GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
- PENDAHULUAN
Sistem
perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat – zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). Sistem perkemihan merupakan
sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh
yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat menjadi
racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi unrine (buang air
kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari
kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ
yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk
membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin. Proses ini berlangsung terus. Hanya pada
kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ dari saluran kemih, fungsinya
menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal
adalah organ vital penyangga kehidupan.
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari
kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ
yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk
membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin. Adapun susunan sistem perkemihan
(sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika
urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
- INFEKSI SALURAN UROGENITAL
Infeksi
saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula
disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang
terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti
:
1. Sistitis
Sistitis
adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria,
karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor
resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis,
pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila
berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis
ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan
keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin
berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
2. Pielonefritis
Pielonefritis
adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman
yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal.
Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua
tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat
menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal.
Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila,
jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
- PENYAKIT GLOMERULAR
1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh
Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala
yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai
dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk
antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini
dapat menyebabkan gagal ginjal.
2. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis
dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria
(>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan
edema generalisata.
D.
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
Obstruksi saluran kemih disebabkan
oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif
dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal
ginjal, bila tidak diatasi.
1. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya
diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan
meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan
membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol
adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama
dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek
berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron
plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum
adanya penurunan kadar plasma itu.
2. Gagal Ginjal
Penyakit
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih
pada kaum lanjut usia.
a. Gagal Ginjal Akut
Gagal
ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan
cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi
mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal.
Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan azotemia
(uremia) yaitu :
1) Peningkatan produk limbah nitrogen
dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
2) Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia ( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan metabolit). Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia ( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan metabolit). Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.
b. Nekrosis Tubular Akut
Penyebab
Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25
menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2
jam menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik berupa
antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan
sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen
(mioglobin, hemoglobin).
c. Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan
gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan
cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan
terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai
dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif.
Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama
(beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis
peritoneal).
Penyebab
penyakit gagal ginjal kronik yaitu :
1. Penyakit imunologis
a. Glomerulonefritis
b. Lupus eritematosus sistematik
c. Poliarteritis nodosa
2. Infeksi
a. Pielonefritis
a. Pielonefritis
b. Tuberkulosis
3. Obstruksi urine
a. Hipertrofi prostat
b. Batu ginjal
c. Konstriksi urine
d. Neoplasma
4. Penyakit metabolic
a. Diabetes mellitus
b. Asam urat
5. Penyakit vaskuler
a. Hipertensi
b. Infark
6. Penyakit hereditar /bawaan
a. Penyakit ginjal polikistik
7. Nefrotoksin
a. Analgetika atau nyeri
b. Keracunan logam berat
1.
Anatomi system perkemihan
dan gangguan system perkemihan
a.
Ginjal
Ginjal berjumlah sepasang
dan berwarna merah tua. Kedua ginjal tersebut terletak di dalam rongga perut
dekat pinggang dan berbentuk seperti kacang merah.ginjal kanan terletak lebih
rendah dari ginjal kiri. Kerja ginjal berkaitan erat dengan pembentukan urin
yang mengandung zat-zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Fungsi utama ginjal adalah :
1)
Menyaring darah
2)
Mengekskresikan zat – zat
sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya ammonia
3)
Mengekskresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebih (misalnya gula dan vitamin) serta berbahaya (misalnya
obat-obatan dan zat warna)
4)
Mengatur keseimbangan air
dan garam dengan cara osmoregulasi
5)
Mengatur keseimbangan asam
basa karena ginjal tidak hanya dapat mengubah pengeluaran H+, tetapi juga
menahan atau membuang hco3- sesuai
dengan kondisi tubuh.
Ginjal mengandung jutaan
alat penyaring yang di sebut nefron. Nefron merupakan satuan struktural dan
fungsional ginjal yang terkecil. Setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan
tubulus (saluran). Badan malpighi terdiri atas kapsula bowman (simpai bowman)
dan glomerulus.
Tubulus dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu tubulus yang dekat dengan badan malpighi (tubulus kontortus
proksimal), tubulus yang jauh dari badan malpighi (tubulus kontortus distal), dan tubulus
pengumpul. Tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal dihubungkan
oleh lengkung henle. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkuung henle
asendens (menanjak) dan lengkung henle desendens (menurun). Melalui nefron,
urin disalurkan kedalam pelvis ginjal dan setelah itu disalurkan ke ureter.
Uremik
Stomatitis
Stomatitis Uremia cukup jarang, hanya sering ditemui pada
gagal ginjal kronik yang tidak terdiagnosis atau tidak terobati. Kerak atau
plak yang nyeri sebagian besar terdistribusi di mukosa bukal, dasar atau dorsal
lidah, dan pada dasar rongga mulut. Angka insidensinya telah menurun seiring
dengan tersedianya peralatan dialysis di banyak rumah sakit. Mekanisme yang
diterima yang melatarbelakangi timbulnya uremik stomatitis yaitu luka pada
mukosa dan iritasi kimia akibat senyawa amonia yang terbentuk dari hidrolisis
urea oleh urease saliva.
Hal ini terjadi bila konsentrasi urea intraoral melebihi
30 mmol/L. Diatesis hemoragik yang berasal dari inhibisi agregasi platelet
dapat juga berperan dalam terjadinya hemoragik lokal, yang menyebabkan turunnya
viabilitas dan vitalitas jaringan yang terkena, yang akhirnya menyebabkan
infeksi bakteri.
Ada 2 jenis uremik stomatitis (27), pada tipe
I, terdapat eritema lokal atau general di mukosa mulut, dan eksudat
pseudomembran tebal abu-abu yang tidak berdarah/ulserasi bila diambil. Gejala
lain dapat berupa nyeri, rasa terbakar, xerostomia, halitosis, perdarahan
gingiva, dysgeusia, atau infeksi candida. Pada tipe II, dapat terjadi ulserasi
bila pseudomembran tersebut diambil. Tipe ini dapat mengindikasikan bentuk
stomatitis yang lebih parah, infeksi sekunder, anemia atau gangguan hematologik
sistemik yang mendasari ayn disebabkan oleh gagal ginjal. Secara histologik,
kedua tipe uremik stomatitis tersebut menunjukkan proses inflamtorik yang
berat, dengan infiltrasi berat lekosit pmn dan nekrosis mukosa mulut.
Kolonisasi bakteri yan sering ditemukan adalah Fusobacterium, spirochaeta, atau
candida.
1)
Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik
merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh banyak kista. Penyebab kelainan
ini adalah heriditas. Bila penyakit ini mengenai anak-anak, akan bersifat
progresif dan dapat menyebabkan kematian. Bila mengenai orang dewasa, gejala
akan timbul setelah pasien berusia 30 tahun. Ginjal dipenuhi oleh kista yang
demikian membesar, mendesak jaringan ginjal dan sekitarnya yang berangsur-angsur
menghancurkan jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien menderita kegagalan
ginjal.
2)
Pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostik.
Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu dilakukan pemeriksaan IVP
(intravenous pyeiography). Penggambaran dengan kontras dari piala ginjal dan
saluran-salurannya. Tindakan ini untuk melihat fungsi sekresi dan ekskresi dari
kedua ginjal, melihat apakah ada bate radiopaque dan radio luccut, dan melihat
apakah ada kelainan pada ginjal.
3)
Penatalaksanaan
Tindakan pengobaton Penatalaksanaan
pasien dengan penyakit ginjal polikistik meliputi :
a)
Diet rendah protein yang
memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
b)
Pasien harus istirahat di
tempat tidur.
c)
Pembedahan dengan operasi
Rovsings, suatu tindakan untuk melubangi kista, ini dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri. Persiapan untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk
operasi pada umumnya.
d)
Dialisis renal dan
transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal ginjal. Bila ginjal tidak
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, pasien mengalami gagal ginjal.
e)
Penatalaksanaan. Untuk
gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra, dilatasi uretra dengan bougi, don
drainase supra pubik.
4)
Prognosis.
Gangguan ini pada anak-anak
dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa bila tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan kegagalan ginjal. Bila penatalaksanaan pada keadaan akut
kurang baik dapat menyebabkan retensi kronik.
b.
Ureter
Ureter merupakan saluran
sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi,
sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari
ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi
pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara
postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara
ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical
mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa
tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis
renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica
urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
1)
Epidemiologi
Kanker sering terjadi. Dapat
dianggap bahwa sekitar sepuluh persen pria di atas usia enam puluh tahun
terkena kanker prostat. Di bawah lima puluh tahun, jarang atau tidak pernah
terlihat, sementara di atas tujuh puluh tahun di negara-negara Barat, kanker
ini adalah tumor ganas pada pria yang paling banyak terjadi. Insidensinya
meningkat yang untuk sebagian merupakan akibat meningkatnya diagnosis dini dan
kanker prostat tanpa gejala.
Di seluruh dunia, ada banyak
perbedaan dalam hal munculnya kanker prostat. Di Asia Timur insidensinya
rendah, sedangkan di Eropa Selatan dan Amerika Latin insidensinya sedang.
Dibandingkan dengan pria kulit putih di Amerika Serikat, insidensi antara pria
kulit hitam di AS, adalah dua kali lipat, sementara pria di Jepang jarang
terkena kanker prostat, dibandingkan dengan orang kulit putih di AS.
Insidensinya juga rendah di
antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon kelamin pria adalah penting, bahkan
merupakan syarat utama pada terjadinya kanker prostat; pada pria yang kelenjar
testisnya diangkat (kebiri), penyakit ini tidak tampak. Perbedaan mencolok
dalam insidensi ini, tentu saja menunjuk ke fakto – faktor eksternal. Faktor
mana, anehnya, tidak jelas.
Tentu saja orang otomatis
mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola mondial; lemak dan protein
berlebihan’. Namun, hal ini tidak pernah dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam
memberikan nasihat untuk mencegah kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang
pasti adalah usia, tetapi penuaan tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada
sepuluh persen kanker prostat, ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan.
Beberapa keluarga dipantau sesuai skema penelitian tahunan tertentu dengan
pemeriksaan rektal (DRE = digital rectal examination) dan pemeriksaan darah
(PSA = prostate spesific antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan
endo-ekho, kalau perlu diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat
ditunjukkan adanya sel-sel tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.
2)
Gejala Klinis
Gejala awal biasanya berupa
hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air kemih tersumbat, bisa
terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di
perut bagian bawah.
3)
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi retrograd. CT
scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan
menunjukkan pertumbuhan kanker. Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air
kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker. Ureteroskopi atau nefroskopi
digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor yang kecil.
4)
Terapi
Jika kanker belum menyebar,
maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter (nefroureterektomi). Tetapi jika
ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal,
maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung
kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
c.
Vesika Urinaria
Vesica urinaria, sering juga
disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine
yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra
dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica
urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ
lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta
pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica
urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex,
fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan
inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan
lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot
m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae
pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan
suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter
dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae
walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi
oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis
inferior digantikan oleh avaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria
terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui
n. splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1 – L2.
Adapun persarafan parasimpatis melalui n. splanchnicus pelvicus S2 – S4, yang
berperan sebagai sensorik dan motoric
1)
Epidemiologi
Penyebab yang pasti dari
kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan
bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko :
a)
Usia, resiko terjadinya
kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
b)
Merokok,merupakan faktor
resiko utama
c)
Lingkungan kerja Beberapa
pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di
tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
Beberapa pekerja memiliki
resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker inikarena di tempatnya bekerja
ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri
karet, kimia, kulit.
d)
Infeksi, terutama infeksi
parasit (skistosomiasis)
e)
Pemakaian siklofosfamid atau
arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya
f)
Ras, orang kulit putih
memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapatpada orang Asia.-
Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
g)
Riwayat keluarga.
Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki
resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari
adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya
kanker ini
2)
Gejala Klinis
Gejalanya bisa berupa:
a)
Hematuria (adanya darah
dalam air kemih)
b)
Rasa terbakar atau rasa
nyeri ketika berkemih
c)
Desakan untuk berkemih
d)
Sering berkemih.
3)
Diagnosa
Tidak ada tes screening dini
yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat dilakukan sitologi urine
untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih dengan salin mungkin
akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV
untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih.
Biopsy pada daerah yang dicurigai.
4)
Penatalaksanaan
a)
Pemeriksaan air kemih
menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
b)
Sistografi atau urografi
intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding
kandung kemih.
c)
USG, CT scan atau MRI bisa
menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.
d)
Sistoskopi dilakukan untuk
melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk
pemeriksaan mikroskopik.
e)
Kadang sistoskopi digunakan
untuk mengangkat kanker.
5)
Terapi
Faktor – faktor yang
mempengaruhi rencana pengobatan meliputi jenis tumor, kedalam invasi tumor
dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Faktor – faktor
tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan
vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil.
Karena kecepatan kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi
mungkin dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang
telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi
yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental
digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau dinding
laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif
atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan yang konservatif,
sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria
meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan
pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi
urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen
ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan
lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak
membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker
kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit
invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah
daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien
yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang
telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.
d.
Uretra
Uretra merupakan saluran
yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat
beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki
panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan
dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5
cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna
(otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter
externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita
hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).
Kanker Uretra adalah suatu
keganasan yang jarang terjadi, yang ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan
saluran tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Pada wanita, panjang
uretra adalah sekitar 3,75 cm dan pada pria panjang uretra adalah sekitar 20
cm.
Kanker uretra lebih sering
terjadi pada wanita. Bagian dari uretra yang terletak di dekat lubang keluarnya
disebut uretra anterior dan kanker yang bermula dari daerah ini disebut kanker
uretra anterior. Bagian dari uretra yang terletak di dekat kandung kemih
disebut uretra posterior dan kanker yang berawal di daerah ini disebut kanker
uretra posterior. Uretra posterior terletak lebih dekat dengan kandung kemih
dan jaringan lainnya, sehingga kanker di daerah ini lebih mungkin tumbuh
menembus lapisan dalam uretra dan jaringan di dekatnya. Kadang penderita kanker
kandung kemih juga menderita kanker uretra yang disebut sebagai kanker uretra
yang berhubungan dengan kanker kandung kemih.
Kanker uretra kambuhan
adalah kanker uretra yang kambuh kembali setelah diobati, bisa kambuh di tempat
yang sama atau di bagian tubuh yang lain. Karunkulus uretra adalah pertumbuhan
jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa pertumbuhan kecil,
berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada wanita.
Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini
diatasi dengan pengangkatan melalui pembedahan.
1)
Epidemiologi
Meskipun sampai saat ini
penyebab pasti dari kanker kandung kemih belum diketahui, beberapa faktor
risiko untuk penyakit ini telah diidentifikasi. Faktor risiko terbesar bagi
berkembangnya kanker kandung kemih adalah merokok. Ketika orang merokok,
karsinogen diserap ke paru – paru dan masuk ke aliran darah. Darah kemudian
disaring oleh ginjal dan limbah tersebut kemudian dikonversi dalam urin, yang
kemudian akan dialirkan ke kandung kemih untuk keluar dari tubuh. Namun,
karsinogen dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan kerusakan kandung
kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan bahan kimia tertentu
juga meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Bahan kimia yang digunakan dalam
pembuatan pewarna sangat erat kaitannya dengan perkembangan kanker kandung
kemih. Zat kimia seperti amina aromatik yang sering digunakan di pabrik-pabrik
yang memproduksi kulit, karet, cat, dan produk lain juga dicurigai sebagai
pemicu kanker kandung kemih. Orang yang sering terpapar bahan-bahan
seperti zat penata rambut, melukis dan
bahan percetakan lebih berpotensi kanker kandung kemih disbanding mereka yang
bekerja di industri lain. Faktor risiko lain untuk kanker kandung kemih
meliputi:
a)
Ras Kaukasia
b)
Laki – laki dewasa
c)
Pertambahan usia
d)
Riwayat keluarga dengan
kanker kandung kemih
e)
Kandung kemih cacat lahir
f)
Peradangan kronis kandung
kemih (cystitis)
g)
Tidak cukup mengkonsumsi
cairan
2)
Gejala Klinis
Gejala pertama biasanya
adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang mungkin hanya dapat diketahui
dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga tampak sebagai air kemih yang
berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa tersumbat, sehingga penderita
mengalami kesulitan dalam berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan
sedikit.
3)
Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui dan merasakan adanya benjolan di dalam uretra. Pada pria,
sebuah sitoskopi bisa dimasukkan ke dalam penis untuk melihat uretra. Jika
ditemukan sel atau tanda-tanda kelainan, maka diambil contoh jaringan untuk
diperiksa dengan mikroskop (biopsi).
4)
Terapi
Pengobatan untuk kanker
uretra bisa dilakukan dengan cara :
a)
Pembedahan : Terapi
penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya
untuk membunuh sel-sel kanker Kemoterapi,
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Pembedahan untuk
mengangkat kanker uretra terdiri dari :
1)
Elektrofulgurasi,
menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di
sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
2)
Terapi laser.
3)
Sistouretrektomi
(pengangkatan kandung kemih dan uretra).
Pada pria, sebagian penis
yang mengandung kanker uretra bisa diangkat melalui pembedahan yang disebut
penektomi parsial. Kadang dilakukan pengangkatan seluruh penis (penektomi). Setelah
sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah plastik untuk
membuat penis yang baru. Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat
uretra, kandung kemih dan vagina. Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah
plastik.
Kanker uretra anterior
a)
Untuk wanita:
1)
Elektrofulgurasi
2)
Terapi laser
3)
Terapi penyinaran eksternal
atau internal
4)
Terapi penyinaran diikuti
oleh pembedahan atau terapi pembedahan saja untuk mengangkat uretra dan organ
di panggul bawah (eksanterasi anterior) atau untuk mengangkat tumornya saja
(jika kecil). Dibuat saluran baru untuk membuang air kemih (diversi uriner).
b)
Untuk pria:
1)
Elektrofulgurasi
2)
Terapi laser
3)
Penektomi parsial
- TERAPI PENYINARAN
Seperti
halnya system organ yang lain, system ekskresi tidak luput juga dari gangguan
dan kelainan, ataupun penyakit, baik akibat infeksi kuman / mikroba pathogen
maupun penyebab lainnya yang terkadang tidak / belum diketahui. Berikut ini adalah beberapa
kelainan, gangguan dan penyakit yang lazim terdapat pada system ekskresi
manusia terutama system urinaria.
Beberapa Kelainan , gangguan pada system urinaria.
1. Anuria, merupakan gangguan kemampuan
ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi ginjal
2. Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh
adanya senyawa protein pada urin. Ini bias disebabkan oleh adanya kerusakan
pada glomerulus
3. Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal
kalsium fosfat yang kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut
sebagai batu ginjal. Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa
menyebabkan terjadinya stagnasi urin
4. Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan
pada bagian ginjal yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi
ginjal sebagai organ ekskresi menjadi terganggu.
5. Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular,
terutama penyakit jengkering ( scarlet fever ) . Biasanya ini terjadi
pada anak-anak dan remaja. Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang
yang lebih tua usianya dengan tanda-tanda , seperti ; hipertensi, pengerasan
pembuluh darah ( sclerosis ) pada ginjal atau bias juga glomerulus dan
tubula telah mengalami kerusakan cukup lama.
6. Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal
yang akut dan dapat menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi
jantung berhenti secara tiba-tiba .
7. Uremia, merupakan suatu kondisi di mana
darah mengandung zat-zat sisa metabolisme seperti urea dan tidak mampu
diekskresikan. Kondisi ini berlanjut dengan munculnya odeem / bengkak
pada bagian tubuh terutama pada bagian anggota gerak bawah ( kaki ).
8. Sistitis, merupakan peradangan pada
membrane mukosa yang melapisi kantung urin ( vesica urinaria ) disebabkan oleh
infeksi mekroba tertentu ataupun peradangan ginjal yang meluas hingga kantung
urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar