehidupan di dalam air. Satu hari dalam
rahim setara dengan 10 juta tahun evolusi. Sehingga peristiwa-peristiwa yang
terjadi saat itu akan mempunyai dampak yang luar biasa.
Temuan
Barker
David Barker menemukan bahwa bayi-bayi yang lahir dengan
pertumbuhan janin terhambat (IUGR) akan menderita penyakit metabolic,
hipertensi dan penyakit jantung pada masa dewasanya. Temuan ini sudah
dikonfirmasi baik di Negara maju maupun berkembang dan diuji pada hewan dengan
hasil yang sama. Hipotesis ini dikenal sebagai “Fetal origin of Adult Diseases
Hypothesis” yang menyatakan bahwa
penyakit masa dewasa diprogram sejak dalam kandungan. Selanjutnya dijelaskan
pula mekanismenya adalah terjadi perubahan di tingkat seluler, di periode
kritis kehamilan, akibat “insult” yang sifatnya permanen sehingga terbawa
sampai masa dewasa.
Sampai saat ini sudah puluhan penyakit ternyata
di”program” sejak dalam kandungan termasuk endometriosis, PCOs dan
infertilitas. Yang menarik issue ini dibahas secara panjang lebar untuk awam di
majalah Time edisi 4 Oktober(“How the First Nine Months Shape the Rest of Our
Lives”) dan harian Kompas 13 Oktober 2010 (Semua Berawal dari Kandungan)
Tabel
1. Penyakit yang diprogram sejak dalam kandungan
Pertanyaannya: Bagaimana bila “insult” yang terjadi
diganti menjadi satu keadaan yang menguntungkan misalnya stimulasi? Tentunya
secara teoritis akan terbentuk satu manusia yang lebih sehat
Temuan Gilbert dkk
Gilbert dkk menemukan timetable dari perkembangan otak
dimana proliferasi sel otak berhenti sejak kehamilan 24 minggu. (Cunningham et
al 2010 menyatakan bahwa proliferasi berhenti pada usia kehamilan sekitar 26
minggu). Artinya jumlah sel otak waktu lahir lebih sedikit dibanding waktu 24
minggu dan waktu meninggal lebih sedkit dibanding waktu lahir.
Gambar
3. Proliferasi sel neuron berhenti saat usia kehamilan 24 minggu. Hal yang sama
dinyatakan oleh Cunningham et al tahun 2010. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa
hamil merupakan periode yang sangat penting untuk mendapatkan sel neuron yang
lebih banyak
Temuan Tom Bouchard
Bouchard menemukan bahwa pasangan kembar monosigot yang
terpisah sejak lahir dan dibesarkan di keluarga/ kota/ Negara berbeda mempunyai
pola kepribadian yang sama. Bukti ini bertentangan dengan teori psikologi
perkembangan yang diterima saat ini.
II.3. Temuan dari ranah
psikoneurosains
Temuan Howard Gardner
Kecerdasan menurut
Gardner didefinisikan sebagai potensi biopsikososial yang bisa dibangkitkan
pada latar budaya tertentu untuk mengkreasi dan atau untuk menyelesaikan
berbagai masalah. Selanjutnya Gardner juga menyatakan bahwa kecerdasan itu
majemuk bukan tunggal. Ada 8,5 kecerdasan yang ditemukan Gardner yaitu
kecerdasan logiko matematika, seni olah tubuh, lingkuistik, natural, spasial,
musical, interpersonal, intrapersonal dan spiritual
Temuan Marion Diamond
Beliau dan timnya menemukan bahwa jumlah glia otak Einstein
sekitar 75 % lebih banyak dibanding otak manusia biasa. Juga menyatakan bahwa
otak sangat plastis dan bisa berubah sesuai rangsangan yang diterima walaupun
pada usia lanjut. Temuan Diamond juga diperkuat oleh penelitian pakar lain yang
pada dasarnya menemukan bahwa otak membutuhkan stimulasi dari luar untuk tumbuh
dan berkembang. Semakin baik lingkungannya maka semakin berkembang
otaknya. Misalnya Bures mendapatkan
perubahan morfologis otak akibat stimulasi. Contoh lain adalah: tikus yang
diberi paparan lagu Mozart sebelumnya, akan lebih cepat menyelesaikan masalah
dan lebih sedikit kesalahan(Bodner), dan tikus yang diberi lingkungan yang
penuh tantangan mempunyai kepadatan sinaps yang lebih tinggi dan lebih “cerdas”
(Rosenzweigs)
Temuan Alfred Tomatis
Tomatis mendapatkan bahwa suara merupakan faktor
pertumbuhan dalam rahim. Dari berbagai pengamatan beliau juga mengembangkan
pengobatan berbagai penyakit anak-anak dengan mensimulasikan keadaan intra
uterine. Penulis buku “Concious ear” ini menyatakan
•
Sel-sel otak diisi ulang (recharge) oleh sesuatu dari
luar bukan dari tubuh sendiri yaitu frekuensi tertentu dari luar. Suara dari
luar masuk ke telinga dalam dan melalui lingkaran cochlea menuju ke sel-sel
corti yang berjumlah 24.600 buah sehingga bergetar. Getaran sel-sel corti
memproduksi enerji yang disalurkan ke otak dan melalui saraf vestibularis
menuju ke otot tubuh. Dan getaran ini terjadi maksimal pada frekuensi 5000
sampai 8000 hertz dan musik yang kaya dengan frekuensi ini adalah musik Mozart
utamanya simfoni no 29.
II.4. Manusia, Otak dan Musik
Friedrich Nietschze
“Without music, life would be a mistake.... I would only believe in a
God who knew how to dance.”
Hampir semua manusia menyukai music apalagi anak-anak.
Dan music nampaknya sudah “ditanamkan” di otak manusia sejak awal kehidupan.
Infant directed speech, pengenalan suara ibu oleh bayi baru lahir, jumlah orang
(laki dan perempuan) yang secara langsung menggendong dengan tangan kiri, serta
lullaby yang sarat dengan kekhasan suara wanita/ ke ibuan membuktikan hal tsb
Temuan Steven Mithen dan
Isabella Peretz
Steven Mithen- Pengarang “The Singing Neanderthals- the
Origin of Music, Language, Mind and Body” dan I Peretz- editor buku “The
Cognitive Neuroscience of Music” ini mempunyai kesamaan pandangan bahwa: musik
dan perbahasaan tidak bisa dipisahkan, dan keduanya mempunyai sejarah panjang
dalam evolusi manusia. Secara singkat terlihat dalam gambar di bawah ini
Gambar
4. Persamaan dan perbedaan musik dan bahasa menurut Mithen dan Peretz
Temuan Don Campbell
Don Campbell merupakan pemilik merek dagang “Mozart
Effect” yang meneorikan bahwa music - utamanya karya Mozart, mempunyai dampak
non hiburan misalnya dalam kesehatan dan pembelajaran. Penulis buku “Mozart
Effect” ini mencat juga pengaruh positif komposisi Mozart dalam pengobatan
misalnya skizofrenia atau stroke
Gambar
5. Perbedaan pengaruh kelompok pengobatan. Kelompok yang diberi paparan lagu
Mozart mengalami perbaikan kinerja psikologis lebih tinggi
Temuan Dan Carlson dan Dorothy
Retallack
Keduanya menemukan bahwa lagu karya Mozart lebih disukai
tanaman dan tikus. Terjadi peningkatan ukuran bila dilakukan kombinasi antara
pemberian nutrisi dan stimulasi Mozart.
Temuan Rauscher dan Shaw
Temuan ini yang mengawali ledakan penelitian di bidang
music dan otak. Ditemukan bahwa bila diberikan paparan Mozart, maka kelompok
ini akan lebih cepat menyelesaikan masalah yang bersifat temporospatial
learning.
Temuan Mark Bodner
Bodner
membandingkan pengaruh berbagai lagu terhadap otak orang dewasa dengan f MRI
dan mendapatkan bahwa Mozart berbeda dengan Beethoven dan music pop mengalami
global fashion: seluruh bagian otak “flaring” saat mendengarkanya
Gambar
6. Perbedaan fMRI otak orang dewasa saaat mendengarkan berbagai lagu
Temuan Brent Logan
Pemilik merk dagang Babyplus- perangkat untuk
mencerdaskan janin dan penulis buku
“Every Child Deserves Giftedness” ini menyatakan bahwa suara dengan durasi,
frekuensi dan irama tertentu yang diberikan saat hamil dapat mencerdaskan janin
dalam kandungan. “Cardiac curriculum” ini didasarkan pada pengaruh suara dari
luar yang diterima janin terhadap proses apoptosis otak yang utamanya meningkat
pada 4 minggu terakhir kehamilan.
Gambar 7.. Apoptosis mencapai
maksimal di minggu 36-40
Pengaruh dari temuan Logan ini adalah lebih dibutuhkannya
jumlah stimulasi pada minggu-minggu terakhir sebelum persalinan.
Temuan
beberapa pakar nutrisi
Nutrisi yang baik akan
berdampak lebih besar bila dikombinasi dengan lifestyle misalnya olah raga
Gambar 8. Peningkatan BDNF bila DHA
atau HF dikombinasi dengan olah raga
Temuan Hermanto
Dari berbagai kajian di atas dan refleksinya dibuat
beberapa model konseptual, prediksi dan penelitian sbb:
Konstelasi
model kecerdasan sbb:
Gambar
9. Kecerdasan dapat dibentuk dengan kombinasi stimulasi karya Mozart dan
Nutrisi termasuk DHA. Bila kombinasi stimulasi dan nutrisi(nurture) dipaparkan
secara benar maka pengaruh lain-lain misalnya keturunan/ genetic akan sangat
berkurang. Sehingga setiap pasangan dapat memperoleh anak cerdas meskipun
mempunyai kecerdasan rata-rata
Kecerdasan tergantung utamanya
pada jumlah sel neuron utamanya neuron piramidalis, rasio glia/ neuron dan
jumlah sinaps. Peristiwa yang mempengaruhi peristiwa-peristiwa tsb justru
sebagian besar terjadi saat kehamilan
II.5. Penelitian yang dilakukan
Judul
ada di daftar reference.
II.6. Cara pemberian stimulasi
adalah dengan menmonik 5 M 1 U
Gambar
10. Bagaimana memberikan stimulasi (5 M 1 U)
M ozart :
dengan komposisi Mozart saja
Minggu ke 20 :
paparan diberikan mulai minggu ke 20
M enempel : memnempel peru ibu sehingga
yang mendengarkan hanya janinnya bukan ibunya. Volme pelan-pelan saja sehingga
si ibu hanya lamat-lamat mendengarnya
Malam hari :
diberikan antrara jam 2000-2300
EnaM puluh menit :
satu jam saja setiap hari bukan 24 jam
Urutan yang benar :
11 lagu sampai usia 36 minggu dan 14 lagu sampai melahirkan
Urutan yang benar ini didasarkan atas analisis terhadap
masing-masing komposisi dan diujicobakan pada hewan coba dengan membandingkan
dengan urutan komposisi Mozart yang sudah ada di pasaran
Gambar
11. Perbedaan visualisasi komposisi Mozart (K265) dengan Le Boy (Rock) pada
program Cooledit pro 2
II.7. Bila pengkayaan
lingkungan selama hamil diberikan melalui kombinasi stimulasi dan nutrisi
diteruskan dari generasi maka akan ada konstanta yang menetap peningkatan
jumlah sel neuron tsb (multiplier effect) yang saat ini sedang dihitung.
II.8. Upaya pengkayaan
lingkungan sejak hamil merupakan pemenuhan hak janin
Sampai saat ini janin masih belum dianggap sebagai
individu tersendiri. Namun begitu banyak bukti yang menyatakan bahwa janin
adalah individu yang terpisah dari ibunya. Bukti-bukti tsb diantaranya:
-
Kemampuan
bertahan hidup mulai saat pembuahan, nidasi, 3 bulan pertama sampai berhasil
mencapai usia 9 bulan merupakan perjuangan untuk bertahan hidup. Prosentase
zygote sampai dengan janin usia 40 minggu makin menurun
-
Darah
ibu tidak bercampur dengan darah janin
-
Kemampuan
bertahan hidup saat dilakukan aborsi
-
Dampak
ibu yang mengalami stress atau distress (PTSD) saat hamil terhadap luaran
perinatal. Nampak bahwa janin mempunyai mekanisme pertahan diri yang masih
belum sempurna.
-
Kemampuan
merasakan nyeri, mengingat, merasakan penolakan ibu
-
Beberapa
pakar meneliti tentang fetal psychology, fetal behavior dan fetal rights
Hal-hal
tsb menyadarkan kita bahwa janin merupakan individu tersendiri. Beberapa pakar
malah mendirikan organisasi misalnya Fetus as Patient atau American Pre –
Perinatal Psychology and Health (APPAH). Sebagai individu janin tentunya
mempunyai hak (fetal rights) yang harus dihormati dan dipenuhi. Salah satu hak
yang harus dipenuhi adalah hak untuk tumbuh sesuai potensinya sebagai calon
khalifah. Sehingga pengkayaan lingkungan selama hamil dapat dianggap sebagai
upaya pemenuhan hak janin
III.
CAUDA
Harapan kami, mudah-mudahan ada sejawat yang berminat
melakukan penelitian sehingga pada akhirnya nanti hipotesis ini akan menjadi
program yang berbasis bukti. Dalam jangka panjang apa yang kita lakukan dalam
isu ini akan dapat menyumbang Negara dengan menyiapkan satu generasi yang lebih
sehat dan lebih cerdas.
Dari sisi evolusi manusia, saat ini untuk pertama kali
dalam sejarah, manusia sendiri yang mengatur evolusinya bukan alam (bukan
“natural selection”- meskipun masih tetap “survival of the fittest”)
Alamat eletronik dr Hermanto
•
Email:
www.hos_hermanto@yahoo.com
•
Blog: hos-hermanto.blogspot
KEPUSTAKAAN
• Barker DJP, Bergmann R,
Ogra PL. 2007. The Window of
Opportunity: Pre-Pregnancy to 24 Months of Age. Seminar Nestle: Bali,
Indonesia, April 1–5,
•
Campbell
D. 1997. The Mozart Effect. Tapping the
Power of Music to Heal the Body, Strengthen the Mind, and Unlock the Creative
Spirit. New York: Avon Books.
Chamberlain,
D.B. 1998. (online) Communication Before Language. http://www.birthpsychology.com/life
before/comm.html. Diakses 14 Mei 2001
Chamberlain,
D.B. 1998. Prenatal Memory and Learning.
(online) http://www.birthpsychology.com/lifebefore/fetal sense.html.
Diakses 14 Mei 2001
Chamberlain
D. 2002. The Mind of Your Newborn Baby.
New York: Dell Publishing
de
Haan M, MJ Johnson(eds). 2003. The
Cognitive Neuroscience of Brain Development. New York: Psychology Press
Halett,
E. Pre-Birth Communication: An Open Secret. (tanpa tahun) (online)(
http:// www.light-hearts.com
Hermanto T. J.
2002. Peran Baru Ahli Obstetri:
Mencerdaskan Janin dalam Kandungan. Malang: PIT POGI
Hermanto T. J.
2002. Prenatal University. Indonesiatrek:
Toward a New Brighter Generations. Surabaya: Simposium Inovasi Pendidikan
Kedokteran
Hermanto T.J. 2003.
Mencerdaskan janin dengan musik. Ultah
IBI Surabaya
Hermanto T. J.
2003. Management and Complications of
IUGR. Seminar on IUGR. Surabaya
Hermanto T. J.
2003. Komunikasi Janin-Ibu. Seminar
Early Fetal Losses. Surabaya
Hermanto T.J. 2010.
Antenatal Care di Milenium ke 3.
Jakarta: PIT Padang POGI
Hopson, J.L. 1998.
Fetal Psychology. Psychology Today, October.
Leeds, J. (tanpa
tahun). The Tomatis Method. Frequency Medicine for the 21st century, (online),(http://www.appliedmusic.com/content
frame/resources/supplemental/Tomatis.html. Diakses 16 Desember 2000).
Levitin D. 2006. This Is Your Brain on Music. London:
Atlantic Books
Mithen S. 2006. The Singing Neanderthals. The Origin of
Music, Language, Mind and Body. London: Phoenix
Peretz I, Zatorre
RJ(eds). 2003. Cognitive Neuroscience of
Music. New York: Oxford University Press
Smith, E.D. 1999. Just
Because She’s Not Born Doesn’t Mean She’s Not Listening. (online). Diakses
14 Mei 2001
Van de Carr, R,
Lehrer, M. 1999. Cara Baru Mendidik Anak sejak dalam Kandungan. Alih
bahasa: Alawiyah. Bandung: Kaifa.
Verny, T.
1988. The Secret Life of the Unborn Child. New York: Dell Publishing
Verny T. 2002.
Preparenting. Nurturing Your Child from Conception New York: Simon &
Schuster
PENELITIAN
Hermanto,
Soelih, Widjiati. 2002. Membandingkan Pengaruh Gamelan, Mozart dan Dangdut
selama Hamil terhadap Jumlah Sel Otak Baru Lahir (tikus)
Hermanto, Komang, Diah,
Djamil. 2003. Mengukur Atenuasi Suara
Luar oleh dinding Perut (domba)
Hermanto, Widjiati,
Rizarina. 2005. Menghitung
Kematian Sel Terprogram Akibat 11 Lagu Mozart (tikus)
Hermanto, Widjiati, Maksum. 2006.
Menghitung Kematian Sel Terprogram Akibat DHA (tikus)
Hermanto, Widjiati, Ismudi. Menghitung
Kematian Sel Terprogram Akibat Berbagai Urutan Lagu Mozart (tikus)
Hermanto,
Agus S, Didi D. 2004. Mempelajari Pengaruh K265 terhadap Profil Biofisik
Janin intrauteri dg Ultrasonografi 2 D dan 4 D (bumil)
Hermanto, Agus S, Indra PK. 2005. Membandingkan
Pengaruh K265 terhadap Profil Biofisik Janin intra uteri antara Siang dan Malam
(bumil)
Hermanto, Widjiati,
Ernawati. 2008. Membandingkan
indeks Apoptosis (kematian sel neuron
terprogram) Akibat Paparan 11 Lagu
Mozart Mulai Awal Dan Mulai Tengah Kebuntingan tikus
Hermanto, Margarita,
Dikman, Niken. 2009. Membandingkan
Kadar BDNF Tali Pusat Bayi Baru Lahir Antara Yang Terpapar Dengan Mozart Dan
Tanpa Paparan Selama Kehamilan Manusia
Hermanto, Margarita, Elly. 2009. Membandingkan
Kadar BDNF Tali Pusat Bayi Baru Lahir Antara Yang Terpapar Dengan DHA Dan Tanpa
Paparan Selama Kehamilan Manusia
Hermanto
TJ dan P3IK Jakarta, Puskesmas Medokan Ayu dan Balongsari Surabaya. 2009.
Kajian tentang Pengungkit Otak dalam Kemudahan, Penerimaan dan Kepatuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar