BAKTERI
Adalah
makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Untuk
menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan
satuan mikron (diberi simbol huruf m). Bakteri yang biasanya diteliti di
Laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5-2 m lebarnya 1-5 m panjangnya. Sel
pada bakteri merupakan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki membran
inti. Oleh karena itu bakteri disebut juga organisme prokariot.
Dahulu
pengukuran ini dilakukan dengan jalan membandingkan ukuran butir darah merah,
yang pada waktu itu sudah diketahui besarnya. Sekarang pengukurannya yang lebih
tepat dilakukan dengan alat mikrometer yang diletakkan pada lensa okuler, dan
skala yang terdapat pada mikrometer ini dibandingkan dengan mikrometer yang
diletakkan pada kaca objek.
Walaupun
berukuran kecil bakteri memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan,
baik peran yang menguntungkan maupun yang merugikan. Beberapa jenis bakteri
terlibat dalam proses pengolahan makanan dan limbah industri, atau berperan
menyuburkan tanah. Namun jenis bakteri lain dapat menimbulkan berbagai penyakit
baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Kita perlu mempelajari bakteri agar
dapat memanfaatkan bakteri bagi kehidupan dan sebaliknya dapat menghindari
akibat negatif yang ditimbulkan. Ilmu yang mengkaji tentang bakteri adalah
bakteriologi.
A. Ciri-ciri bakteri
Secara umum ciri-ciri bakteri yang termasuk Eubakteria adalah
sebagai berikut :
1. Organisme multiseluler (memiliki banyak sel)
2. Prokariotik (tidak memiliki membran sel )
3. Tidak memiliki klorofil
4. Ukuran sangat renik, mikroskopik (1-5 mikron)
5. Bentuknya beraneka ragam
6. Hidup parasit
7. Mengandung peptidoglikan
B. Berdasarkan jumlah dan letak flagella, bakteri dapat dibedakan
menjadi :
1. Bakteri monotrik
Bakteri yang mempunyai satu flagella pada salah satu ujung sel
2. Bakteri amfitik
Bakteri yang pada kedua ujungnya mempunyai satu flagella
3. Bakteri lofotrik
Bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki seberkas
flagella
4. Bakteri peritrik
Bakteri yang pada seluruh tubuhnya terdapat flagella
Gambar : (a) monotrik, (b)
amfitik, (c) lofotrik, (d) peritrik
C. Reproduksi bakteri
Bakteri berkembangbiak dengan cara konjugasi dan membelah diri.
Konjugasi adalah pemindahan secara langsung bahan genetis diantara dua sel bakteri
melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang memberikan DNA nya disebut bakteri
donor. Bakteri donor memiliki tonjolan yang disebut pili seks, yang berguna
untuk menempel pada bakteri resipien yang menerima DNA, kemudian jembatan
sitoplasma sementara akan terbentuk diantara dua sel bakteri lewat jembatan
inilah DNA bakteri donor akan mengalir ke bakteri resipien.
Gambar : Konjugasi sel bakteri
Pembelahan sel bakteri terjadi pada bakteri yang sudah dewasa.
Selama membelah inti sel melekat dibagian permukaan membran sel. Bersamaan
dengan itu volume sel bertambah, permukaan membran sel berkembang dan inti sel
terbagi dua. Kadang sitoplasma dapat membelah menjadi dua. Pada kondisi yang
sesuai bakteri dapat membelah menjadi dua setiap 20 menit.
D. Bentuk dan ukuran bakteri
Dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi oleh okuler
mikrometer dan objektif mikrometer, ukuran serta bentuk bakteri dapat
diketahui. Ukuran dinyatakan dalam satuan mikron (1 mikron = 0,001 mm).
E. Variasi bentuk bakteri
Variasi bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah
pembelahan, umur dan syarat pertumbuhan, misalnya makanan, temperatur dan
keadaan yang tidak menguntungkan bagi bakteri.
1. Bentuk batang (silindris)
a. Basil tunggal : berupa batang tunggal
Contoh : Escherichia coli, Salmonella
b. Diplobasil : berbentuk batang bergandengan
c. Streptobasil : berupa batang bergandengan seperti rantai
Contoh : Streptobacillus
moniliformis, Azotobacter sp
2. Bentuk bulat (kokus)
a. Monokokus
Bentuk bulat, satu-satu
Contoh : Monococus gonorhoe
b. Diplokokus
Bentuk bulat bergandengan dua-dua
Contoh : Diplococus
pneumoniae
c. Streptokokus
Bentuk bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan
sel kesatu atau dua arah dalam satu
garis
Contoh : Streptococus
salivarius, Streptococus lactis, Streptococus pneumoniae
d. Tetrakokus
Bentuk bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur
sangkar sebagai hasil pembelahan sel ke dua arah
e. Sarkina
Bentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus
sebagai hasil pembelahan sel ke tiga arah
Contoh : Sarcina sp
f. Stafilokokus
Bentuk bulat tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil
pembelahan sel ke segala arah
Contoh : Staphylococus
aureus
3. Bentuk spiral
a. Koma (vibrio)
Bentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran
Contoh : vibrio koma penyebab penyakit kolera
b. Spiral
Berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran
Contoh : Spirilium minor
yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat
lainnya
c. Spirosita
Berupa rantai spiral yang halus dan lentur
Contoh : Triponema palidum
penyebab penyakit sifilis
F. Jenis-jenis bakteri
Berdasarkan cara hidupnya bakteri dapat dibedakan menjadi :
1. Bakteri heterotrof
Pada umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupan bakteri ini
sangat tergantung pada bahan organik yang ada disekitar tubuhnya, karena
bakteri tersebut tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi organik. Dapat
dibedakan :
a. Bakteri parasit
Bakteri ini mendapatkan zat makanan dari organisme lain yang
ditumpangi inang
b. Bakteri saprofit
Bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-sisa
organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik
menjadi anorganik.
Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi melalui
fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya menghasilkan gas CO2,
H2,CH4 (metana), N2, H2S, NH3. Diantara gas-gas yang dihasilkan ada yang mudah
terbakar yaitu metana dan hidrogen. Kedua gas ini kemudian dijadikan bahan
bakar biogas
Contoh bakteri saprofit :
1) Escherichia coli dalam keadaan tertentu menguraikan asam semut menjadi
karbondioksida dan hidrogen oksida
2) Metanobacterium omelianski
dan Methanobacterium ruminatum menguraikan asam cuka menjadi metana dan
karbondioksida
3) Thiobacillus denitrificans menguraikan nitrat ataupun nitrit dan menghasilkan N2 sehingga
menyebabkan tanah menjadi kurang subur, proses ini dikenal sebagai proses
denitrifikasi
4) Clostridium sporangeus menguraikan asam amino menjadi amonia
5) Desulfovibrio
desulfuricans membusukkan bangkai serta
menguraikan sulfat ditempat becek, hasilnya berupa hidrogen sulfida
c. Bakteri patogen
Bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada inang yang
dihinggapi, contoh :
1) Meningococcus
Penyebab radang selaput kepala
2) Bacillus anthracis
Penyebab antraks pada hewan
3) Neisheria gonorrhoeae
Penyebab penyakit kelamin gonorhoe
d. Bakteri apatogen
Adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada hospes.
Contohnya E coli dan Streptomyces
griseus. Meskipun E coli merupakan bagian flora normal dari usus halus,
bakteri ini telah lama dicurigai sebagai penyebab diare manusia dan hewan. Saat
ini telah diketahui bahwa beberapa galur E coli dapat menyebabkan diare melalui
dua mekanisme yaitu :
1) Memproduksi enterotoksin yang secara tidak langsung menyebabkan
hilang cairan tubuh manusia
2) Bakteri menembus batas epitelium dinding usus sehingga menyebabkan
peradangan usus dan hilang cairan tubuh
2. Bakteri autotrof
Semua jenis autotrof mampu membuat makanan sendiri dengan cara
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
Proses pengubahan melalui cara :
a. Fotoautotrof
Energi yang digunakan untuk menyusun bahan organik dari bahan
anorganik adalah dari cahaya. Golongan bakteri fotoautotrof atau fotosintetik
dibagi atas bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau
yang disebut bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu,
merah, kuning disebut bakteriopurpurin.
b. Kemoautotrof
Bakteri ini memperoleh energi yang digunakan untuk proses
penyusunan bahan organik dari bahan anorganik dari bahan kimia
Contoh : Nitrosomonas,
Nitrosocystis, Nitrospora, Nitrosococcus.
G. Struktur sel bakteri
Struktur sel bakteri dapat dibedakan menjadi struktur utama
pembentuk sel dan struktur tambahan sel. Struktur utama sel yaitu dinding sel,
membran plasma, dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai struktur
diantaranya nukleoid, ribosom, plasmid, badan inkusi dan endospora. Struktur
tambahan yang berada diluar dinding sel bakteri dapat berupa flagella, kapsula
atau pili.
1. Dinding sel
Dinding sel berfungsi untuk melindungi isi sel dan memberi bentuk
pada sel bakteri. Bentuk kaku pada sel bakteri karena komponen utama penyusun
dinding selnya adalah peptidoglikan. Senyawa ini merupakan polimer (terdiri
dari unit yang berulang), tersusun dari polisakarida dan polipeptida.
Berdasarkan perbedaan struktur dan komposisi dinding sel yang dimiliki, bakteri
dapat dibedakan menjadi :
a. Bakteri gram positif
Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisanpeptidoglikan yang
tebal dan kandungan lemak yang rendah. Apabila diwarnai dengan pewarna gram dan
diamati menggunakan mikroskop, bakteri akan tampak warna ungu. Contoh bakteri
gram positif adalah Lactobacillus
bulgaricus, Bacillus thuringiensis, Staphylococcus aureus dan Clostridium
botulinum
b. Bakteri gram negatif
Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan
yang tipis dan kandungan lemak yang tinggi. Bakteri ini akan berwarna merah
apabila diwarnai dengan pewarna gram. Contoh bakteri jenis ini antara lain : Salmonella typhi, Escherichia coli
2. Membran plasma
Terletak disebelah dalam dinding sel. Membran inti memiliki peran
yang sangat penting dalam mengendalikan transport zat menuju kedalam dan luar
sel. Membran plasma juga berfungsi melindungi seluruh isi sel karena berbatasan
langsung dengan siitoplasma
3. Sitoplasma
Sebagian besar bakteri tersusun atas air (hampir 80%). Didalam
sitoplasma terdapat nutrisi terlarut yang diperlukan oleh sel untuk
kehidupannya, seperti karbohidrat, lemak, berbagai asam amino dan ion anorganik
. Selain itu didalam sitoplasma terdapat beberapa struktur utama bakteri, yaitu
nukleoid (materi genetik), ribosom dan badan inklusi. Fungsi sitoplasma adalah
sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel untuk mendapatkan energi
4. Mesosom
Struktur ini dihasilkan dari pelipatan membran sitoplasma kearah
dalam. Mesosom ini selalu bersambungan dengan membran sitoplasma. Mesosom
diperkirakan berfungsi dalam sintesis dinding sel dan pembelahan inti sel.
5. Nukleoid
Sebagai organisme prokariot, struktur inti sel pada bakteri
berbeda dengan organisme eukariot. Inti sel bakteri diselubungi oleh membran
dan tidak memiliki anak inti (nukleolus). Kromosom (DNA) bakteri berbentuk
sirkuler (seperti lingkaran), terletak memadat pada suatu area dalam sitoplasma
dan disebut nukleoid. Kromosom ini membawa informasi sifat utama yang
diperlukan oleh sel seperti bentuk sel, tipe dinding sel, kemampuan metabolisme
dan lain-lain
6. Ribosom
Seperti halnya organisme lain, sel bakteri juga memiliki ribosom
yang berfungsi dalam proses sintesis protein. Ribosom pada bakteri berukuran
kecil dibandingkan ribosom pada sel eukariot
7. Plasmid
Selain nukleoid bakteri dapat memiliki materi genetik diluar
kromosom yang disebut plasmid. Seperti halnya nukleoid plasmid juga berbentuk
sirkuler namun berukuran kecil. Plasmid membawa sifat yang membuat bakteri
dapat lebih tahan lama bertahan hidup, misalnya plasmid R (resisten). Plasmid
ini membawa sifat ketahanan terhadap antibiotik, sehingga bakteri yang membawa
plasmid ini akan tahan terhadap jenis antibiotik tertentu sesuai sifat yang
dibawanya.
8. Badan atau kantong inkusi
Bakteri mampu menyimpan berbagai senyawa kimia dalam bentuk
granula atau globula di sitoplasmanya yang disebut badan inkusi.
9. Endospora
Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora, yaitu struktur
spesifik yang terbentuk saat bakteri dalam keadaan dorman (istirahat). Pada
fase ini bakteri tidak aktif melakukan metabolisme. Endospora merupakan DNA
bakteri yang diselubungi oleh dinding yang tebal dan tahan terhadap tekanan
lingkungan. Struktur ini dihasilkan bakteri yang tahan lingkungan yang kurang
menguntungkan seperti kekeringan, suhu yang tinggi atau ketika ada senyawa
kimia yang berbahaya bagi sel. Endospora dapat bertahan selama bertahun tahun.
Apabila endospora berada dilingkungan yang sesuai maka dinding endospora akan
pecah dan bakteri kembali memulai aktifitas hidupnya. Contoh bakteri yang mampu
menghasilkan endospora adalah Clostridium
tetani yang menyebabkan penyakit tetanus
10. Flagella
Flagella (tunggal : flagellum) atau buluh cambuk merupakan
struktur seperti benang, tersusun atas protein yang disebut flagelin. Flagella
berfungsi sebagai alat gerak pada bakteri. Tidak semua bakteri memiliki
flagella
11. Pili dan fimbria
Pili (jamak : pillus) adalah suatu struktur yang melekat pada
membran plasma, berupa benang mirip flagella akan tetapi berukuran lebih pendek
dan lebih tipis. Pili terdapat kebanyakan bakteri gram negatif dan hanya
sedikit gram positif yang memiliki struktur ini. Fungsi pili adalah sebagai
alat pelekatan. Selain itu bakteri juga dapat memiliki pili yang berfungsi
khusus dalam pertukaran materi genetik dari satu sel bakteri ke sel lain
melalui proses konjugasi yang disebut piliseks. Sementara itu fimbria merupakan
struktur dan fungsi yang menyerupai pili namun berukuran lebih kecil dan
pendek.
12. Kapsul
Beberapa jenis bakteri dapat memiliki kapsul yaitu lapisan lendir
yang menyelubungi selnya. Lapisan ini tersusun atas polisakarida dan protein
dengan komposisi yang berbeda bergantung pada jenis bakteri. Kapsul berfungsi
sebagai pelindung sel baik fagositosis maupun kondisi lingkungan seperti
radiasi, kekeringan maupun senyawa kimia. Selain itu kapsul juga berfungsi
sebagai cadangan makanan. Bagi bakteri patogen kapsul juga berfungsi untuk
melekatkan diri pada substrat sehingga tidak mudah dihilangkan.
H. Contoh Bakteri yang Merugikan
1.
Penyebab
penyakit pada manusia
a.
Vibrio cholerae
Penyebab penyakit
kolera
b.
Mycobacterium
tubercolusis
Penyebab penyakit TBC
c.
Mycobacterium leprae
Penyebab penyakit
lepra
d.
Shigella dysentriae
Penyebab penyakit
disentri
e.
Salmonella typhi
Penyebab penyakit
tifus
f.
Pasteurella pestis
Penyebab penyakit pes
g.
Clostridium tetani
Penyebab penyakit
tetanus
h.
Treponema pallidum
Penyebab penyakit
sifilis
i.
Neisseria gonorhoeae
Penyebab penyakit
gonorhoe
j.
Bordetella pertusis
Penyebab penyakit batuk rejan
k.
Leptospira sp
Penyebab penyakit
leptospirosis
2.
Penyebab
penyakit pada hewan
a.
Bacillus anthracis
Penyebab penyakit
antraks pada sapi, kerbau dan domba
b.
Brucellaa abortus
Penyebab penyakit
broselosis pada sapi
c.
Actynomyses bovis
Penyebab penyakit
bengkak rahang pada sapi
d.
Streptococcus
agalactiae dan Staphylococcus epidermis
Penyebab penyakit
mastitis pada hewan menyusui
e.
Salmonella pollorum
Menyebabkan berak
kapur pada ayam
3.
Penyebab
penyakit pada tumbuhan
a.
Xanthomonas citri
Penyebab penyakit
kanker pada batang jeruk
b.
Agrobacterium
tumefaciens
Penyebab penyakit
kanker pada kopi
c.
Erwinia tracheiphila
Penyebab busuk daun
pada daun labu
d.
Pseudomonas cattleyae
Penyebab busuk daun
pada daun anggrek
4.
Penyebab
kerusakan makanan
a.
Clostridium botulinum
Pada makanan kaleng
yang rusak
b.
Psedomonas
cocovenenans
Pada tempe bongkrek
c.
Leuconostoc
mesentroides
Pada makanan basi
d.
Enterobacter
aerogenes
Menyebabkan air susu
menjadi berlendir
MEDIA PEMBENIHAN
Media pembenihan adalah bahan
yang digunakan untuk memperkembangbiakan
bakteri dilaboratorium secara invitro. Pembenihan yang digunakan di
laboratorium bakteriologi dapat dibagi atas beberapa jenis berdasarkan :
·
Kegunaannya
a. pembenihan
sederhana pembenihan ini disebut pula minimal medium,hanya
mengandung zat/bahan yang sederhana, sehingga untuk keperluan diagnostic tidak
digunakan di laboratorium, misalnya air kaldu.
b. nutrient media adalah pembenihan yang lebih
kompleks Karena telah ditambahkan ekstraks daging atau bahan tertentu
kedalamnya, misalnya nutrient both dan trypticase soy broth
c. enriched media, pembenihan ini telah ditambahkan
factor-faktor pertumbuhan seperti
darh,vitamin,ekstrak ragi, dll, sehingga bakteri sulit ditumbuhkan dapat dibiiak pada pembenihan ini
: misalnya agar darah dam agar coklat
d. Selektive media pada pembenihan ini hanya bakteri
tertentu yang bisa tumbuh dengan baik,sedangkan bakteri lainnya dapat
menghambat pertumbuhannya,karena telah ditambahkan zat/bahan tetentu yang
bersifat menghambat :misalnya mac. conkey agar atau dan salmonella shigella
agar
e. differensial media yaitu media yang dapat
memperlihatkan perbedaan hasil metabolic sebagai akibat pertumbuhan bakteri
pada pertumbuhan tersebut,sehingga dapat dibedakan kelompok atau spesies dari
bakteri yang bersangkutan :misalnya KIA, MR-VP medium dan LIA medium
f. transport medium adalah untuk mencegah agar bakteri
yang ada dalam specimen tidak mati dan tidak mengadakan multiplikasi,
digunakanlah transport media : misalnya stuart medium,amies medium dan
cary-blair transport medium. agar bakteri yang diinginkan dapat tumbuh dengan
baik, sedangkan bakteri lainnya bisa terhambat,maka dapat digunakan medium
pemupuk,misalnya alkali pepton water, selenite broth dan GN broth
Berdasarkan pada postulat dari Koch, maka
untuk menetapkan apakah suatu jenis bakteri adalah penyebab dari suatu penyakit
kita harus terlebih dahulu mendapatkan bakteri itu secara murni (pure culture)
guna diselidiki sifat-sifatnya dalam determinasi. Untuk tujuan tersebut di atas
selain diperlukan bahan pemeriksaan juga diperlukan suatu perbenihan
(medium/media) sebagai tempat berkembang biak dan untuk isolasi bakteri.
Di laboratorium Mikrobiologi dikenal bermacam-macam perbenihan sesuai dengan kebutuhan bakteri. medium tersebut terutama tersusun dari bahan-bahan yang menyusun tubuhnya sendiri, misalnya air, pepton, protein, karbohidrat, garam mineral,dll.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kegunaan medium (perbenihan) dalam laboratorium adalah sebagai berikut :
Di laboratorium Mikrobiologi dikenal bermacam-macam perbenihan sesuai dengan kebutuhan bakteri. medium tersebut terutama tersusun dari bahan-bahan yang menyusun tubuhnya sendiri, misalnya air, pepton, protein, karbohidrat, garam mineral,dll.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kegunaan medium (perbenihan) dalam laboratorium adalah sebagai berikut :
- untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
- untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
- untuk menyimpan bakteri yang telah murni baik untuk keperluan sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
- untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhan bakteri (culture characteristic).
Media adalah kumpulan zat-zat organik maupun zat anorganik yang digunakan
untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu. Adapun
syarat-syaratnya untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri adalah :
- Susunan makanan
- Tekanan osmosis
- Derajat keasaman (pH)
- Temperatur
- Sterilisasi
1. SUSUNAN MAKANAN
Dalam suatu media yang digunakan pertumbuhan haruslah ada :
- Air
- Sumber Karbon
- Sumber nitrogen
- Mineral
- Vitamin
- Ga
Air
Untuk pertumbuhan bakteri disamping untuk menjaga kelembaban juga digunakan untuk pertukaran zat (metabolisme). Pada umumnya bakteri peka terhadap kekeringan, kecuali jenis-jenis tertentu dan yang membentukspora
Untuk pertumbuhan bakteri disamping untuk menjaga kelembaban juga digunakan untuk pertukaran zat (metabolisme). Pada umumnya bakteri peka terhadap kekeringan, kecuali jenis-jenis tertentu dan yang membentukspora
Sumber Karbon
Sebagai sumber karbon, bakteri dapat menggunakan persenyawaan
karbon sederhana misalnya CO2 dan CH4 atau persenyawaan karbon yang lebih
tinggi misalnya citrat, tartart, alkohol atau gula. berbagai bakteri mempunyai
kelakuan yang berbeda terhadap berbagai macam gula (misalnya : glukose,
lactose, maltoe dsb) dan ini dapat membantu identifikasi bakteri.
Sumber nitrogen
Sebagai sumber nitrogen dapat sebagai unsur nitrogen sendiri atau
senyawa-senyawa nitrogen yang sederhana misalnya NO2, NO3 atau senyawa nitrogen
yang lebih tinggi misalnya asam amino, polipeptida, peptida dan pepton.
Mineral
yang penting adalah : Na, K, Mg, Zn, P, S dan Cl dibutuhkan dalam jumlah yang agak besar, terutama digunakan untuk menjaga tetap dalam keadaan isotoni. juga pemakaian NaOH digunakan untuk menetapkan pH agar di dapat pH yang optimal bakteri tersebut.
yang penting adalah : Na, K, Mg, Zn, P, S dan Cl dibutuhkan dalam jumlah yang agak besar, terutama digunakan untuk menjaga tetap dalam keadaan isotoni. juga pemakaian NaOH digunakan untuk menetapkan pH agar di dapat pH yang optimal bakteri tersebut.
Vitamin
beberapa bakteri membutuhkan vitamin tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh yang jelas adalah vitamin K yang sangat dibutuhkan oleh Bacteroides melaninogenicus.
Gas
beberapa bakteri memerlukan gas tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh Gonococcu sangat membutuhkan CO2 untuk kehidupannya. Namun ada bakteri tertentu yakni bakteri anaerob, adanya oksigen (O2) akan menghambat pertumbuhan bahkan membunuhnya.
beberapa bakteri membutuhkan vitamin tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh yang jelas adalah vitamin K yang sangat dibutuhkan oleh Bacteroides melaninogenicus.
Gas
beberapa bakteri memerlukan gas tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh Gonococcu sangat membutuhkan CO2 untuk kehidupannya. Namun ada bakteri tertentu yakni bakteri anaerob, adanya oksigen (O2) akan menghambat pertumbuhan bahkan membunuhnya.
8.
TEKANANOSMOSIS
Mengingat sifat-sifat bakteri juga sama seperti sifat-sifat sel yang lain terhadap tekanan osmosis maka bakteri untuk pertumbuhannya membutuhkan media yang isotonis. Bila media tersebut hipertonis, maka bakteri akan mengalami plamoptysis. sedangkan bila media tersebut hypotonis maka akan terjadi plamolysis.
Mengingat sifat-sifat bakteri juga sama seperti sifat-sifat sel yang lain terhadap tekanan osmosis maka bakteri untuk pertumbuhannya membutuhkan media yang isotonis. Bila media tersebut hipertonis, maka bakteri akan mengalami plamoptysis. sedangkan bila media tersebut hypotonis maka akan terjadi plamolysis.
9.
DERAJATKEASAMAN(pH)
pada umumnya, bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun bakteri tertentu yang membutuhkan pH yang sangat alkalis, yakni vibrio, dimana dibutuhkan pH antara 8-10 untuk pertumbuhannya yang optimal.
pada umumnya, bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun bakteri tertentu yang membutuhkan pH yang sangat alkalis, yakni vibrio, dimana dibutuhkan pH antara 8-10 untuk pertumbuhannya yang optimal.
10.
TEMPERATUR
untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal dari bakteri, membutuhkan temperatur tertentu. umumnya untuk bakteri yang patogen membutuhkan temperatur sekitar 37 derajat celcius, sesuai dengan temperatur tubuh. namun ada bakteri patogen yang membutuhkan temperatur sekitar 42 derajat celcius, yakni Camphylobacter.
untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal dari bakteri, membutuhkan temperatur tertentu. umumnya untuk bakteri yang patogen membutuhkan temperatur sekitar 37 derajat celcius, sesuai dengan temperatur tubuh. namun ada bakteri patogen yang membutuhkan temperatur sekitar 42 derajat celcius, yakni Camphylobacter.
11.
STERILISASI
sterilisasi media merupakan suatu syarat yang sangat penting. adalah tidak mungkin kita dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologi apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan dengan pasti apakah bakteri tersebut berasal dari material yang diperiksa ataukah hanya merupakan kontaminasi.
untuk mendapatkan suatu media yang steril maka setiap tindakan (pengambilan media, penuangan media dll) serta alat-alat yang digunakan (tabung, petri dll) haruslah steril dan dikerjakan secara antiseptis yaitu untuk mencegah timbulnya sepsis.
sterilisasi media merupakan suatu syarat yang sangat penting. adalah tidak mungkin kita dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologi apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan dengan pasti apakah bakteri tersebut berasal dari material yang diperiksa ataukah hanya merupakan kontaminasi.
untuk mendapatkan suatu media yang steril maka setiap tindakan (pengambilan media, penuangan media dll) serta alat-alat yang digunakan (tabung, petri dll) haruslah steril dan dikerjakan secara antiseptis yaitu untuk mencegah timbulnya sepsis.
MACAM MEDIA PEMBENIHAN
1. Berdasarkan bentuk :
a. Media Padat :
- akibat penambahan agar (dari Algae-gelidium) : agar tegak, agar
miring, agar lempeng
- Untuk melihat pertumbuhan/koloni
b. Media Cair :
- Cair, tanpa penambahan agar tetapi mengandung broth
- Untuk media penyubur, media uji biokimia
- Untuk melihat morfologi & susunan kuman
c. Media Semi Padat
- Media yang pemadatnya 50% atau kurang
- Untuk uji gerak
2. Berdasarkan Susunannya
a. Media Alami
Tersusun dari bahan-bahan
alami seperti : daging, telur, kentang
b. Media Sintetik
Dibuat sintetik dari bahan
kimia
c. Media Semisintetik
Tersusun dari bahan alami & sintetis, misalnya : AN t/d
ekstrak daging sapi, pepton, NaCl, agar & aquadest
3. Berdasarkan Sifatnya :
a. Media Umum
Media untuk pertumbuhan 1 atau lebih mikroba.
Contoh : Agar Nutrien (AN)
b. Media Pengaya
Media untuk menumbuhkan
> cepat suatu jenis
atau kelompok bakteri yang
tumbuh bersama bakteri
lain pada suatu bahan
pemeriksaan. Misal : Kaldu selenit
untuk S.typhi dari tinja.
c. Media Penguji
Pengujian senyawa/benda tertentu dengan mikroba. Misal : Penguji
vitamin, antibiotika, residu pestisida
d. Media Perhitungan
Media untuk menghitung
jumlah mikroba pada
suatu bahan, dapat berupa
media umum,
selektif atau deferensial.
Misal : PCA
e. Media Deferensial
Membedakan
kelompok-kelompok mikro yang
berhubungan. Media diberi
senyawa kimia tertentu
→ diinokulasi →diinkubasi
→suatu perubahan khas
pada penampakan
pertumbuhan koloni atau pada
media di sekitar koloni.
Misal : AD, MSA, MC
f. Media Selektif
Hanya menumbuhkan bakteri
tertentu &
menekan pertumbuhan kuman
lain → isolasi
kelompok bakteri tertentu.
Misal : SSA, MSA, BSA
(Bismuth Sulfit Agar)
g. Media Transport
Berfungsi untuk
transportasi & memperkaya → < 6
jam tapi ada beberapa
kuman yang mutlak harus
menggunakan media ini.
Misal : Ames untuk GO.
AP → cholera,CTB → entero,
Buff.Fosfat → umum
PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Imunologi adalah suatu cabang yang
luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit;
malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan
fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
Serologi
Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen antibody secara invitro
Untuk dapat menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi:kita harus dapat mengisolasi atau menemukan kuman penyebabnya. Proses isolasi atau menemukan kuman tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sulit dalam pelaksanaannya. Apabila sebuah kuman masuk kedalam tubuh kita maka kuman tersebut akan merupakan suatu antigen (benda asing)bagi tubuh kita dan selanjutnya akan merangsang tubuh kitauntuk membentuk antibody terhadap kuman tersebut. Dengan dapat ditemukannya antibody tersebut dalam tubuh kita, mka hal ini akan membantu kita dalam menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi. Proses untuk menemukan atau mendeteksi adanya antigen dan antibody tersebut yang selanjutnya kita kenal dengan pemeriksaan serologi. Beberapa contoh pemeriksaan serologi adalah: Widal, VDRL, Toxoplasmosis, Hepatitis, AIDS, dsb.
·
Identifikasi terhadap antibodi yaitu protein yang dibuat dari sel
darah putih yang berespon terhadap antigen, protein asing di dalam
tubuh.
·
Investigasi masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti
penyakit autoimunitas yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berubah melawan
jaringan tubuh sendiri dan kelainan imunodefisiensi yaitu ketika sistem
kekebalan tubuh kurang aktif.
·
Mempelajari kecocokkan organ untuk transplantasi.
UJI ASEPTIK
Uji aseptik digunakan kalau bahan obatnya tidak dapat disterilkan
karena akan rusak atau mengurai.
Cara uji
aseptik :
Zat
pembawa, zat pembantu, wadah, alat-alat dari gelas untuk pembuatan dan yang
lainnya yang diperlukan disterilkan sendiri-sendiri. Kemudian bahan obat, zat
pembawa, zat pembantu dicampur secara aseptik dalam ruang aseptik hingga
terbentuk larutan injeksi dan dikemas secara aseptik.
Sterilisasi
Berarti
membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun.
Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan
kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh
filtrasi
Teknik
sterilisasi
1.
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan
satu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan yang berpori. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Bahan-bahan cairyang sangat peka terhadap pemanasan (misalnya serum darah,
toksin, larutan garam fisiologi, bahan yang mengandung natrium bikarbonat yang
tak stabil) tidak dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi. Untuk keperluan
itu digunakan filter bakteri, misalnya Berkeled
filter, Chamberland filter, dan seitz filter/ filter asbes.
2.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran
Sterilisasi dengan pemanasan
Sterilisasi
dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada prinsipnya
sterilisasi dengan pemanasan ada 4 macam, yaitu :
a.
Sterilisasi dengan pemijaran
Cara ini
terutama dipakai untuk sterilisasi jarum platina, ose, dan sebagainya yang
terbuat dari platina atau nikhrom. Caranya ialah dengan membakar alat-alat
tersebut diatas lampuspiritus sampai pijar
b.
Sterilisasi dengan udara kering
Untuk
keperluan ini dipakai alat yang disebut hot air sterilizer (oven). Alat
sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat dari gelas (gelas kimia,
cawan petri, labu erlemenyer) dan bahan seperti kain, kapas, kertas dengan
temperatur 170 C-180 Cdengan waktu minimal 2 jam.
c.
Sterilisasi dengan uap air panas
Cara
inidilakukan untuk bahan-bahan yang mengandung cairan, misalnya medium kultur,
karena bahan ini biasanya tidak tahan panas yang tinggi. Alat yang digunakan
dalam proses inidisebut arnold steam sterilizer. Pada umumnya mikroba mati pada
suhu 100 C dalam keadaan lembab.
d.
Sterilisasi dengan uap panas bertekanan
Alat yang
dipakai dalam proses inidisebut otoklaf (autoclave), yaitu suatu alat yang
berupa bejana tahan panas dan bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan
manometer, termometer dan klep bahaya. Sterilisasi dengan autoklaf merupakan
cara terbaik dibandingkan cara sterilisasi yang telah disebut diatas. Bahan
atau alat yang disterilkan adalah bahan dan alat yang tidak rusak karena
pemanasan dan tekanan tinggi. Sterilisasi dengan otoklaf biasanya dengan
tekanan 2 atm dan suhunya 121 C, selama 12-30 menit.
Penyinaran dengan UV
Sinar ultra violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior safety
cabinet dengan disinari lampu uv
3.
Sterilisasi secara kimiawi
Sterilisasi ini biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol
Autoclave
Adalah
alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan tumbuhan
dengan menggunakan tekanan 15 psi dan suhu 121C. Suhu dan tekanan yang tinggi
diberikan kepada alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang disterilkan
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan
udara panas.
Macam
–macam sumber panas autoclave :
1. autoclave dengan sumber panas menggunakan
listrik
2. autoclave dengan sumber panas menggunakan
kompor gas dan listrik
Cara
menggunakan autoclave
2.
Masukkan aquades kedalam bejana autoclave sampai batas yang
ditentukan (tanda batas terdapat didalam bejana autoclave) setelah memasukkan
aquades masukkan ansang kedalam autoclave.
3.
Setelah itu alat-alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang akan
disterilkan dimasukkan kedalam bejana autoclave (alat seperti scapel, pinset,
petridisk dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas payung atau untuk botol
kultur, erlenmeyer bagian mulutnya ditutup dengan menggunakan aluminium foil.
4.
Kemudian autoclave dihubungkan dengan sumber listrik apabila
autoclavenya menggunakan sumber panas dari listrik atau letakkan autoclave
diatas kompor gas untuk autoclave yang menggunakan api dari kompor gas sumber
panasnya
5.
Pada saat sumber panas dinyalakan air didalam autoclave
lama-kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang
mengisi autoclave. Setelah semua udara dalam autoclave diganti dengan uap air,
katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik. Pada
saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan
timer mulai menghitung waktu mundur.
6.
Setelah proses sterilisasi selesai sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoclave tidak boleh dibuka
sebelum tekanan mencapai 0 psi. Setelah tekanannya 0 psi dan sudah dingin maka
autoclave baru boleh dibuka.
7.
Alat atau media kultur jaringan tumbuhan yang disterilkan yang sudah
steril dipindahkan ketempat steril
PENGALENGAN IKAN
Pengalengan yaitu salah satu cara penyimpanan dan pengawetan bahan
pangan yang dikemas secara hermetic dalam suatu wadah yang disebut kaleng dan
kemudian disterilkan, sehingga diperoleh produk pangan yang tahan lama dan
tidak mengalami kerusakan baik fisik, kimia maupun biologis.
Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami
kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh
aktivitas mikrobiologi. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis
disebabkan karena aktifitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein
yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera
dilakukan pengelohan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan bahan pangan tersebut.
Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak
digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya pengalengan ikan
tuna. Prinsip pengalengan yaitu mengemas
bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat sehingga udara dan zat-zat maupun
organisme yang merusak dan membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah
dipanaskan sampai suhu tertentu untuk mematikan mikroorganisme yang ada.
Keuntungan
utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah:
1.
Kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada didalamnya. Makanan
yang ada didalam wadah tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap
kontaminasi oleh mikroba, seranggaatau bahan asing lain yang mungkin dapat
menyebabkan kebbusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasa
2.
Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar
air yang tidak diinginkan
3.
Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen,
gas-gas, bau-bauan dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer
4.
Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia,
kaleng dapat menjaga terhadap cahaya
Diantara bakteri-bakteri yang berhubungan dengan pengalengan ikan,
Clostridium botulinum adalah yang
paling barbahaya. Bakteri tersebut dapat menghasilkan racun botulin dan
membentuk spora yang tahan panas. Pemanasan selama empat menit pada suhu 120° C
atau 10 menit pada suhu 115° C sudah cukup untuk membunuh strain C. Karena
sifatnya yang tahan panas, jika proses pengalengan tidak benar bakteri tersebut
dapat aktif kembali selama penyimpanan.
Daya
tahan simpan
Umur
simpan makanan dalam kaleng sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan
pangan, wadah, proses pengalengan yang dilakukan dan kondisi tempat
penyimpanan. Jika proses pengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik,
makanan dalam kaleng umumnya awet sampai jangka waktu dua tahun. Beberapa hal
yang menyebabkan awetnya ikan dalam kaleng adalah :
1.
Ikan yang digunakan telah melewati tahap seleksi, sehingga mutu
dan kesegarannya dijamin masih baik
2.
Ikan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehingga terhindar
dari sumber mikroba kontaminan yaitu yang terdapat pada isi perut dan insang
3.
Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikroba pembusuk dan penyebab
penyakit
4.
Ikan termasuk kedalam makanan golongan rendah kisaran ph 5,6-6,5 .
Adanya medium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman (menurunkan ph)
sehingga produk dalam kaleng menjadi awet. Pada tingkat keasaman yang tinggi
5.
Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaitu rapat
sempurna sehingga tidak dapat dilalui gas, mikroba, udara, uap air dan
kontaminan lainnya. Dengan demikian produk dalam kaleng menjadi lebih awet.
Istilah
dan pengertian
1.
Sterilisasi
Membebaskan tiap benda dari semua kehidupan dalam bentuk apapun
2.
Disinfeksi
Mematikan organisme yang dapat menyebabkan infeksi
3.
Disinfektan
Bahan yang digunakan untuk melakukan disinfeksi
4.
Antiseptika
Bahan yang mematikan atau menhambat mikroorganisme
5.
Bakteriostatika
Menghambat, akan tetapi bila zat penghambat dihilangkan maka
perkembangan dilanjutkan lagi
6.
Bakterisida
Zat yang dapat membunuh bakteri
7.
Bakterin
Vaksin yang dibuat dari bakteri yang mati dan dapat menimbulkan
kekebalan pada tubuh terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh jenis bakteri itu
8.
Bakteriosilin
Jenis antibodi yang terbentuk dalam darah dan dapat menghancurkan
bakteri
9.
Bakteriolisis
Pembasmian bakterium
10.
Bakteriostatis
Pencegahan dan penghentian pertumbuhan bakteri
11.
Bakteriostat
Agen yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri
12.
Bakterisidal
Berkemampuan membunuh atau memusnahkan bakteri
13.
Bakteritik
Sifat yang ditimbulkan bakteri
14.
Bakteriuria
Terdapatnya bakteri dalam urin
15.
Asepsis
Menunjukkan pada keadaan dimana tidak adanya mikroorganisme dalam
jaringan hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar