Selasa, 14 Agustus 2018

KOMBINASI STIMULASI DAN NUTRISI SELAMA HAMIL

KOMBINASI STIMULASI DAN NUTRISI SELAMA HAMIL UNTUK MENCETAK GENERASI YANG LEBIH CERDAS DAN LEBIH SEHAT *
Dr dr Hermanto TJ Sp OG-K
Dipresentasikan pada Seminar Sehari POLTEKES Malang 8 Mei 2011
·         Sebagian makalah ini dipresentasikan pada Temu Ilmiah Alumni FK Unair 11 Desember 2010,  dan Ultah RS Bunda Semarang 2010

ABSTRAK      
Selama ini ranah kecerdasan tidak termasuk dalam ranah kesehatan, namun termasuk dalam bidang psikoneuroscience dan pendidikan. Namun temuan-temuan terakhir membuktikan bahwa kesehatan tidak terpisahkan dari kecerdasan dan justru masa kehamilan merupakan periode platinum tumbuh kembang manusia termasuk kecerdasannya. Kecerdasan merupakan potensi biopsikososial yang sangat tergantung pada pada jumlah sel neuron dan glia, rasio glia/ neuron dan jumlah sinaps.  Saat dalam kandungan, proliferasi, migrasi, diferensiasi, sinaptogenesis, mielinisasi dan apoptosis terjadi. Kombinasi stimulasi dan nutrisi saat itu sangat berperan utamanya terhadap apoptosis sel neuron piramidalis. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa stimulasi terbaik didapatkan pada kombinasi suara yang paling harmonis(musik) dengan frekuensi 5000-8000 Hz, 60-80 x per menit ketukan, nada mayor, dimainkan dengan alat musik biola yang dominan dan dipaparkan dengan volume, warna, urutan, durasi, saat dan usia kehamilan yang benar.  Kriteria tsb didapatkan pada 14 lagu karya WA Mozart – sebagai catatan: Mozart mengarang 626 komposisi. Nutrisi yang diperlukan tentunya yang seimbang yang juga mengandung DHA pada jumlah, dosis dan jenis yang tepat. Kombinasi stimulasi Mozart dan nutrisi termasuk DHA pada dasarnya adalah pemenuhan hak janin sebagai individu sejak dalam kandungan yang selama ini tidak diberikan. Penelitian Hermanto dkk menunjukkan bahwa paparan komposisi Mozart saat hamil dengan urutan, durasi, dan saat tertentu menghasilkan jumlah sel neuron yang lebih banyak, apoptosis dan indeks apoptosis yang lebih rendah dibanding paparan gamelan dan dangdut(penelitian pada hewan coba). Pada manusia, paparan Mozart ini menghasilkan Brain Derived Neurotophic Factor(BDNF) tali pusat bayi baru lahir yang lebih tinggi. Dan semua yang kita lakukan tsb adalah untuk menyiapkan seorang khalifah yang sehat dan cerdas yang merupakan amanah bagi kita semua dan utamanya untuk Indonesia di masa mendatang
Kata kunci: hamil, hak janin, stimulasi Mozart, nutrisi DHA, kecerdasan janin


“Kecerdasan merupakan kekuatan paling dahsyat di muka bumi. Keunggulan manusia atas spesies lain bukan disebabkan kekuatan otot atau ketajaman mata dan telinga namun karena kecerdasannya. Temuan- temuan berikut ini membuktikan bahwa kecerdasan dibentuk sejak dalam kandungan dan pengaruh genetic dapat diminimalisasi  melalui pengkayaan lingkungan selama hamil dengan kombinasi stimulasi dan nutrisi. Saat ini adalah era dimana untuk pertama kali dalam sejarah, evolusi - yang sangat tergantung kecerdasan spesies manusia, dikendalikan sendiri oleh manusia sendiri bukan oleh alam.”  (Hermanto 2011)

I. INTRO
            Mempunyai seorang anak yang lebih cerdas sudah pasti merupakan impian setiap orangtua dan bahkan setiap Negara juga berkepentingan menyiapkan generasi penerus yang lebih cerdas. Sudah diterima anggapan bahwa bila rakyat sehat Negara kuat bila rakyat cerdas Negara akan maju. Restorasi Meiji di Jepang sudah membuktikan bahwa pendidikan merupakan kunci utama kemajuan bangsa, dan komponen utama dari pendidikan adalah kecerdasan. Bahkan Harvard University sudah mencanangkan semboyan “ From Neuron to Nations”.   
 Gambar 1. Kemajuan bangsa tergantung kualitas neuron rakyatnya
Upaya memperoleh generasi yang lebih cerdas di era modern sudah berjalan dengan hasil yang kurang memuaskan, kurang efisien, mahal, kurang efektif dan kadang-kadang bertentangan dengan moral. Upaya tsb misalnya dengan donor sperma pria jenius(pemenang hadiah Noble), rekayasa genetic dan kecerdasan buatan.
            Upaya-upaya tsb tsb menurut hemat kami tidak akan berhasil karena bertentangan dengan hukum-hukum alam yang berlaku. Temuan-temuan terakhir di bidang Kedokteran fetomaternal, Psikoneurosains dan musikologi menyatakan bahwa adalah mungkin memperoleh generasi yang lebih cerdas dengan memperkaya lingkungan sejak dalam kandungan.
            Diharapkan dengan makalah ini audiens ikut meneliti, mencoba atau mendukung gagasan sehingga dalam tahun-tahun mendatang didapatkan generasi Indonesia yang lebih cerdas.
            Kalau tidak kita yang melakukan, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

II. REFRAIN
II.1. Tumbuh Kembang otak
            Pertumbuhan otak dimulai dengan fase neurolasi primer dan neurolasi sekunder pada hari ke 18 pasca fertilisasi. Dilanjutkan dengan pembentukan neural plate, groove dan tube. Sehingga pertumbuhan awal otak terjadi saat ibu belum menyadari kalau hamil.
            Secara rinci pertumbuhan minggu-minggu pertama otak dan organ lain dinyatakan dengan tahapan Cagrnegie sbb:
Gambar 2. Carnegie stages
Di samping itu juga ditemukan bahwa peristiwa-peristiwa besar saat pembentukan otak adalah:
            Proliferasi, Migrasi, Diferensiasi, Mielinisasi,     Apoptosis dan Sinaptogenesis
            Dari kejadian di atas, yang paling mudah dimanipulasi adalah  apoptosis dan sinaptogenesis. Manipulasi yang paling sederhana adalah dengan kombinasi stimulasi dan nutrisi. Namun hal ini kurang mendapat perhatian dari para pakar neurosains seperti komentar Mistretta dkk

II.2. Kehamilan sebagai “periode platinum” tumbuh kembang manusia
Hipotesis Michio Kushi dan Sternberg
            Dua pakar pendidikan ini menganggap bahwa kehamilan pada dasarnya melacak perjalanan evolusi kehidupan di dalam air. Satu hari dalam rahim setara dengan 10 juta tahun evolusi. Sehingga peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu akan mempunyai dampak yang luar biasa.
Temuan Barker
            David Barker menemukan bahwa bayi-bayi yang lahir dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR) akan menderita penyakit metabolic, hipertensi dan penyakit jantung pada masa dewasanya. Temuan ini sudah dikonfirmasi baik di Negara maju maupun berkembang dan diuji pada hewan dengan hasil yang sama. Hipotesis ini dikenal sebagai “Fetal origin of Adult Diseases Hypothesis”  yang menyatakan bahwa penyakit masa dewasa diprogram sejak dalam kandungan. Selanjutnya dijelaskan pula mekanismenya adalah terjadi perubahan di tingkat seluler, di periode kritis kehamilan, akibat “insult” yang sifatnya permanen sehingga terbawa sampai masa dewasa.
            Sampai saat ini sudah puluhan penyakit ternyata di”program” sejak dalam kandungan termasuk endometriosis, PCOs dan infertilitas. Yang menarik issue ini dibahas secara panjang lebar untuk awam di majalah Time edisi 4 Oktober(“How the First Nine Months Shape the Rest of Our Lives”) dan harian Kompas 13 Oktober 2010 (Semua Berawal dari Kandungan)
Tabel 1. Penyakit yang diprogram sejak dalam kandungan

            Pertanyaannya: Bagaimana bila “insult” yang terjadi diganti menjadi satu keadaan yang menguntungkan misalnya stimulasi? Tentunya secara teoritis akan terbentuk satu manusia yang lebih sehat

Temuan Gilbert dkk
            Gilbert dkk menemukan timetable dari perkembangan otak dimana proliferasi sel otak berhenti sejak kehamilan 24 minggu. (Cunningham et al 2010 menyatakan bahwa proliferasi berhenti pada usia kehamilan sekitar 26 minggu). Artinya jumlah sel otak waktu lahir lebih sedikit dibanding waktu 24 minggu dan waktu meninggal lebih sedkit dibanding waktu lahir.

Gambar 3. Proliferasi sel neuron berhenti saat usia kehamilan 24 minggu. Hal yang sama dinyatakan oleh Cunningham et al tahun 2010. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa hamil merupakan periode yang sangat penting untuk mendapatkan sel neuron yang lebih banyak

Temuan Tom Bouchard
            Bouchard menemukan bahwa pasangan kembar monosigot yang terpisah sejak lahir dan dibesarkan di keluarga/ kota/ Negara berbeda mempunyai pola kepribadian yang sama. Bukti ini bertentangan dengan teori psikologi perkembangan yang diterima saat ini.

II.3. Temuan dari ranah psikoneurosains
Temuan Howard Gardner
Kecerdasan menurut Gardner didefinisikan sebagai potensi biopsikososial yang bisa dibangkitkan pada latar budaya tertentu untuk mengkreasi dan atau untuk menyelesaikan berbagai masalah. Selanjutnya Gardner juga menyatakan bahwa kecerdasan itu majemuk bukan tunggal. Ada 8,5 kecerdasan yang ditemukan Gardner yaitu kecerdasan logiko matematika, seni olah tubuh, lingkuistik, natural, spasial, musical, interpersonal, intrapersonal dan spiritual
Temuan Marion Diamond
            Beliau dan timnya menemukan bahwa jumlah glia otak Einstein sekitar 75 % lebih banyak dibanding otak manusia biasa. Juga menyatakan bahwa otak sangat plastis dan bisa berubah sesuai rangsangan yang diterima walaupun pada usia lanjut. Temuan Diamond juga diperkuat oleh penelitian pakar lain yang pada dasarnya menemukan bahwa otak membutuhkan stimulasi dari luar untuk tumbuh dan berkembang. Semakin baik lingkungannya maka semakin berkembang otaknya.   Misalnya Bures mendapatkan perubahan morfologis otak akibat stimulasi. Contoh lain adalah: tikus yang diberi paparan lagu Mozart sebelumnya, akan lebih cepat menyelesaikan masalah dan lebih sedikit kesalahan(Bodner), dan tikus yang diberi lingkungan yang penuh tantangan mempunyai kepadatan sinaps yang lebih tinggi dan lebih “cerdas” (Rosenzweigs)

Temuan Alfred Tomatis
            Tomatis mendapatkan bahwa suara merupakan faktor pertumbuhan dalam rahim. Dari berbagai pengamatan beliau juga mengembangkan pengobatan berbagai penyakit anak-anak dengan mensimulasikan keadaan intra uterine. Penulis buku “Concious ear” ini menyatakan
       Sel-sel otak diisi ulang (recharge) oleh sesuatu dari luar bukan dari tubuh sendiri yaitu frekuensi tertentu dari luar. Suara dari luar masuk ke telinga dalam dan melalui lingkaran cochlea menuju ke sel-sel corti yang berjumlah 24.600 buah sehingga bergetar. Getaran sel-sel corti memproduksi enerji yang disalurkan ke otak dan melalui saraf vestibularis menuju ke otot tubuh. Dan getaran ini terjadi maksimal pada frekuensi 5000 sampai 8000 hertz dan musik yang kaya dengan frekuensi ini adalah musik Mozart utamanya simfoni no 29.

II.4. Manusia, Otak dan Musik
Friedrich Nietschze
“Without music, life would be a mistake.... I would only believe in a God who knew how to dance.”

            Hampir semua manusia menyukai music apalagi anak-anak. Dan music nampaknya sudah “ditanamkan” di otak manusia sejak awal kehidupan. Infant directed speech, pengenalan suara ibu oleh bayi baru lahir, jumlah orang (laki dan perempuan) yang secara langsung menggendong dengan tangan kiri, serta lullaby yang sarat dengan kekhasan suara wanita/ ke ibuan membuktikan hal tsb
Temuan Steven Mithen dan Isabella Peretz
            Steven Mithen- Pengarang “The Singing Neanderthals- the Origin of Music, Language, Mind and Body” dan I Peretz- editor buku “The Cognitive Neuroscience of Music” ini mempunyai kesamaan pandangan bahwa: musik dan perbahasaan tidak bisa dipisahkan, dan keduanya mempunyai sejarah panjang dalam evolusi manusia. Secara singkat terlihat dalam gambar di bawah ini

 Gambar 4. Persamaan dan perbedaan musik dan bahasa menurut Mithen dan Peretz

Temuan Don Campbell
            Don Campbell merupakan pemilik merek dagang “Mozart Effect” yang meneorikan bahwa music - utamanya karya Mozart, mempunyai dampak non hiburan misalnya dalam kesehatan dan pembelajaran. Penulis buku “Mozart Effect” ini mencat juga pengaruh positif komposisi Mozart dalam pengobatan misalnya skizofrenia atau stroke
Gambar 5. Perbedaan pengaruh kelompok pengobatan. Kelompok yang diberi paparan lagu Mozart mengalami perbaikan kinerja psikologis lebih tinggi

Temuan Dan Carlson dan Dorothy Retallack
            Keduanya menemukan bahwa lagu karya Mozart lebih disukai tanaman dan tikus. Terjadi peningkatan ukuran bila dilakukan kombinasi antara pemberian nutrisi dan stimulasi Mozart.

Temuan Rauscher dan Shaw
            Temuan ini yang mengawali ledakan penelitian di bidang music dan otak. Ditemukan bahwa bila diberikan paparan Mozart, maka kelompok ini akan lebih cepat menyelesaikan masalah yang bersifat temporospatial learning.

Temuan Mark Bodner
Bodner membandingkan pengaruh berbagai lagu terhadap otak orang dewasa dengan f MRI dan mendapatkan bahwa Mozart berbeda dengan Beethoven dan music pop mengalami global fashion: seluruh bagian otak “flaring” saat mendengarkanya

Gambar 6. Perbedaan fMRI otak orang dewasa saaat mendengarkan berbagai lagu

Temuan Brent Logan
            Pemilik merk dagang Babyplus- perangkat untuk mencerdaskan janin  dan penulis buku “Every Child Deserves Giftedness” ini menyatakan bahwa suara dengan durasi, frekuensi dan irama tertentu yang diberikan saat hamil dapat mencerdaskan janin dalam kandungan. “Cardiac curriculum” ini didasarkan pada pengaruh suara dari luar yang diterima janin terhadap proses apoptosis otak yang utamanya meningkat pada 4 minggu terakhir kehamilan.


Gambar 7.. Apoptosis mencapai maksimal di minggu 36-40
            Pengaruh dari temuan Logan ini adalah lebih dibutuhkannya jumlah stimulasi pada minggu-minggu terakhir sebelum persalinan.

Temuan beberapa pakar nutrisi
Nutrisi yang baik akan berdampak lebih besar bila dikombinasi dengan lifestyle misalnya olah raga
Gambar 8. Peningkatan BDNF bila DHA atau HF dikombinasi dengan olah raga

Temuan Hermanto
            Dari berbagai kajian di atas dan refleksinya dibuat beberapa model konseptual, prediksi dan penelitian sbb:
Konstelasi model kecerdasan sbb:

Gambar 9. Kecerdasan dapat dibentuk dengan kombinasi stimulasi karya Mozart dan Nutrisi termasuk DHA. Bila kombinasi stimulasi dan nutrisi(nurture) dipaparkan secara benar maka pengaruh lain-lain misalnya keturunan/ genetic akan sangat berkurang. Sehingga setiap pasangan dapat memperoleh anak cerdas meskipun mempunyai kecerdasan rata-rata

Kecerdasan tergantung utamanya pada jumlah sel neuron utamanya neuron piramidalis, rasio glia/ neuron dan jumlah sinaps. Peristiwa yang mempengaruhi peristiwa-peristiwa tsb justru sebagian besar terjadi saat kehamilan

II.5.  Penelitian yang dilakukan
Judul ada di daftar reference.

II.6. Cara pemberian stimulasi adalah dengan menmonik 5 M 1 U

Gambar 10. Bagaimana memberikan stimulasi (5 M 1 U)
            M ozart                       : dengan komposisi Mozart saja
            Minggu ke 20                        : paparan diberikan mulai minggu ke 20
            M enempel                 : memnempel peru ibu sehingga yang mendengarkan hanya janinnya bukan ibunya. Volme pelan-pelan saja sehingga si ibu hanya lamat-lamat mendengarnya
            Malam hari                : diberikan antrara jam 2000-2300
            EnaM puluh menit   : satu jam saja setiap hari bukan 24 jam
            Urutan yang benar  : 11 lagu sampai usia 36 minggu dan 14 lagu sampai melahirkan
            Urutan yang benar ini didasarkan atas analisis terhadap masing-masing komposisi dan diujicobakan pada hewan coba dengan membandingkan dengan urutan komposisi Mozart yang sudah ada di pasaran


Gambar 11. Perbedaan visualisasi komposisi Mozart (K265) dengan Le Boy (Rock) pada program  Cooledit pro 2

II.7. Bila pengkayaan lingkungan selama hamil diberikan melalui kombinasi stimulasi dan nutrisi diteruskan dari generasi maka akan ada konstanta yang menetap peningkatan jumlah sel neuron tsb (multiplier effect) yang saat ini sedang dihitung.

II.8. Upaya pengkayaan lingkungan sejak hamil merupakan pemenuhan hak janin
            Sampai saat ini janin masih belum dianggap sebagai individu tersendiri. Namun begitu banyak bukti yang menyatakan bahwa janin adalah individu yang terpisah dari ibunya. Bukti-bukti tsb diantaranya:
-          Kemampuan bertahan hidup mulai saat pembuahan, nidasi, 3 bulan pertama sampai berhasil mencapai usia 9 bulan merupakan perjuangan untuk bertahan hidup. Prosentase zygote sampai dengan janin usia 40 minggu makin menurun
-          Darah ibu tidak bercampur dengan darah janin
-          Kemampuan bertahan hidup saat dilakukan aborsi
-          Dampak ibu yang mengalami stress atau distress (PTSD) saat hamil terhadap luaran perinatal. Nampak bahwa janin mempunyai mekanisme pertahan diri yang masih belum sempurna.
-          Kemampuan merasakan nyeri, mengingat, merasakan penolakan ibu
-          Beberapa pakar meneliti tentang fetal psychology, fetal behavior dan fetal rights
Hal-hal tsb menyadarkan kita bahwa janin merupakan individu tersendiri. Beberapa pakar malah mendirikan organisasi misalnya Fetus as Patient atau American Pre – Perinatal Psychology and Health (APPAH). Sebagai individu janin tentunya mempunyai hak (fetal rights) yang harus dihormati dan dipenuhi. Salah satu hak yang harus dipenuhi adalah hak untuk tumbuh sesuai potensinya sebagai calon khalifah. Sehingga pengkayaan lingkungan selama hamil dapat dianggap sebagai upaya pemenuhan hak janin

III. CAUDA
            Harapan kami, mudah-mudahan ada sejawat yang berminat melakukan penelitian sehingga pada akhirnya nanti hipotesis ini akan menjadi program yang berbasis bukti. Dalam jangka panjang apa yang kita lakukan dalam isu ini akan dapat menyumbang Negara dengan menyiapkan satu generasi yang lebih sehat dan lebih cerdas.
            Dari sisi evolusi manusia, saat ini untuk pertama kali dalam sejarah, manusia sendiri yang mengatur evolusinya bukan alam (bukan “natural selection”- meskipun masih tetap “survival of the fittest”)

Alamat eletronik dr Hermanto
       Email: www.hos_hermanto@yahoo.com
       Blog:    hos-hermanto.blogspot

KEPUSTAKAAN
       Barker DJP,  Bergmann R,  Ogra PL. 2007. The Window of Opportunity: Pre-Pregnancy to 24 Months of Age. Seminar Nestle: Bali, Indonesia, April 1–5,
       Campbell D. 1997. The Mozart Effect. Tapping the Power of Music to Heal the Body, Strengthen the Mind, and Unlock the Creative Spirit. New York: Avon Books.
Chamberlain, D.B. 1998. (online) Communication Before Language. http://www.birthpsychology.com/life before/comm.html. Diakses 14 Mei 2001
Chamberlain, D.B. 1998. Prenatal Memory and Learning.  (online) http://www.birthpsychology.com/lifebefore/fetal sense.html. Diakses 14 Mei 2001 
Chamberlain D. 2002. The Mind of Your Newborn Baby. New York: Dell Publishing
de Haan M, MJ Johnson(eds). 2003. The Cognitive Neuroscience of Brain Development. New York: Psychology Press 
Halett, E. Pre-Birth Communication: An Open Secret. (tanpa tahun) (online)( http:// www.light-hearts.com
Hermanto T. J. 2002. Peran Baru Ahli Obstetri: Mencerdaskan Janin dalam Kandungan. Malang: PIT POGI
Hermanto T. J. 2002. Prenatal University. Indonesiatrek: Toward a New Brighter Generations. Surabaya: Simposium Inovasi Pendidikan Kedokteran
Hermanto T.J. 2003. Mencerdaskan janin dengan musik. Ultah IBI Surabaya
Hermanto T. J. 2003. Management and Complications of IUGR. Seminar on IUGR. Surabaya
Hermanto T. J. 2003. Komunikasi Janin-Ibu. Seminar Early Fetal Losses. Surabaya
Hermanto T.J. 2010. Antenatal Care di Milenium ke 3. Jakarta: PIT Padang POGI
Hopson, J.L. 1998. Fetal Psychology. Psychology Today, October.
Leeds, J. (tanpa tahun). The Tomatis Method. Frequency Medicine for the 21st  century, (online),(http://www.appliedmusic.com/content frame/resources/supplemental/Tomatis.html. Diakses 16 Desember 2000).
Levitin D. 2006. This Is Your Brain on Music. London: Atlantic Books
Mithen S. 2006. The Singing Neanderthals. The Origin of Music, Language, Mind and Body. London: Phoenix
Peretz I, Zatorre RJ(eds). 2003. Cognitive Neuroscience of Music. New York: Oxford University Press
Smith, E.D. 1999. Just Because She’s Not Born Doesn’t Mean She’s Not Listening. (online). Diakses 14 Mei 2001
Van de Carr, R, Lehrer, M. 1999. Cara Baru Mendidik Anak sejak dalam Kandungan. Alih bahasa: Alawiyah. Bandung: Kaifa. 
Verny, T. 1988. The Secret Life of the Unborn Child. New York: Dell Publishing
Verny T. 2002. Preparenting. Nurturing Your Child from Conception New York: Simon & Schuster


PENELITIAN

Hermanto, Soelih, Widjiati. 2002. Membandingkan Pengaruh Gamelan, Mozart dan Dangdut selama Hamil terhadap Jumlah Sel Otak Baru Lahir (tikus)
Hermanto, Komang, Diah, Djamil. 2003. Mengukur Atenuasi Suara Luar oleh dinding Perut (domba)
Hermanto, Widjiati, Rizarina. 2005. Menghitung Kematian Sel Terprogram Akibat 11 Lagu Mozart (tikus)
Hermanto, Widjiati, Maksum. 2006. Menghitung Kematian Sel Terprogram Akibat DHA (tikus)
Hermanto, Widjiati, Ismudi. Menghitung Kematian Sel Terprogram Akibat Berbagai Urutan Lagu Mozart (tikus)
Hermanto, Agus S, Didi D. 2004. Mempelajari Pengaruh K265 terhadap Profil Biofisik Janin intrauteri dg Ultrasonografi 2 D dan 4 D (bumil)
Hermanto, Agus S, Indra PK. 2005. Membandingkan Pengaruh K265 terhadap Profil Biofisik Janin intra uteri antara Siang dan Malam (bumil)
Hermanto, Widjiati, Ernawati. 2008. Membandingkan indeks Apoptosis (kematian sel  neuron terprogram)  Akibat Paparan 11 Lagu Mozart Mulai Awal Dan Mulai Tengah Kebuntingan  tikus
Hermanto, Margarita, Dikman, Niken. 2009. Membandingkan Kadar BDNF Tali Pusat Bayi Baru Lahir Antara Yang Terpapar Dengan Mozart Dan Tanpa Paparan Selama Kehamilan Manusia
Hermanto, Margarita, Elly. 2009. Membandingkan Kadar BDNF Tali Pusat Bayi Baru Lahir Antara Yang Terpapar Dengan DHA Dan Tanpa Paparan Selama Kehamilan Manusia
Hermanto TJ dan P3IK Jakarta, Puskesmas Medokan Ayu dan Balongsari Surabaya. 2009. Kajian tentang Pengungkit Otak dalam Kemudahan, Penerimaan dan Kepatuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...