Senin, 13 Agustus 2018

penyakit sistem genitourinaria


GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

  1. PENDAHULUAN
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat – zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin.  Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga kehidupan.
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin. Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
  1. INFEKSI SALURAN UROGENITAL
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti :
1.    Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
2.    Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.



  1. PENYAKIT GLOMERULAR
1.    Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
2.    Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

D.   OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
                        Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1.    Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
2.      Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
a.    Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan azotemia (uremia) yaitu :
1)    Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
2)    Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia ( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan metabolit). Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.
b.    Nekrosis Tubular Akut
Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).
c.    Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama (beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal).


Penyebab penyakit gagal ginjal kronik yaitu :
1.    Penyakit imunologis
a.    Glomerulonefritis
b.    Lupus eritematosus sistematik
c.    Poliarteritis nodosa
2.    Infeksi
a. Pielonefritis
b.  Tuberkulosis
3.    Obstruksi urine
a.    Hipertrofi prostat
b.    Batu ginjal
c.    Konstriksi urine
d.    Neoplasma
4.    Penyakit metabolic
a.  Diabetes mellitus
b.  Asam urat
5.    Penyakit vaskuler
a.    Hipertensi
b.    Infark
6.    Penyakit hereditar /bawaan
a.    Penyakit ginjal polikistik
7.    Nefrotoksin
a.    Analgetika atau nyeri
b.    Keracunan logam berat





  1. BEBERAPA GANGGUAN, KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
1.    Anatomi system perkemihan dan gangguan system perkemihan
a.    Ginjal
Ginjal berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Kedua ginjal tersebut terletak di dalam rongga perut dekat pinggang dan berbentuk seperti kacang merah.ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri. Kerja ginjal berkaitan erat dengan pembentukan urin yang mengandung zat-zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Fungsi utama ginjal adalah :
1)    Menyaring darah
2)    Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya ammonia
3)    Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebih (misalnya gula dan vitamin) serta berbahaya (misalnya obat-obatan dan zat warna)
4)    Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi
5)    Mengatur keseimbangan asam basa karena ginjal tidak hanya dapat mengubah pengeluaran H+, tetapi juga menahan atau membuang hco3-  sesuai dengan kondisi tubuh.
Ginjal mengandung jutaan alat penyaring yang di sebut nefron. Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil. Setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan tubulus (saluran). Badan malpighi terdiri atas kapsula bowman (simpai bowman) dan glomerulus.
Tubulus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tubulus yang dekat dengan badan malpighi (tubulus kontortus proksimal), tubulus yang jauh dari badan malpighi  (tubulus kontortus distal), dan tubulus pengumpul. Tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal dihubungkan oleh lengkung henle. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkuung henle asendens (menanjak) dan lengkung henle desendens (menurun). Melalui nefron, urin disalurkan kedalam pelvis ginjal dan setelah itu disalurkan ke ureter.
Uremik Stomatitis
Stomatitis Uremia cukup jarang, hanya sering ditemui pada gagal ginjal kronik yang tidak terdiagnosis atau tidak terobati. Kerak atau plak yang nyeri sebagian besar terdistribusi di mukosa bukal, dasar atau dorsal lidah, dan pada dasar rongga mulut. Angka insidensinya telah menurun seiring dengan tersedianya peralatan dialysis di banyak rumah sakit. Mekanisme yang diterima yang melatarbelakangi timbulnya uremik stomatitis yaitu luka pada mukosa dan iritasi kimia akibat senyawa amonia yang terbentuk dari hidrolisis urea oleh urease saliva.
Hal ini terjadi bila konsentrasi urea intraoral melebihi 30 mmol/L. Diatesis hemoragik yang berasal dari inhibisi agregasi platelet dapat juga berperan dalam terjadinya hemoragik lokal, yang menyebabkan turunnya viabilitas dan vitalitas jaringan yang terkena, yang akhirnya menyebabkan infeksi bakteri.
Ada 2 jenis uremik stomatitis (27), pada tipe I, terdapat eritema lokal atau general di mukosa mulut, dan eksudat pseudomembran tebal abu-abu yang tidak berdarah/ulserasi bila diambil. Gejala lain dapat berupa nyeri, rasa terbakar, xerostomia, halitosis, perdarahan gingiva, dysgeusia, atau infeksi candida. Pada tipe II, dapat terjadi ulserasi bila pseudomembran tersebut diambil. Tipe ini dapat mengindikasikan bentuk stomatitis yang lebih parah, infeksi sekunder, anemia atau gangguan hematologik sistemik yang mendasari ayn disebabkan oleh gagal ginjal. Secara histologik, kedua tipe uremik stomatitis tersebut menunjukkan proses inflamtorik yang berat, dengan infiltrasi berat lekosit pmn dan nekrosis mukosa mulut. Kolonisasi bakteri yan sering ditemukan adalah Fusobacterium, spirochaeta, atau candida.
1)    Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh banyak kista. Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit ini mengenai anak-anak, akan bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian. Bila mengenai orang dewasa, gejala akan timbul setelah pasien berusia 30 tahun. Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, men­desak jaringan ginjal dan sekitarnya yang berangsur-angsur menghancurkan jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien menderita kegagalan ginjal.
2)    Pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostik. Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu dilakukan pemeriksaan IVP (intravenous pyeiography). Penggambaran dengan kontras dari piala ginjal dan saluran-salurannya. Tindakan ini untuk melihat fungsi sekresi dan ekskresi dari kedua ginjal, melihat apakah ada bate radiopaque dan radio luccut, dan melihat apakah ada kelainan pada ginjal.
3)    Penatalaksanaan
Tindakan pengobaton Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal polikistik meliputi :
a)  Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
b)  Pasien harus istirahat di tempat tidur.
c)  Pembedahan dengan operasi Rovsings, suatu tindakan untuk melubangi kista, ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Persiapan untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk operasi pada umumnya.
d)  Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal ginjal. Bila ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, pasien mengalami gagal ginjal.
e)  Penatalaksanaan. Untuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra, dilatasi uretra dengan bougi, don drainase supra pubik.
4)    Prognosis.
Gangguan ini pada anak-anak dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kegagalan ginjal. Bila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat menyebabkan retensi kronik.
b.    Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
1)    Epidemiologi
Kanker sering terjadi. Dapat dianggap bahwa sekitar sepuluh persen pria di atas usia enam puluh tahun terkena kanker prostat. Di bawah lima puluh tahun, jarang atau tidak pernah terlihat, sementara di atas tujuh puluh tahun di negara-negara Barat, kanker ini adalah tumor ganas pada pria yang paling banyak terjadi. Insidensinya meningkat yang untuk sebagian merupakan akibat meningkatnya diagnosis dini dan kanker prostat tanpa gejala.
Di seluruh dunia, ada banyak perbedaan dalam hal munculnya kanker prostat. Di Asia Timur insidensinya rendah, sedangkan di Eropa Selatan dan Amerika Latin insidensinya sedang. Dibandingkan dengan pria kulit putih di Amerika Serikat, insidensi antara pria kulit hitam di AS, adalah dua kali lipat, sementara pria di Jepang jarang terkena kanker prostat, dibandingkan dengan orang kulit putih di AS.
Insidensinya juga rendah di antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon kelamin pria adalah penting, bahkan merupakan syarat utama pada terjadinya kanker prostat; pada pria yang kelenjar testisnya diangkat (kebiri), penyakit ini tidak tampak. Perbedaan mencolok dalam insidensi ini, tentu saja menunjuk ke fakto – faktor eksternal. Faktor mana, anehnya, tidak jelas.
Tentu saja orang otomatis mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola mondial; lemak dan protein berlebihan’. Namun, hal ini tidak pernah dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam memberikan nasihat untuk mencegah kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang pasti adalah usia, tetapi penuaan tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada sepuluh persen kanker prostat, ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan. Beberapa keluarga dipantau sesuai skema penelitian tahunan tertentu dengan pemeriksaan rektal (DRE = digital rectal examination) dan pemeriksaan darah (PSA = prostate spesific antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan endo-ekho, kalau perlu diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat ditunjukkan adanya sel-sel tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.
2)    Gejala Klinis
Gejala awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di perut bagian bawah.
3)    Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi retrograd. CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan menunjukkan pertumbuhan kanker. Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker. Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor yang kecil.

4)    Terapi
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter (nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
c.    Vesika Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh avaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n. splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1 – L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n. splanchnicus pelvicus S2 – S4, yang berperan sebagai sensorik dan motoric
1)    Epidemiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko :
a)  Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
b)           Merokok,merupakan faktor resiko utama
c)  Lingkungan kerja Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker inikarena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
d)           Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis)
e)  Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya
f)   Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapatpada orang Asia.- Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
g)  Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini
2)    Gejala Klinis
Gejalanya bisa berupa:
a)    Hematuria (adanya darah dalam air kemih)
b)    Rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
c)    Desakan untuk berkemih
d)    Sering berkemih.
3)    Diagnosa
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.
4)    Penatalaksanaan
a)    Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
b)    Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.
c)    USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.
d)    Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
e)    Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.


5)    Terapi
Faktor – faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan meliputi jenis tumor, kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Faktor – faktor tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena kecepatan kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau dinding laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.
d.    Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Pada wanita, panjang uretra adalah sekitar 3,75 cm dan pada pria panjang uretra adalah sekitar 20 cm.
Kanker uretra lebih sering terjadi pada wanita. Bagian dari uretra yang terletak di dekat lubang keluarnya disebut uretra anterior dan kanker yang bermula dari daerah ini disebut kanker uretra anterior. Bagian dari uretra yang terletak di dekat kandung kemih disebut uretra posterior dan kanker yang berawal di daerah ini disebut kanker uretra posterior. Uretra posterior terletak lebih dekat dengan kandung kemih dan jaringan lainnya, sehingga kanker di daerah ini lebih mungkin tumbuh menembus lapisan dalam uretra dan jaringan di dekatnya. Kadang penderita kanker kandung kemih juga menderita kanker uretra yang disebut sebagai kanker uretra yang berhubungan dengan kanker kandung kemih.
Kanker uretra kambuhan adalah kanker uretra yang kambuh kembali setelah diobati, bisa kambuh di tempat yang sama atau di bagian tubuh yang lain. Karunkulus uretra adalah pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa pertumbuhan kecil, berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada wanita. Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini diatasi dengan pengangkatan melalui pembedahan.
1)    Epidemiologi
Meskipun sampai saat ini penyebab pasti dari kanker kandung kemih belum diketahui, beberapa faktor risiko untuk penyakit ini telah diidentifikasi. Faktor risiko terbesar bagi berkembangnya kanker kandung kemih adalah merokok. Ketika orang merokok, karsinogen diserap ke paru – paru dan masuk ke aliran darah. Darah kemudian disaring oleh ginjal dan limbah tersebut kemudian dikonversi dalam urin, yang kemudian akan dialirkan ke kandung kemih untuk keluar dari tubuh. Namun, karsinogen dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan kerusakan kandung kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan bahan kimia tertentu juga meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan pewarna sangat erat kaitannya dengan perkembangan kanker kandung kemih. Zat kimia seperti amina aromatik yang sering digunakan di pabrik-pabrik yang memproduksi kulit, karet, cat, dan produk lain juga dicurigai sebagai pemicu kanker kandung kemih. Orang yang sering terpapar bahan-bahan seperti  zat penata rambut, melukis dan bahan percetakan lebih berpotensi kanker kandung kemih disbanding mereka yang bekerja di industri lain. Faktor risiko lain untuk kanker kandung kemih meliputi:
a)    Ras Kaukasia
b)    Laki – laki dewasa
c)    Pertambahan usia
d)    Riwayat keluarga dengan kanker kandung kemih
e)    Kandung kemih cacat lahir
f)     Peradangan kronis kandung kemih (cystitis)
g)    Tidak cukup mengkonsumsi cairan
2)    Gejala Klinis
Gejala pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang mungkin hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga tampak sebagai air kemih yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa tersumbat, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan sedikit.
3)    Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui dan merasakan adanya benjolan di dalam uretra. Pada pria, sebuah sitoskopi bisa dimasukkan ke dalam penis untuk melihat uretra. Jika ditemukan sel atau tanda-tanda kelainan, maka diambil contoh jaringan untuk diperiksa dengan mikroskop (biopsi).


4)    Terapi
Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara :
a)    Pembedahan : Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker  Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari :
1)    Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
2)    Terapi laser.
3)    Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra).
Pada pria, sebagian penis yang mengandung kanker uretra bisa diangkat melalui pembedahan yang disebut penektomi parsial. Kadang dilakukan pengangkatan seluruh penis (penektomi). Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah plastik untuk membuat penis yang baru. Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat uretra, kandung kemih dan vagina. Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah plastik.
Kanker uretra anterior
a)    Untuk wanita:
1)    Elektrofulgurasi
2)    Terapi laser
3)    Terapi penyinaran eksternal atau internal
4)    Terapi penyinaran diikuti oleh pembedahan atau terapi pembedahan saja untuk mengangkat uretra dan organ di panggul bawah (eksanterasi anterior) atau untuk mengangkat tumornya saja (jika kecil). Dibuat saluran baru untuk membuang air kemih (diversi uriner).
b)    Untuk pria:
1)    Elektrofulgurasi
2)    Terapi laser
3)    Penektomi parsial

  1. TERAPI PENYINARAN
Seperti halnya system organ yang lain, system ekskresi tidak luput juga dari gangguan dan kelainan, ataupun penyakit, baik akibat infeksi kuman / mikroba pathogen maupun penyebab lainnya yang terkadang tidak / belum diketahui. Berikut ini adalah beberapa kelainan, gangguan dan penyakit yang lazim terdapat pada system ekskresi manusia terutama system urinaria.
Beberapa Kelainan , gangguan pada system urinaria.
1.    Anuria, merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi ginjal
2.    Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh adanya senyawa protein pada urin. Ini bias disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus
3.    Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal kalsium fosfat yang kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut sebagai batu ginjal. Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa menyebabkan terjadinya stagnasi urin
4.    Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan pada bagian ginjal yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal sebagai organ ekskresi menjadi terganggu.
5.    Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular, terutama penyakit jengkering ( scarlet fever ) . Biasanya ini terjadi pada anak-anak dan remaja. Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua usianya dengan tanda-tanda , seperti ; hipertensi, pengerasan pembuluh darah ( sclerosis ) pada ginjal  atau bias juga glomerulus dan tubula telah mengalami kerusakan cukup lama.
6.    Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal yang akut dan dapat menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi jantung berhenti secara tiba-tiba .
7.    Uremia, merupakan suatu kondisi di mana darah mengandung zat-zat sisa metabolisme seperti urea dan tidak mampu diekskresikan. Kondisi ini berlanjut dengan munculnya odeem / bengkak pada bagian tubuh terutama pada bagian anggota gerak bawah ( kaki ).
8.    Sistitis, merupakan peradangan pada  membrane mukosa yang melapisi kantung urin ( vesica urinaria ) disebabkan oleh infeksi mekroba tertentu ataupun peradangan ginjal yang meluas hingga kantung urin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...