Selasa, 14 Agustus 2018

bakteri

BAKTERI

Adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan satuan mikron (diberi simbol huruf m). Bakteri yang biasanya diteliti di Laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5-2 m lebarnya 1-5 m panjangnya. Sel pada bakteri merupakan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki membran inti. Oleh karena itu bakteri disebut juga organisme prokariot.
Dahulu pengukuran ini dilakukan dengan jalan membandingkan ukuran butir darah merah, yang pada waktu itu sudah diketahui besarnya. Sekarang pengukurannya yang lebih tepat dilakukan dengan alat mikrometer yang diletakkan pada lensa okuler, dan skala yang terdapat pada mikrometer ini dibandingkan dengan mikrometer yang diletakkan pada kaca objek.
Walaupun berukuran kecil bakteri memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan, baik peran yang menguntungkan maupun yang merugikan. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam proses pengolahan makanan dan limbah industri, atau berperan menyuburkan tanah. Namun jenis bakteri lain dapat menimbulkan berbagai penyakit baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Kita perlu mempelajari bakteri agar dapat memanfaatkan bakteri bagi kehidupan dan sebaliknya dapat menghindari akibat negatif yang ditimbulkan. Ilmu yang mengkaji tentang bakteri adalah bakteriologi.
A.  Ciri-ciri bakteri
Secara umum ciri-ciri bakteri yang termasuk Eubakteria adalah sebagai berikut :
1.      Organisme multiseluler (memiliki banyak sel)
2.      Prokariotik (tidak memiliki membran sel )
3.      Tidak memiliki klorofil
4.      Ukuran sangat renik, mikroskopik (1-5 mikron)
5.      Bentuknya beraneka ragam
6.      Hidup parasit
7.      Mengandung peptidoglikan
B.  Berdasarkan jumlah dan letak flagella, bakteri dapat dibedakan menjadi :
1.     Bakteri monotrik
Bakteri yang mempunyai satu flagella pada salah satu ujung sel
2.     Bakteri amfitik
Bakteri yang pada kedua ujungnya mempunyai satu flagella
3.     Bakteri lofotrik
Bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki seberkas flagella
4.     Bakteri peritrik
Bakteri yang pada seluruh tubuhnya terdapat flagella
Gambar : (a) monotrik, (b) amfitik, (c) lofotrik, (d) peritrik
C.  Reproduksi bakteri
Bakteri berkembangbiak dengan cara konjugasi dan membelah diri. Konjugasi adalah pemindahan secara langsung bahan genetis diantara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang memberikan DNA nya disebut bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan yang disebut pili seks, yang berguna untuk menempel pada bakteri resipien yang menerima DNA, kemudian jembatan sitoplasma sementara akan terbentuk diantara dua sel bakteri lewat jembatan inilah DNA bakteri donor akan mengalir ke bakteri resipien.
Gambar : Konjugasi sel bakteri
Pembelahan sel bakteri terjadi pada bakteri yang sudah dewasa. Selama membelah inti sel melekat dibagian permukaan membran sel. Bersamaan dengan itu volume sel bertambah, permukaan membran sel berkembang dan inti sel terbagi dua. Kadang sitoplasma dapat membelah menjadi dua. Pada kondisi yang sesuai bakteri dapat membelah menjadi dua setiap 20 menit.
D.  Bentuk dan ukuran bakteri
Dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi oleh okuler mikrometer dan objektif mikrometer, ukuran serta bentuk bakteri dapat diketahui. Ukuran dinyatakan dalam satuan mikron (1 mikron = 0,001 mm).
E.   Variasi bentuk bakteri
Variasi bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahan, umur dan syarat pertumbuhan, misalnya makanan, temperatur dan keadaan yang tidak menguntungkan bagi bakteri.
1.     Bentuk batang (silindris)
a.  Basil tunggal : berupa batang tunggal
Contoh : Escherichia coli, Salmonella
b.  Diplobasil : berbentuk batang bergandengan
c.   Streptobasil : berupa batang bergandengan seperti rantai
Contoh : Streptobacillus moniliformis, Azotobacter sp
2.     Bentuk bulat (kokus)
a.  Monokokus
Bentuk bulat, satu-satu
Contoh : Monococus gonorhoe
b.  Diplokokus
Bentuk bulat bergandengan dua-dua
Contoh : Diplococus pneumoniae
c.   Streptokokus
Bentuk bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam  satu garis
Contoh : Streptococus salivarius, Streptococus lactis, Streptococus pneumoniae
d.  Tetrakokus
Bentuk bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel ke dua arah
e.  Sarkina
Bentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ke tiga arah
Contoh : Sarcina sp
f.    Stafilokokus
Bentuk bulat tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah
Contoh : Staphylococus aureus
3.     Bentuk spiral
a.  Koma (vibrio)
Bentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran
Contoh : vibrio koma penyebab penyakit kolera
b.  Spiral
Berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran
Contoh : Spirilium minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya
c.   Spirosita
Berupa rantai spiral yang halus dan lentur
Contoh : Triponema palidum penyebab penyakit sifilis
F.   Jenis-jenis bakteri
Berdasarkan cara hidupnya bakteri dapat dibedakan menjadi :
1.    Bakteri heterotrof
Pada umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupan bakteri ini sangat tergantung pada bahan organik yang ada disekitar tubuhnya, karena bakteri tersebut tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi organik. Dapat dibedakan :
a.     Bakteri parasit
Bakteri ini mendapatkan zat makanan dari organisme lain yang ditumpangi inang
b.     Bakteri saprofit
Bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik menjadi anorganik.
Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya menghasilkan gas CO2, H2,CH4 (metana), N2, H2S, NH3. Diantara gas-gas yang dihasilkan ada yang mudah terbakar yaitu metana dan hidrogen. Kedua gas ini kemudian dijadikan bahan bakar biogas
Contoh bakteri saprofit :
1)     Escherichia coli dalam keadaan tertentu menguraikan asam semut menjadi karbondioksida dan hidrogen oksida
2)     Metanobacterium omelianski dan Methanobacterium ruminatum menguraikan asam cuka menjadi metana dan karbondioksida
3)     Thiobacillus denitrificans menguraikan nitrat ataupun nitrit dan menghasilkan N2 sehingga menyebabkan tanah menjadi kurang subur, proses ini dikenal sebagai proses denitrifikasi
4)     Clostridium sporangeus menguraikan asam amino menjadi amonia
5)     Desulfovibrio desulfuricans membusukkan bangkai serta menguraikan sulfat ditempat becek, hasilnya berupa hidrogen sulfida
c.      Bakteri patogen
Bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada inang yang dihinggapi, contoh :
1)     Meningococcus
Penyebab radang selaput kepala
2)     Bacillus anthracis
Penyebab antraks pada hewan
3)     Neisheria gonorrhoeae
Penyebab penyakit kelamin gonorhoe
d.     Bakteri apatogen
Adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada hospes. Contohnya E coli dan Streptomyces griseus. Meskipun E coli merupakan bagian flora normal dari usus halus, bakteri ini telah lama dicurigai sebagai penyebab diare manusia dan hewan. Saat ini telah diketahui bahwa beberapa galur E coli dapat menyebabkan diare melalui dua mekanisme yaitu :
1)     Memproduksi enterotoksin yang secara tidak langsung menyebabkan hilang cairan tubuh manusia
2)     Bakteri menembus batas epitelium dinding usus sehingga menyebabkan peradangan usus dan hilang cairan tubuh
2.    Bakteri autotrof
Semua jenis autotrof mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
Proses pengubahan melalui cara :
a.  Fotoautotrof
Energi yang digunakan untuk menyusun bahan organik dari bahan anorganik adalah dari cahaya. Golongan bakteri fotoautotrof atau fotosintetik dibagi atas bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu, merah, kuning disebut bakteriopurpurin.
b.  Kemoautotrof
Bakteri ini memperoleh energi yang digunakan untuk proses penyusunan bahan organik dari bahan anorganik dari bahan kimia
Contoh : Nitrosomonas, Nitrosocystis, Nitrospora, Nitrosococcus.
G.  Struktur sel bakteri
Struktur sel bakteri dapat dibedakan menjadi struktur utama pembentuk sel dan struktur tambahan sel. Struktur utama sel yaitu dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai struktur diantaranya nukleoid, ribosom, plasmid, badan inkusi dan endospora. Struktur tambahan yang berada diluar dinding sel bakteri dapat berupa flagella, kapsula atau pili.
1.     Dinding sel
Dinding sel berfungsi untuk melindungi isi sel dan memberi bentuk pada sel bakteri. Bentuk kaku pada sel bakteri karena komponen utama penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan. Senyawa ini merupakan polimer (terdiri dari unit yang berulang), tersusun dari polisakarida dan polipeptida. Berdasarkan perbedaan struktur dan komposisi dinding sel yang dimiliki, bakteri dapat dibedakan menjadi :
a.      Bakteri gram positif
Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisanpeptidoglikan yang tebal dan kandungan lemak yang rendah. Apabila diwarnai dengan pewarna gram dan diamati menggunakan mikroskop, bakteri akan tampak warna ungu. Contoh bakteri gram positif adalah Lactobacillus bulgaricus, Bacillus thuringiensis, Staphylococcus aureus dan Clostridium botulinum
b.      Bakteri gram negatif
Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis dan kandungan lemak yang tinggi. Bakteri ini akan berwarna merah apabila diwarnai dengan pewarna gram. Contoh bakteri jenis ini antara lain : Salmonella typhi, Escherichia coli
2.     Membran plasma
Terletak disebelah dalam dinding sel. Membran inti memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan transport zat menuju kedalam dan luar sel. Membran plasma juga berfungsi melindungi seluruh isi sel karena berbatasan langsung dengan siitoplasma
3.     Sitoplasma
Sebagian besar bakteri tersusun atas air (hampir 80%). Didalam sitoplasma terdapat nutrisi terlarut yang diperlukan oleh sel untuk kehidupannya, seperti karbohidrat, lemak, berbagai asam amino dan ion anorganik . Selain itu didalam sitoplasma terdapat beberapa struktur utama bakteri, yaitu nukleoid (materi genetik), ribosom dan badan inklusi. Fungsi sitoplasma adalah sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel untuk mendapatkan energi
4.     Mesosom
Struktur ini dihasilkan dari pelipatan membran sitoplasma kearah dalam. Mesosom ini selalu bersambungan dengan membran sitoplasma. Mesosom diperkirakan berfungsi dalam sintesis dinding sel dan pembelahan inti sel.
5.     Nukleoid
Sebagai organisme prokariot, struktur inti sel pada bakteri berbeda dengan organisme eukariot. Inti sel bakteri diselubungi oleh membran dan tidak memiliki anak inti (nukleolus). Kromosom (DNA) bakteri berbentuk sirkuler (seperti lingkaran), terletak memadat pada suatu area dalam sitoplasma dan disebut nukleoid. Kromosom ini membawa informasi sifat utama yang diperlukan oleh sel seperti bentuk sel, tipe dinding sel, kemampuan metabolisme dan lain-lain
6.     Ribosom
Seperti halnya organisme lain, sel bakteri juga memiliki ribosom yang berfungsi dalam proses sintesis protein. Ribosom pada bakteri berukuran kecil dibandingkan ribosom pada sel eukariot
7.     Plasmid
Selain nukleoid bakteri dapat memiliki materi genetik diluar kromosom yang disebut plasmid. Seperti halnya nukleoid plasmid juga berbentuk sirkuler namun berukuran kecil. Plasmid membawa sifat yang membuat bakteri dapat lebih tahan lama bertahan hidup, misalnya plasmid R (resisten). Plasmid ini membawa sifat ketahanan terhadap antibiotik, sehingga bakteri yang membawa plasmid ini akan tahan terhadap jenis antibiotik tertentu sesuai sifat yang dibawanya.
8.     Badan atau kantong inkusi
Bakteri mampu menyimpan berbagai senyawa kimia dalam bentuk granula atau globula di sitoplasmanya yang disebut badan inkusi.
9.     Endospora
Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora, yaitu struktur spesifik yang terbentuk saat bakteri dalam keadaan dorman (istirahat). Pada fase ini bakteri tidak aktif melakukan metabolisme. Endospora merupakan DNA bakteri yang diselubungi oleh dinding yang tebal dan tahan terhadap tekanan lingkungan. Struktur ini dihasilkan bakteri yang tahan lingkungan yang kurang menguntungkan seperti kekeringan, suhu yang tinggi atau ketika ada senyawa kimia yang berbahaya bagi sel. Endospora dapat bertahan selama bertahun tahun. Apabila endospora berada dilingkungan yang sesuai maka dinding endospora akan pecah dan bakteri kembali memulai aktifitas hidupnya. Contoh bakteri yang mampu menghasilkan endospora adalah Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus
10.  Flagella
Flagella (tunggal : flagellum) atau buluh cambuk merupakan struktur seperti benang, tersusun atas protein yang disebut flagelin. Flagella berfungsi sebagai alat gerak pada bakteri. Tidak semua bakteri memiliki flagella
11.  Pili dan fimbria
Pili (jamak : pillus) adalah suatu struktur yang melekat pada membran plasma, berupa benang mirip flagella akan tetapi berukuran lebih pendek dan lebih tipis. Pili terdapat kebanyakan bakteri gram negatif dan hanya sedikit gram positif yang memiliki struktur ini. Fungsi pili adalah sebagai alat pelekatan. Selain itu bakteri juga dapat memiliki pili yang berfungsi khusus dalam pertukaran materi genetik dari satu sel bakteri ke sel lain melalui proses konjugasi yang disebut piliseks. Sementara itu fimbria merupakan struktur dan fungsi yang menyerupai pili namun berukuran lebih kecil dan pendek.
12.  Kapsul
Beberapa jenis bakteri dapat memiliki kapsul yaitu lapisan lendir yang menyelubungi selnya. Lapisan ini tersusun atas polisakarida dan protein dengan komposisi yang berbeda bergantung pada jenis bakteri. Kapsul berfungsi sebagai pelindung sel baik fagositosis maupun kondisi lingkungan seperti radiasi, kekeringan maupun senyawa kimia. Selain itu kapsul juga berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi bakteri patogen kapsul juga berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat sehingga tidak mudah dihilangkan.
H.  Contoh Bakteri yang Merugikan
1.     Penyebab penyakit pada manusia
a.  Vibrio cholerae
Penyebab penyakit kolera
b.  Mycobacterium tubercolusis
Penyebab penyakit TBC
c.   Mycobacterium leprae
Penyebab penyakit lepra
d.  Shigella dysentriae
Penyebab penyakit disentri
e.  Salmonella typhi
Penyebab penyakit tifus
f.    Pasteurella pestis
Penyebab penyakit pes
g.  Clostridium tetani
Penyebab penyakit tetanus
h.  Treponema pallidum
Penyebab penyakit sifilis
i.    Neisseria gonorhoeae
Penyebab penyakit gonorhoe
j.    Bordetella pertusis
Penyebab penyakit batuk rejan
k.   Leptospira sp
Penyebab penyakit leptospirosis
2.     Penyebab penyakit pada hewan
a.  Bacillus anthracis
Penyebab penyakit antraks pada sapi, kerbau dan domba
b.  Brucellaa abortus
Penyebab penyakit broselosis pada sapi
c.   Actynomyses bovis
Penyebab penyakit bengkak rahang pada sapi
d.  Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus epidermis
Penyebab penyakit mastitis pada hewan menyusui
e.  Salmonella pollorum
Menyebabkan berak kapur pada ayam
3.     Penyebab penyakit pada tumbuhan
a.    Xanthomonas citri
Penyebab penyakit kanker pada batang jeruk
b.    Agrobacterium tumefaciens
Penyebab penyakit kanker pada kopi
c.    Erwinia tracheiphila
Penyebab busuk daun pada daun labu
d.    Pseudomonas cattleyae
Penyebab busuk daun pada daun anggrek
4.     Penyebab kerusakan makanan
a.    Clostridium botulinum
Pada makanan kaleng yang rusak
b.    Psedomonas cocovenenans
Pada tempe bongkrek
c.    Leuconostoc mesentroides
Pada makanan basi
d.    Enterobacter aerogenes
Menyebabkan air susu menjadi berlendir

MEDIA PEMBENIHAN

Media pembenihan adalah bahan yang digunakan untuk memperkembangbiakan bakteri dilaboratorium secara invitro. Pembenihan yang digunakan  di laboratorium bakteriologi dapat dibagi atas beberapa jenis berdasarkan :
·           Kegunaannya
a.    pembenihan sederhana pembenihan ini disebut pula minimal medium,hanya mengandung zat/bahan yang sederhana, sehingga untuk keperluan diagnostic tidak digunakan di laboratorium, misalnya air kaldu.
b.    nutrient media adalah pembenihan yang lebih kompleks Karena telah ditambahkan ekstraks daging atau bahan tertentu kedalamnya, misalnya nutrient both dan trypticase soy broth

Gambar : media pembenihan
c.    enriched media, pembenihan ini telah ditambahkan factor-faktor pertumbuhan seperti darh,vitamin,ekstrak ragi, dll, sehingga bakteri sulit ditumbuhkan dapat dibiiak pada pembenihan ini : misalnya agar darah dam agar coklat
d.    Selektive media pada pembenihan ini hanya bakteri tertentu yang bisa tumbuh dengan baik,sedangkan bakteri lainnya dapat menghambat pertumbuhannya,karena telah ditambahkan zat/bahan  tetentu yang bersifat menghambat :misalnya mac. conkey agar atau dan salmonella shigella agar
e.    differensial media yaitu media yang dapat memperlihatkan perbedaan hasil metabolic sebagai akibat pertumbuhan bakteri pada pertumbuhan tersebut,sehingga dapat dibedakan kelompok atau spesies dari bakteri yang bersangkutan :misalnya KIA, MR-VP medium dan LIA medium
f.    transport medium adalah untuk mencegah agar bakteri yang ada dalam specimen tidak mati dan tidak mengadakan multiplikasi, digunakanlah transport  media : misalnya stuart medium,amies medium dan cary-blair transport medium. agar bakteri yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik, sedangkan bakteri lainnya bisa terhambat,maka dapat digunakan medium pemupuk,misalnya alkali pepton water, selenite broth dan GN broth
Berdasarkan pada postulat dari Koch, maka untuk menetapkan apakah suatu jenis bakteri adalah penyebab dari suatu penyakit kita harus terlebih dahulu mendapatkan bakteri itu secara murni (pure culture) guna diselidiki sifat-sifatnya dalam determinasi. Untuk tujuan tersebut di atas selain diperlukan bahan pemeriksaan juga diperlukan suatu perbenihan (medium/media) sebagai tempat berkembang biak dan untuk isolasi bakteri.
        Di laboratorium Mikrobiologi dikenal bermacam-macam perbenihan sesuai dengan kebutuhan bakteri. medium tersebut terutama tersusun dari bahan-bahan yang menyusun tubuhnya sendiri, misalnya air, pepton, protein, karbohidrat, garam mineral,dll.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kegunaan medium (perbenihan) dalam laboratorium adalah sebagai berikut :
  • untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
  • untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
  • untuk menyimpan bakteri yang telah murni baik untuk keperluan sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
  • untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhan bakteri (culture characteristic).
Media adalah kumpulan zat-zat organik maupun zat anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syaratnya untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri adalah :
  1. Susunan makanan
  2. Tekanan osmosis
  3. Derajat keasaman (pH)
  4. Temperatur
  5. Sterilisasi
1.    SUSUNAN MAKANAN
Dalam suatu media yang digunakan pertumbuhan haruslah ada :
  • Air
  • Sumber Karbon
  • Sumber nitrogen
  • Mineral
  • Vitamin
  • Ga

Air
Untuk pertumbuhan bakteri disamping untuk menjaga kelembaban juga digunakan untuk pertukaran zat (metabolisme). Pada umumnya bakteri peka terhadap kekeringan, kecuali jenis-jenis tertentu dan yang membentukspora
Sumber Karbon
Sebagai sumber karbon, bakteri dapat menggunakan persenyawaan karbon sederhana misalnya CO2 dan CH4 atau persenyawaan karbon yang lebih tinggi misalnya citrat, tartart, alkohol atau gula. berbagai bakteri mempunyai kelakuan yang berbeda terhadap berbagai macam gula (misalnya : glukose, lactose, maltoe dsb) dan ini dapat membantu identifikasi bakteri.
Sumber nitrogen
Sebagai sumber nitrogen dapat sebagai unsur nitrogen sendiri atau senyawa-senyawa nitrogen yang sederhana misalnya NO2, NO3 atau senyawa nitrogen yang lebih tinggi misalnya asam amino, polipeptida, peptida dan pepton.
Mineral
yang penting adalah : Na, K, Mg, Zn, P, S dan Cl dibutuhkan dalam jumlah yang agak besar, terutama digunakan untuk menjaga tetap dalam keadaan isotoni. juga pemakaian NaOH digunakan untuk menetapkan pH agar di dapat pH yang optimal bakteri tersebut.
Vitamin
beberapa bakteri membutuhkan vitamin tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh yang jelas adalah vitamin K yang sangat dibutuhkan oleh Bacteroides melaninogenicus.

Gas
beberapa bakteri memerlukan gas tertentu untuk kehidupannya. sebagai contoh Gonococcu sangat membutuhkan CO2 untuk kehidupannya. Namun ada bakteri tertentu yakni bakteri anaerob, adanya oksigen (O2) akan menghambat pertumbuhan bahkan membunuhnya.

8.     TEKANANOSMOSIS
Mengingat sifat-sifat bakteri juga sama seperti sifat-sifat sel yang lain terhadap tekanan osmosis maka bakteri untuk pertumbuhannya membutuhkan media yang isotonis. Bila media tersebut hipertonis, maka bakteri akan mengalami plamoptysis. sedangkan bila media tersebut hypotonis maka akan terjadi plamolysis.

9.     DERAJATKEASAMAN(pH)
pada umumnya, bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun bakteri tertentu yang membutuhkan pH yang sangat alkalis, yakni vibrio, dimana dibutuhkan pH antara 8-10 untuk pertumbuhannya yang optimal.

10.  TEMPERATUR
untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal dari bakteri, membutuhkan temperatur tertentu. umumnya untuk bakteri yang patogen membutuhkan temperatur sekitar 37 derajat celcius, sesuai dengan temperatur tubuh. namun ada bakteri patogen yang membutuhkan temperatur sekitar 42 derajat celcius, yakni Camphylobacter.

11.  STERILISASI
sterilisasi media merupakan suatu syarat yang sangat penting. adalah tidak mungkin kita dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologi apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan dengan pasti apakah bakteri tersebut berasal dari material yang diperiksa ataukah hanya merupakan kontaminasi.
untuk mendapatkan suatu media yang steril maka setiap tindakan (pengambilan media, penuangan media dll) serta alat-alat yang digunakan (tabung, petri dll) haruslah steril dan dikerjakan secara antiseptis yaitu untuk mencegah timbulnya sepsis.

MACAM MEDIA PEMBENIHAN
1.    Berdasarkan bentuk :
a.    Media Padat :
-    akibat penambahan agar (dari Algae-gelidium) : agar tegak, agar miring, agar lempeng
-    Untuk melihat pertumbuhan/koloni
b.    Media Cair :
-    Cair, tanpa penambahan agar tetapi mengandung broth
-    Untuk media penyubur, media uji biokimia
-    Untuk melihat morfologi & susunan kuman
c.    Media Semi Padat
-    Media yang pemadatnya 50% atau kurang
-    Untuk uji gerak
2.    Berdasarkan Susunannya
a.    Media Alami
Tersusun dari bahan-bahan alami seperti : daging, telur, kentang
b.    Media Sintetik
Dibuat sintetik dari bahan kimia
c.    Media Semisintetik
Tersusun dari bahan alami & sintetis, misalnya : AN t/d ekstrak daging sapi, pepton, NaCl, agar & aquadest
3.    Berdasarkan Sifatnya :
a.    Media Umum
Media untuk pertumbuhan 1 atau lebih mikroba.
Contoh : Agar Nutrien (AN)
b.    Media Pengaya
Media untuk menumbuhkan > cepat suatu jenis
atau kelompok bakteri yang tumbuh bersama bakteri
lain pada suatu bahan pemeriksaan. Misal : Kaldu selenit
untuk S.typhi dari tinja.
c.    Media Penguji
Pengujian senyawa/benda tertentu dengan mikroba. Misal : Penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida
d.    Media Perhitungan
Media untuk menghitung jumlah mikroba pada
suatu bahan, dapat berupa media umum,
selektif atau deferensial. Misal : PCA
e.    Media Deferensial
Membedakan kelompok-kelompok mikro yang
berhubungan. Media diberi senyawa kimia tertentu
→ diinokulasi →diinkubasi →suatu perubahan khas
pada penampakan pertumbuhan koloni atau pada
media di sekitar koloni. Misal : AD, MSA, MC
f.     Media Selektif
Hanya menumbuhkan bakteri tertentu &
menekan pertumbuhan kuman lain → isolasi
kelompok bakteri tertentu. Misal : SSA, MSA, BSA
(Bismuth Sulfit Agar)
g.    Media Transport
Berfungsi untuk transportasi & memperkaya → < 6
jam tapi ada beberapa kuman yang mutlak harus
menggunakan media ini. Misal : Ames untuk GO.
AP → cholera,CTB → entero, Buff.Fosfat → umum
PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.

Serologi
Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen antibody secara invitro
Untuk dapat menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi:kita harus dapat mengisolasi atau menemukan kuman penyebabnya. Proses isolasi atau menemukan kuman tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sulit dalam pelaksanaannya. Apabila sebuah kuman masuk kedalam tubuh kita maka kuman tersebut akan merupakan suatu antigen (benda asing)bagi tubuh kita dan selanjutnya akan merangsang tubuh kitauntuk membentuk antibody terhadap kuman tersebut. Dengan dapat ditemukannya antibody tersebut dalam tubuh kita, mka hal ini akan membantu kita dalam menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi. Proses untuk menemukan atau mendeteksi adanya antigen dan antibody tersebut yang selanjutnya kita kenal dengan pemeriksaan serologi. Beberapa contoh pemeriksaan serologi adalah: Widal, VDRL, Toxoplasmosis, Hepatitis, AIDS, dsb.
Imunoserologi adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari:
·           Identifikasi terhadap antibodi yaitu protein yang dibuat dari sel darah putih yang berespon terhadap antigen, protein asing di dalam tubuh.
·           Investigasi masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti penyakit autoimunitas yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berubah melawan jaringan tubuh sendiri dan kelainan imunodefisiensi yaitu ketika sistem kekebalan tubuh kurang aktif.
·           Mempelajari kecocokkan organ untuk transplantasi.

UJI ASEPTIK
Uji aseptik digunakan kalau bahan obatnya tidak dapat disterilkan karena akan rusak atau mengurai.
Cara uji aseptik :
Zat pembawa, zat pembantu, wadah, alat-alat dari gelas untuk pembuatan dan yang lainnya yang diperlukan disterilkan sendiri-sendiri. Kemudian bahan obat, zat pembawa, zat pembantu dicampur secara aseptik dalam ruang aseptik hingga terbentuk larutan injeksi dan dikemas secara aseptik.

Sterilisasi
Berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi
Teknik sterilisasi
1.     Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan satu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan yang berpori. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Bahan-bahan cairyang sangat peka terhadap pemanasan (misalnya serum darah, toksin, larutan garam fisiologi, bahan yang mengandung natrium bikarbonat yang tak stabil) tidak dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi. Untuk keperluan itu digunakan filter bakteri, misalnya Berkeled filter, Chamberland filter, dan seitz filter/ filter asbes.
2.     Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran
Sterilisasi dengan pemanasan
Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada 4 macam, yaitu :
a.      Sterilisasi dengan pemijaran
Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum platina, ose, dan sebagainya yang terbuat dari platina atau nikhrom. Caranya ialah dengan membakar alat-alat tersebut diatas lampuspiritus sampai pijar
b.      Sterilisasi dengan udara kering
Untuk keperluan ini dipakai alat yang disebut hot air sterilizer (oven). Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat dari gelas (gelas kimia, cawan petri, labu erlemenyer) dan bahan seperti kain, kapas, kertas dengan temperatur 170 C-180 Cdengan waktu minimal 2 jam.
c.      Sterilisasi dengan uap air panas
Cara inidilakukan untuk bahan-bahan yang mengandung cairan, misalnya medium kultur, karena bahan ini biasanya tidak tahan panas yang tinggi. Alat yang digunakan dalam proses inidisebut arnold steam sterilizer. Pada umumnya mikroba mati pada suhu 100 C dalam keadaan lembab.
d.      Sterilisasi dengan uap panas bertekanan
Alat yang dipakai dalam proses inidisebut otoklaf (autoclave), yaitu suatu alat yang berupa bejana tahan panas dan bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan manometer, termometer dan klep bahaya. Sterilisasi dengan autoklaf merupakan cara terbaik dibandingkan cara sterilisasi yang telah disebut diatas. Bahan atau alat yang disterilkan adalah bahan dan alat yang tidak rusak karena pemanasan dan tekanan tinggi. Sterilisasi dengan otoklaf biasanya dengan tekanan 2 atm dan suhunya 121 C, selama 12-30 menit.
Penyinaran dengan UV
Sinar ultra violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan disinari lampu uv
3.     Sterilisasi secara kimiawi
Sterilisasi ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol
Autoclave
Adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan tumbuhan dengan menggunakan tekanan 15 psi dan suhu 121C. Suhu dan tekanan yang tinggi diberikan kepada alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang disterilkan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas.
Macam –macam sumber panas autoclave :
1.   autoclave dengan sumber panas menggunakan listrik
2.   autoclave dengan sumber panas menggunakan kompor gas dan listrik
Cara menggunakan autoclave
2.     Masukkan aquades kedalam bejana autoclave sampai batas yang ditentukan (tanda batas terdapat didalam bejana autoclave) setelah memasukkan aquades masukkan ansang kedalam autoclave.
3.     Setelah itu alat-alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang akan disterilkan dimasukkan kedalam bejana autoclave (alat seperti scapel, pinset, petridisk dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas payung atau untuk botol kultur, erlenmeyer bagian mulutnya ditutup dengan menggunakan aluminium foil.
4.     Kemudian autoclave dihubungkan dengan sumber listrik apabila autoclavenya menggunakan sumber panas dari listrik atau letakkan autoclave diatas kompor gas untuk autoclave yang menggunakan api dari kompor gas sumber panasnya
5.     Pada saat sumber panas dinyalakan air didalam autoclave lama-kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave. Setelah semua udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
6.     Setelah proses sterilisasi selesai sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoclave tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. Setelah tekanannya 0 psi dan sudah dingin maka autoclave baru boleh dibuka.
7.     Alat atau media kultur jaringan tumbuhan yang disterilkan yang sudah steril dipindahkan ketempat steril

PENGALENGAN IKAN
Pengalengan yaitu salah satu cara penyimpanan dan pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetic dalam suatu wadah yang disebut kaleng dan kemudian disterilkan, sehingga diperoleh produk pangan yang tahan lama dan tidak mengalami kerusakan baik fisik, kimia maupun biologis.
Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh aktivitas mikrobiologi. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktifitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengelohan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut.
Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya pengalengan ikan tuna.  Prinsip pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat sehingga udara dan zat-zat maupun organisme yang merusak dan membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan sampai suhu tertentu untuk mematikan mikroorganisme yang ada.
Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah:
1.     Kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada didalamnya. Makanan yang ada didalam wadah tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, seranggaatau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebbusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasa
2.     Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan
3.     Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas, bau-bauan dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer
4.     Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya

Diantara bakteri-bakteri yang berhubungan dengan pengalengan ikan, Clostridium botulinum adalah yang paling barbahaya. Bakteri tersebut dapat menghasilkan racun botulin dan membentuk spora yang tahan panas. Pemanasan selama empat menit pada suhu 120° C atau 10 menit pada suhu 115° C sudah cukup untuk membunuh strain C. Karena sifatnya yang tahan panas, jika proses pengalengan tidak benar bakteri tersebut dapat aktif kembali selama penyimpanan.
Daya tahan simpan
Umur simpan makanan dalam kaleng sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan pangan, wadah, proses pengalengan yang dilakukan dan kondisi tempat penyimpanan. Jika proses pengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik, makanan dalam kaleng umumnya awet sampai jangka waktu dua tahun. Beberapa hal yang menyebabkan awetnya ikan dalam kaleng adalah :
1.     Ikan yang digunakan telah melewati tahap seleksi, sehingga mutu dan kesegarannya dijamin masih baik
2.     Ikan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehingga terhindar dari sumber mikroba kontaminan yaitu yang terdapat pada isi perut dan insang
3.     Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit
4.     Ikan termasuk kedalam makanan golongan rendah kisaran ph 5,6-6,5 . Adanya medium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman (menurunkan ph) sehingga produk dalam kaleng menjadi awet. Pada tingkat keasaman yang tinggi
5.     Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaitu rapat sempurna sehingga tidak dapat dilalui gas, mikroba, udara, uap air dan kontaminan lainnya. Dengan demikian produk dalam kaleng menjadi lebih awet.
Istilah dan pengertian
1.     Sterilisasi
Membebaskan tiap benda dari semua kehidupan dalam bentuk apapun
2.     Disinfeksi
Mematikan organisme yang dapat menyebabkan infeksi
3.     Disinfektan
Bahan yang digunakan untuk melakukan disinfeksi
4.     Antiseptika
Bahan yang mematikan atau menhambat mikroorganisme
5.     Bakteriostatika
Menghambat, akan tetapi bila zat penghambat dihilangkan maka perkembangan dilanjutkan lagi
6.     Bakterisida
Zat yang dapat membunuh bakteri
7.     Bakterin
Vaksin yang dibuat dari bakteri yang mati dan dapat menimbulkan kekebalan pada tubuh terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh jenis bakteri itu
8.     Bakteriosilin
Jenis antibodi yang terbentuk dalam darah dan dapat menghancurkan bakteri
9.     Bakteriolisis
Pembasmian bakterium
10.  Bakteriostatis
Pencegahan dan penghentian pertumbuhan bakteri
11.  Bakteriostat
Agen yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri
12.  Bakterisidal
Berkemampuan membunuh atau memusnahkan bakteri
13.  Bakteritik
Sifat yang ditimbulkan bakteri
14.  Bakteriuria
Terdapatnya bakteri dalam urin
15.  Asepsis
Menunjukkan pada keadaan dimana tidak adanya mikroorganisme dalam jaringan hidup


      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...