GANGGUAN METABOLIK
- Definisi Penyakit Metabolik Sistemik
Adalah segolongan penyakit yg
berdasarkan gangguan metabolisme dan bersifat sistemik. Pada degenerasi dan
infiltrasi timbul perubahan-perubahan dalam sel individuil yg disebabkan oleh
atau timbul oleh gangguan metabolisme setempat.
- Klasifikasi :
1.
Karbohidrat
Gangguan Metabolisme Karbohidrat
- Diabetes melitus
Adalah
penyakit menahun yang berhubungan dg gangguan metabolisme karbohidrat. Dasarnya
adl defisiensi Insulin. Dapat disertai hiperglikemia yang berlarut-larut dan
glycosuria diikuti oleh gangguan sekunder metabolisme lemak dan protein. Banyak
menyebabkan kematian, dan menimbulkan komplikasi. Ditemukan Usia 50 – 60 tahun
atau dekade pertama. Diatas 40 tahun lebih banyak pada wanita (3 : 2). Diturunkan
menurut Hk Mendel Resesif autosomal dengan penetrasi inkomplit. Bila kedua
orang tua + maka anak akan terkena DM. Bila salah satu orangtua , nenek atau
kakek maka Frekuensi 50%.
Diabetes
melitus (Hiperglykemia)
Dasar penyakit adalah defisiensi
insulin klinis penyakit
Gejala :
1) Hiperglikemia
2) Glikosuria
3) Sekunder metabolisme protein dan
lemak
4) Dapat diikuti gangguan
5) Dapat berakhir dengan kematian
Insidensi terbanyak usia 50 – 60
thn. Dapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjut autosomal resesif. Penyakit
ini diturunkan secara
Etiologi
Defisiensi
Insulin relatif atau absolut
1) Pankreas
a) Dibentuk oleh sel Beta
b) Mentransfer glukosa melalui mebran
sel otot serat lintang dan juga sel lain.
c) Defisiensi Insulin tidak menganggu
perpindahan (passage) glukosa membran sel hati
d) Insulin perlu untuk fosforilasi
glukose dl sel menjadi glukosa 6 phospate, untuk pengikatannya diperlukan enzym
hexokinase.
e) Kelenjar Hipofisis membentuk
inhibitor terhadap hexokinase, Insulin merupakan antagonis terhadap hexokinase
inhibitor
f) Pankreas mempunyai pulau Langerhans :
g) Sel beta : hormon insulin
menghasilkan hormon glucagon
h) Sel alpha : hiperglikemik dan
glikogenolitik → meningkatkan kadar gula darah. Efek anti insulin → berfungsi
sebagai faktor
Cara
kerja insulin
Ada
2 teori cara kerja insulin
1) Teori 1 = Teori Levine : Insulin
mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi tidak
menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati
2) Teori 2 = diperlukan untuk
fosforilasi glukosa dalam sel → glukosa 6 posfat Insulin. Untuk pengikatan ini
dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati
2) Kelenjar Hipofisis
a) Kelenjar Hipofisis Anterior
mempunyai efek diabetogen tu growth hormone menghambat enzym hexokinase
b) Corticotropin (ACTH) yang
dikeluarkan hip. Ant meransang kel. Adrenal dan bersifat diabetogen. Efek
menghambat enzim hexokinase, kelenjar hipofisis hiperaktif → menyebabkan
terjadi diabetes
c) Jadi hipofisis mempunyai pengaruh
langsung dan tidak lansung untuk menimbulkan status diabetes
d) Kelenjar hipofisis menghasilkan zat
inhibitor hexokinase
merupakan zat antagonis terhadap hexokinase Insulin
merupakan zat antagonis terhadap hexokinase Insulin
3) Kelenjar adrenal
Glukoneogenesis
yaitu perubahan bentuk protein menjadi karbohidrat. Karena pengaruh hormon
steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal insulin permanen. Bila berlangsung
terus menerus → menekan sel beta pankreas → menimbulkan difesiensi anterior. Aktivitas
adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis
a) Kortek adrenal mempunyai efek
diabetogen.
b) Glukoneogenessi yaitu perubahan btk
dari protein menjadi KH terjadi berkat pengaruh berbagai steroid yg dibentuk
kortek adrenal.
c) Gluconeogenesis menghasilkan KH scr
kontinu dan insulin dibutuhkan utk memetabolisasi kenaikan KH.
d) Hiperglycaemia akibat
glukoneogenesis menyebabkan ransangan terus menerus pd sel beta pulau
langerhaens. Bila tjd terus menerus menyebabkan sel beta rusak dan timbullah
defisiensi insulin yg permanen.
e) Keadaan diabetik terjadi ketidakseimbangan
(imbalance) dl interaksi hip. Ant. Pankreas dan korte adrenal.
4) Pankreas
a) ¼ penderita pankreas normal, masa
sel beta berkurang.
b) Bila ditemukan cedera berupa
hialinisasi, nekrosis supuratif sel akut dan granulasi sel Beta.
5) Pembuluh darah
a) Komplikasi gawat adalah
arteriosklerosis yang terjadi secara merata. Berhubungan dengan
hiperkolesterolemia.
b) Sklerosis terjadi pd aorta, pbl darah
anggota tubuh, arteri Coronaria, arteri ginjal dan retina
c) Mata
d) Dapat terjadi retinitis diabetik
Berupa
perdarahan kecil yg tidak teratur, pblh darah retina melebar dn kapiler mbtk
aneurisma, keadaan ini disebut silver wire effect
6) Susunan Syaraf
a) Pada serabut tepi dan medula
spinalis terjadi perubahan generatif berupa demyelinisasi dan fibrosis, mungkin
berhub. Dengan sklerosis pbl darah.
b) Terjadi dysfungsi syaraf tanpa
perubahan anatomik.
c) Hati
d) Cedera tidak khas, berupa perlemakan
dan infiltrasi glikogen.
e) Perlemakan keras dapat terjadi
hepatomegalia
7) Klinis
a) Terdapat gejala polyphagia,
polydipsia dan polyuria
Polyphagia
: tubuh tidak dapat memetabolisme karbohidrat yang dimakan → penderita banyak
banyak minumnPolidipsia : glycosuria (diuresis osmotik) → kompensasi:
penderita
Polyuria
: glycosuria (diuresis osmotik) → penderita banyak
Hipoglykemia
Patologis
: Sering ditemukan pada 3 keadaan: Akibat pemakaian insulin berlebihan pada
diabetes pengobatan psykosis dengan shock hipoglikemik. Akibat pembentukan
insulin berlebihan padantumor pankreas yg dibentuk oleh sel beta
b) Terjadi tubuh tidak sanggup
memetabolisasi KH yang dimakan, penderita banyak makan
c) Polydipsia disebabkan oleh dehidrasi
akibat glkosuria (diuresis osmotik)
d) Selain itu terjadi BB turun, cepat
lelah, lemah, mudah terjadi infeksi kulit, Tractus Urinarius, pruritus,
perubahan pada retina, degenerasi saraf tepi (neuritis diabetik) yang
disertai gangguan reflek tendon.
Komplikasi
Diabetes Melitus
1) Merupakan gangguan biokimia.
2) Cedera morfologik sebenarnya tidak
dapat untuk menegakkan diagnosisn
3) Tidak selalu sebagai dasar dari pada
gangguan metabolismen anatomi, 20 % penderita meninggal tidak menunjukkan
bukti-bukti kelainan
a) Pankreas
1) Seperempat penderita : pankreasnya
normal produksi insulin. Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan → tidak mungkin
menimbulkan gangguan. Bila ada : Hialinisasi, Fibrosis Vakoalisasi hidropik
yang sebenarnya merupakan penimbunan glikogen
2) Pembuluh darah menahun, pada otot,
hati dan jantung terjadi difisiensi.nBila gangguan metabolisme karbohidrat
terlalu lama → hiperglikemik sebagai sumber tenaga → lemak dalam darah
bertambah. Lemak dimobilisasi
cholestrolimia → gangguan vaskular, dengan komplikasinLipaemia dan
aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan
retina
3) Mata
Skelosis arteri retina → retinitis
diabetika. Berupa perdarahan kecil – kecil tidak teratur dan berkeluk – keluk
pelebaran pembuluh darah retina
mikroaneurisma kapiler – kapiler
4) Jantung
Sklerosis arteri coronaria → infrak
otot
5) Ginjal
Kelainan degeneratif pada alat
vaskular glomeruler – pylieonepritis
akut maupun kronis
6) Kulit
7) Dalam makropag – makropag pada
dermis → xantoma diabetikum, penimbunan lipid
8) Susunan syaraf
Pada syaraf tepi dan kadang medula
spinalisn degenerative.. Perubahan
Demyelinisasi, Fibrosis skelosis pembuluh darah
9) Hati
Glikogen perlemakan → hepatomegali
dan infiltasi lemak → disebabkan karena defisiensi karbohidrat → sumber tenaga
dari imobilisasi lemak berlebihan → defisiensi lipotropik → lemak tidak dapat
diangkut dari sel → penimbunan lemak berlebihan
2.
Protein
Gangguan
Metabolisme Protein
Defisiensi
amino, mineral, dan faktor lipotropikqTerjadi pada pemasukan protein kurang →
kekurangan kalori, asam
Akibatnya
: pertumbuhan pemeliharaan jaringan tubuhn
protein akan terganggu, pembentukkan zat anti dan serum
perjalanan infeksi berat, penderita mudah terserang penyakit infeksi, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropic
protein akan terganggu, pembentukkan zat anti dan serum
perjalanan infeksi berat, penderita mudah terserang penyakit infeksi, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropic
Macam
– Macam Penyakit Defisiensi Protein.
a. Hipoproteinemia
Sebab :
Melalui air kemih ekskresi protein
darah berlebihan hati. Pembentukan albumin terganggu seperti pada penyakit
pada penyakit ginjal. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga Hipo dan Agammaglubulinemia.
pada penyakit ginjal. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga Hipo dan Agammaglubulinemia.
Ada 3 jenis :
1) Hipoagammaglobulinemia kongenitaln
a) Laki-laki antara 9 – 12 tahun.
b) Penyakit herediter, terutama anak
akibat infeksi
akibat infeksi
c) Mudah terserang infeksi. Kematian
sering terjadi
d) Plasma darah tidak mengandung gamma
protein
e) Dapat terjadi penyakit
hipersensitivas (ex: penyakit artritis) krn tubuh tidak dapat membentuk
2) Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat semua
usiaqPada pria dan wanita pada penderita mudah terkena infeksiq
splenomegaly. Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan
splenomegaly. Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan
3) Hipoagammaglobulinemia sementara
bayi. Hanya ditemukan pada peralihan pada waktu gamma globulin yang habis dan
anak harus membentuk gamma globulin sendiri didapat dari ibu
4) Pirai atau Gout : pengendapan urat
pada berbagai jaringan.
5) Akibat gangguan metabolisme asam
urat → asam urat serum meninggi → pada metabolism purin.
6) Arthritis akut yang sering kambuh
7) Pada jaringan ditemukan tonjolan –
tonjolan disebut “tophus”.
8) Di sekitar sendin Bursan Tulang
rawan telinga
b. Kelebihan Protein
c. Tidak dikenal penyakitnya
d. Defisiensi Protein
e. Terjadi kekurangan kalori, def. Asam
amino, mineral dan faktor lain
f. Akibatnya penderita mudah diserang
penyakit, infeksi keras, luka sukar sembuh, penyakit hati
g. Hipoproteinaemi
h. Terjadi akibat ekskresi protein
serum yang berlebihan melalui air kemih, pembentukan albumin terganggu spt
penyakit hati, absorpsi albumin kurang akibat penyakit usus dan kelaparan
3.
Lemak
Gangguan
Metabolisme Lemak
a. Kelebihan lemak (Obesitas)
b. Dapat memperberat keadan seperti
hipertensi, diabetes, penyakit jantung
c. Terjadi bila intake lemak lebih
besar dp output.
d. Lemak berlebihan disimpan di
Subkutis, jaringan Retroperitoneum, peritoneum serta omentum
e. Fatty Ingrowth pada jaringan Sub
epicard dan pankreas. Hati, subkutis menyebabkan spt tumor dan nyeri tekan
(Adiposis dolorosa = penyakit Dercum)
f. Hipometabolisme
g. Dapat terjadi pada hipopitutari dan
hipotyroid kalori yang diperlukan menurun sehingga BB naik meskipun diberi
makan yang tidak berlebihan untuk orang dewasa
- Hiperlipemi
a. Pada keadaan lipid darah total
meningkat dan kolesterol meningkat yaitu pada DM yang tidak diobati,
hipothyroid, nephrosis lipoid dan Cirrhosis biliaris xanthomatosa
b. Dapat terjadi penimbunan pada pembuluh
darah terjadi arteriosklerosis, parenchym hati, epitel tubulus ginjal dan sel
retikuloendotel
c. Meningkatnya jumlah lipid darah
total dan kolesterol
d. Hiperkholesterolemi, terjadi di
dinding pembuluh darah → arteriosclerosis
e. Penimbunan lemak
- Defisiensi Lemak
a. Terjadi pada kelaparan (starvation),
gangguan penyerapan (malabsorpsi) seperti penyakit whiple terjadi defisiensi
Lemak , protein KH dan vitamin
b. Tubuh terpaksa mengambil kalori dari
simpanannya intake berkurang, mula – mula dimobilisasi adalah KH dan lemak,
pada gizi buruk protein jaringan
c. Bila lemak jaringan dimobilisasi,
vakuol yang ditempati lemak mengeriput, selnya menjadi kecil dan rongga itu
diisi oleh cairan berwarna merah dan mengandung sedikit protein. Sel yang
mengeriput menyerupai sel lemak fetal disebut fetalization of fat
d. “Serous atrophy of fat “Makin banyak
lemak hilang makin banyak cairan intertisium terbentuk
e. Pada gizi buruk perubahan ini juga
terjadi pada epicard, periintestinal dan mesenterium
f. Dengan menghilangnya lemak maka alat
– alat tubuh menjadi kecil
g. Alat tubuh dibagi atas 3 golongan :
1) Yang kehilangan berat sejajar dg
turunnya BB (kel. Pankreas, parotis, dan submaxilaris
2) Yang kehilangan berat lebih banyak
dibandingkan dg turunnya BB (thymus, limpa, hati)
3) Yang kehilangan berat lebih sedikit
dp BB (ginjal, ovarium, testis, hipofisis, tyroid, jantung dan otak)
4) Kelebihan lemak (Obesitas) kalori
didapat. Terjadi kelebihan kalori yang dimetabolisme (hipometabolisme)
hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Terjadi pada kalori yg dibutuhkan
menurun → berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan pada:
h. Lemak ditimbun
i. Jaringan subkutis
j. Retroperitoneum Jaringan
k. Peritoneum
l. Omentum
m. Pericardium
n. Pankreas
o. Jantung
p. Obesitas → memperberat hipertensi,
diabetes,
Penyakit
Penimbunan Abnormal Lemak
a. Hand Schuller Christian (berhubungan
dengan radang, etiologi tidak diketahui
b. Niemann – Pick (perubahan
konstitusionil dalam metabolisme komplex lipid terganggu
c. Gaucher, terganggu pada jaringan susunan
retikulo endothelial
- Susunan Endokrin (Duktus Eksretorius)
Sistem
endokrin : kelenjar yang tidak mempunyai saluran keluar
Produknya disebut hormone darah → mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme, reproduksi dan lain – lain, langsung masuk aliran
Sistem endokrin:
Produknya disebut hormone darah → mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme, reproduksi dan lain – lain, langsung masuk aliran
Sistem endokrin:
- Kelenjar hipofisis
- Kelenjar adrenal
- Kelenjar thyroid
- Kelenjar langerhans pankreas
- Kelenjar Para thyroid
- Gonad: Ovarium dan testis
- Kelenjar thymus
- Placenta
Hipofisis tidak langsung
mempengaruhi sel tubuh, tapi mempengaruhi kelenjar endokrin lain. Menghasilkan
hormon yang Target organ Thyroid Adrenal sel tubuhq→ menghasilkan hormon
→ mempengaruhi Gonad anterior dan
posterior.nKelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus yaitu lobus. Lobus anterior
Growth hormonn (TSH) Thyrotropin Folikel Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone, Hormone Prolaktin Lobus posterior. (ADH) Anti
diuretik
Thyroid
Embriologi : dari invaginasi tuber
(endoderm) dari dasar lidah (foramen caecum) → tumbuh ke bawah, di muka trachea
dan tulang rawan
Fisiologi : mempertahankan derajat
metabolisme lebih
rangsangan. Merupakan alat tubuh yang sensitif dan dapat bereksi terhadap berbagai kelenjar membesar dan berfungsi lebih aktif. Pada masa pubertas, kehamilan, dan stres atau pada waktu haid : kelainan yg terjadi hiperplasi epitel, reabsorbsi koloid
tinggi kadang membentuk tonjolan-tonjolan ke dalam lumen sel folikel menjadi lebih rangsangan lain hilang → involusi, kelenjar mengecil. Apabila stres dan dipengaruhi oleh hipofisis melalui TSH. Fungsi thyroid hipopituitarisme) → thyroid atropiqApabila TSH negatif (contoh : pada juga meningkat → menekan hungsi hipofisis, dan sebaliknya apabila TSH meningkat → hormon thyroid menurun → merangsang hipofisis mengeluarkan TSH lebih banyak. Apabila thyroid yodium pada penyakit gondok. Menyebabkan hiperplasi dan pembesaran kelenjar thyroid seperti pada penderita kekurangan
rangsangan. Merupakan alat tubuh yang sensitif dan dapat bereksi terhadap berbagai kelenjar membesar dan berfungsi lebih aktif. Pada masa pubertas, kehamilan, dan stres atau pada waktu haid : kelainan yg terjadi hiperplasi epitel, reabsorbsi koloid
tinggi kadang membentuk tonjolan-tonjolan ke dalam lumen sel folikel menjadi lebih rangsangan lain hilang → involusi, kelenjar mengecil. Apabila stres dan dipengaruhi oleh hipofisis melalui TSH. Fungsi thyroid hipopituitarisme) → thyroid atropiqApabila TSH negatif (contoh : pada juga meningkat → menekan hungsi hipofisis, dan sebaliknya apabila TSH meningkat → hormon thyroid menurun → merangsang hipofisis mengeluarkan TSH lebih banyak. Apabila thyroid yodium pada penyakit gondok. Menyebabkan hiperplasi dan pembesaran kelenjar thyroid seperti pada penderita kekurangan
Biosintesis
Produksi Thyroid.
Produksi hormon thyroid melalui 4
tingkat:
1. Tingkat 1. TRAPPING: plasma I
gradient Thyroid I
2. Tingkat II. BINDING: I Oxidasi (I)
monoiodothyrosin (MTI)
MTI + (I) Diioxdotrhyrosin (DIT)
MTI + (I) Diioxdotrhyrosin (DIT)
3. Tingkat III. COUPLING : DIT + DIT
Tetraiodothyrosin =
thyrosin (T4). DIT + MIT Triodothyronine (T3).
thyrosin (T4). DIT + MIT Triodothyronine (T3).
4. Tingkat IV. Releasing: Thyroglobulin
proteolisis MIT + DIT + T3 + T4 plasma
T3 + T4 MIT + DIT Deiodinisasi Thyrosin
Thyroid I
Keterangan :
Percernaan
sebagai jodidanJodium dari makanan dan minuman diabsorpsi dari saluran kemudian
dikonsentrasin Thyroid mempunyai kemampuan untuk menarik iodida melalui
dinding sel antara plasma dan thyroidn mempertahankan iodida gradient rendah. Gradient
dapat meningkat secara langsung melalui TSH atau tidak langsung melalui
simpanan thyroid yang iodium dengan cepat terikat dengan tyrosin membentuk MIT,
DITn thyroid sebagai ThyroglobulinnDIT + DIT→ Thyrosin (T4) atau MIT +DIT → T3
dan disimpan dalam folikel kelenjar
- Manifestasi Penyakit Sistemik Pada Rongga Mulut
Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di
rongga mulut. Rongga mulut dapat menjadi jendela tubuh kita karena banyak
manifestasi pada rongga mulut yang menyertai penyakit sistemik. Kami telah
mempelajari beberapa makalah/artikel/jurnal dan menggambarkan manifestasi mulut
dari beberapa penyakit sistemik. Banyak lesi pada mukosa mulut, lidah, gingiva,
gigi, periodontal, glandula salivarius, tulang wajah, kulit disekitar mulut
yang terkait dengan penyakit sistemik umum.
- Kelainan Endokrin
Diabetes Mellitus (DM)
Sekitar sepertiga pasien diabetes mempunyai keluhan
xerostomia yang mana hal ini berkaitan dengan menurunnya aliran saliva dan
meningkatnya glukosa saliva. Kemudian, pembesaran glandula parotis bilateral
difus, keras, yang disebut sialadenosis dapat timbul. Proses ini tidak
reversibel meskipun metabolisme karbohidrat terkontrol baik. Perubahan
pengecapan dan sindrom mulut terbakar juga dilaporkan pada pasien DM tak
terkontrol.
Xerostomia merupakan faktor predisposisi berkembangnya
infeksi rongga mulut. Mukosa yang kering dan rusak lebih mudah timbulnya
infeksi oportunistik oleh Candida albican. Candidiasis erytematosus tampak
sebagai atropi papila sentral pada papila dorsal lidah dan terdapat pada lebih
dari 30% pasien DM. Mucormycosis dan glossitis migratory benigna juga mempunyai
angka insidensi yang tinggi pada IDDM di populasi umum.
Telah ditemukan bahwa terdapat insidensi yang tinggi
karies gigi pada pasien dengan DM yang tidak terkontrol. Hal ini dihubungkan
dengan tingginya level glukosa saliva dan cairan krevikuler. Penyembuhan luka
yang tidak sempurna, xerostomia yang diikuti dengan penimbunan plak dan sisa
makanan, kerentanan terhadap infeksi, dan hiperplasi attached gingiva, semua
memberi kontribusi meningkatnya insidensi penyakit periodontal pada pasien
diabetes (23).
Hypoparatiroidisme
Penurunan sekresi hormon paratiroid (PTH) dapat terjadi
setelah pengambilan glandula paratiroid, begitu juga destruksi autoimun
terhadap glandula paratiroid. Sindrom-sindrom yang jarang, seperti Digeorge
Syndrome dan Endocrine-candidiasis syndrome sering dihubungkan
dengan keadaan ini. Hipocalcemia terjadi mengikuti turunnya hormon paratiroid. Chvostek
sign, tanda khas hipokalsemia, dicirikan dengan berkedutnya bibir atas bila
nervus facialis diketuk tepat dibawah proccesus zygomaticus. Jika
hipoparatiroid timbul di awal kehidupan, selama proses
odontogenesis/pertumbuhan gigi, dapat terjadi hipoplasi email dan kegagalan
erupsi gigi. Adanya candidiasis oral persisten pada pasien muda menunjukkan
mulai terjadinya sindrom endocrine – candidiasis.
Hyperparatiroidisme
Manifestasi awal hiperparatiroid adalah hilangnya lamina
dura di sekitar akar gigi dengan perubahan pola trabecular rahang yang muncul
kemudian. Terdapat penurunan densitas trabecular dan kaburnya pola normal yang
menghasilkan penampakan ”ground glass” pada gambaran radiografiknya.
Dengan menetapnya penyakit, lesi tulang lainnya muncul, seperti hiperparatiroid
”brown tumor”.
Nama ini berasal dari warna spesimen jaringan yang
mencolok, biasanya merah tua – coklat akibat perdarahan dan tumpukan
hemosiderin dalam tumor. Gambaran radiografik menunjukkan lesi ini unilokuler
atau multiloculer radiolusen yang berbatas tegas yang biasanya merusak
mandibula, clavicula, iga, dan pelvis. Lesi ini soliter, namun lebih sering
multipel. Lesi yan bertahan lama dapat mengakibatkan ekspansi cortical yang
nyata. Secara histologik, lesi ini dicirikan sebagai proliferasi hebat jaringan
granulasi vascular yang menjadi latar belakang timbulnya multi-nucleated
osteoclast-type giant cells. Hal ini identik dengan lesi lain yang dikenal
dengan lesi giant cell sentral pada rahang.
Hypercortisolisme
Hypercortisolisme atau Cushing’s
syndrome, berasal dari meningkatnya glukokortikoid darah yang
terus-menerus. Hal ini juga bisa berkaitan dengan terapi kortikosteroid lain
atau produksi berlebih endogen dari glandula adrenal. Horman
adrenokorticotropik (ACTH) yang berlebih dari tumor pituitari juga menyebabkan
hipercortisolisme dan penyakit Cushing’s. Penumpukan jaringan lemak di
area wajah dikenal sebagai ”moon facies”. Pasien juga
mengalami facial hirsutism yang bervariasi. Fraktur patologis mandibula,
maxilla atau tulang alveolar juga dapat terjadi karena trauma benturan ringan
akibat osteoporosis. Penyembuhan fraktur, begitu juga penyembuhan tulang
alveolar dan jaringan lunak setelah pencabutan gigi menjadi tertunda.
Hypoadrenocortisisme
Hypoadrenocortisisme berasal dari
kurangnya produksi horman kortikosteroid adrenal karena adanya kerusakan cortex
adrenal, kondisi ini dikenal sebagai hypoadrenocortisisme primer atau Addison’s
disease. Hal ini biasanya berkaitan dengan autoimmune, juga dapat
disebabkan karena infeksi seperti tuberculosis, tumor metastase, amyloidosis,
sarcoidosis atau hemochromatosis.
Hypoadrenocortisisme sekunder berkembang karena fungsi
glandula pituitary yang inadequate. Manifestasi orofacial termasuk A ”bronzing”
hyperpigmentasi pada kulit, terutama pada area yang paling banyak
terpapar matahari (sun-exposed area). Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kadar beta-lipotropin atau ACTH, yang keduanya dapat menstimulasi
melanosit. Perubahan kulit ini didahului oleh melanosis mukosa mulut.
Pigmentasi kecoklatan difus atau bercak sering terjadi di mukosa buccal, namun
dapat terjadi di dasar mulut, ventral lidah dan bagian lain mukosa mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar