A. KONSEP TESIS, ANTITESIS DAN SINTESIS
Dialektik (Dialektika) berasal dari
kata dialog yang berarti komunikasi dua arah, istilah ini telah ada sejak masa
yunani kuno , George Wilhem Friederich Hegel (1770-1831)menyempurnakan konsep
dialektika, Model dialektika Hegel ini adalah yang lazim dikenal sebagai: tesis
– antitesis – sintesis.
Bagi Hegel, setiap tesis akan
mendapatkan reaksi berupa Antitesis dan pada gilirannya menghasilkan/menurunkan
Sintesis. Sintesis tadi pada hakekatnya adalah Tesis baru sehingga pada saatnya
akan mendapatkan reaksi baru yaitu Antitesis dan dengan demikian akan
membutuhkan Sintesis yang baru lagi. Demikianlah seterusnya langkah-langkah
tadi berulang kembali (sebuah sintesis adalah merupakan tesis baru, bila
nantinya ada yang membantahnya lagi dengan sintesis ilmiahnya.
Ada beberapa pengertian :
1. Tesis
a. Adalah pemaparan sebuah kebenaran
yang disertai oleh metode penelitan dan data yang kongkrit.
b. Merupakan kesimpulan atas sebuah
hasil riset ilmiah yang didasari atas bukti-buti dan pemikiran logis.
c. Tesis secara
sederhana dipahami sebagai suatu pernyataan atau pendapat yang diungkapkan
untuk sesuatu keadaan tertentu.
2. Antitesis
a. Adalah bantahan atas tesis tersebut.
b. Adalah hasil sebuah riset ilmiah
yang menggambarkan keterbaikan atau sangkalan atas tesis yang yang ada
sebelumnya dengan maksud menuluruhkan tesis itu.
c. Adalah pernyataan lain yang
menyanggah pernyataan atau pendapat tersebut.
3. Sintesis
a. Merupakan gabungan dari tesis dan
antitesis dimana awanya menjelaskan tesis sesuatu lalu disambung dengan anti
tesisnya dan di akhir dengan kesimpulan gabungan dari tesis dan anti tesis
tersebut
b. Merupakan jawaban atau kesimpulan
atas pertentangan yang dibuat antara tesis dan antitesis sehingga menjadi satu
hal utuh yang merupakan hasil ilmiah yang baru.
c. Adalah rangkuman yang menggabungkan
dua pernyataan berlawanan tersebut sehingga muncul rumusan pernyataan atau
pendapat yang baru.
Contoh 1 :
a. Tesis : diyakini bumi itu bulat dan merupakan pusat tata surya,
Anti tesis :
matahari merupakan pusat tata surya, bukan bumi,
Sintesis :
bumi itu bulat dan bukan pusat tata surya, melainkan pusat tata surya
adalah matahari
Pembahasan :
Tesis “diyakini bumi itu bulat dan merupakan pusat
tata surya”, anti tesis “matahari merupakan pusat tata surya, bukan bumi”, dan
menghasilkan sintesis “bumi itu bulat dan bukan pusat tata surya, melainkan
pusat tata surya adalah matahari”
Matahari merupakan
sebuah bintang yang paling dekat dengan bumi. Bintang merupakan benda langit
yang dapat menghasilkan cahaya sendiri Matahari adalah salah satu dari 100
miliar lebih bintang yang ada di galaksi Bimasakti. Oleh karena letaknya yang
dekat dengan bumi, cahaya matahari tampak lebih terang dan ukurannya tampak
lebih besar dibandingkan dengan berjuta-juta bintang lainnya. Matahari
memancarkan cahaya dan panasnya karena pada inti matahari terjadi reaksi fusi
yang menghasilkan energi yang sangat besar. Suhu inti matahari ± 15 juta °C dan
suhu di permukaan kurang lebih 6.000 °C, matahari terdiri atas gas hidrogen
(80%–90%) dan gas helium. Energi yang dipancarkan matahari setiap detik setara
dengan energi matahari yang diterima Bumi selama 100 tahun. Panas yang
dipancarkan matahari merupakan sumber energi utama di bumi.
Matahari
berputar pada porosnya dari barat ke timur. Jika dibandingkan dengan bumi,
ukuran matahari sangat besar. Diameter matahari 110 kali diameter bumi.
Matahari bentuknya menyerupai bola gas dengan diameter ±1,4 juta kilometer
(1.400.000 km). Volume matahari hampir 1 juta kali volume bumi. Dengan ukuran
matahari yang sangat besar seperti dijelaskan di atas, maka matahari memiliki
gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi matahari 28 kali lebih besar
daripada gaya gravitasi bumi. Dengan gaya gravitasi tersebut terjadi gaya
tarik-menarik antara matahari dengan planet-planet dan benda langit lainnya.
Hal ini yang menyebabkan planet-planet dan benda langit lainnya selalu beredar
mengelilingi matahari.
Bukti
bahwa bumi itu bulat dapat kita lakukan dengan :
1)
Jika
Anda berada di sebuah pelabuhan atau sedang berjalan-jalan di pantai dan
menatap ke cakrawala, Anda mungkin bisa melihat fenomena yang sangat menarik:
sebuah kapal yang sedang berlayar menuju ke arah Anda. Kapal seolah keluar dari
bawah laut, memperlihatkan tiangnya terlebih dahulu, lalu badan tengahnya, dan
akhirnya keseluruhan tubuh kapal. Alasan kapal muncul seolah-olah "keluar
dari balik ombak" adalah karena dunia ini tidak datar, tapi bulat hampir
menyerupai bola.
2)
Dengan
mengamati gerhana Bulan, kita bisa melihat bukti bahwa Bumi itu bulat. Ketika
terjadi gerhana Bulan total, biasanya keseluruhan Bulan akan terlihat seperti
memiliki warna merah keoranyean. Hal itu terjadi karena Bumi berada di antara
Matahari dan Bulan, menyebabkan bayangan Bumi jatuh sepenuhnya ke Bulan. Nah
jika Bumi itu datar maka Bulan tidak akan sepenuhnya memiliki warna merah
keoranyean.
3)
Jika
Bumi itu datar, maka jarak pandang kita, baik sedang di bawah maupun di atas
pohon, akan sama. Namun ketika kita memanjat sebuah pohon tinggi, kita akan
merasakan bahwa semakin tinggi kita memanjat semakin jauh juga pandangan kita. Hal
ini terjadi karena bagian yang sebelumnya terhalang di pandangan kita, akibat
bentuk Bumi yang bulat, jadi terlihat karena posisi kita bertambah tinggi.
4)
Dengan
mengamati proses Matahari tenggelam kita bisa menemukan bukti bahwa Bumi itu
bulat. Jadi bayangkan kita sedang mengamati proses tenggelamnya Matahari dari
suatu tempat, sebut saja titik A. Ketika Matahari tak lagi terlihat dari titik
tersebut, cobalah pergi ke tempat yang lebih tinggi, sebut saja titik B. Dari
titik B kita akan masih bisa melihat Matahari, sementara pada titik A Matahari
tidak lagi terlihat. Jika Bumi datar, saat Matahari telah tenggelam pada titik
A maka pada titik B, meski lebih tinggi, Matahari pun tidak akan terlihat. Namun
pada kenyataannya jika kita melakukan hal tersebut setelah Matahari menghilang
dari pandangan di titik A, di titik B yang lebih tinggi Matahari masih akan
terlihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar