2.1 Konsep Dasar BBL Normal
2.1.2
Pengertian
BBLN adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu-42 minggu
dengan berat badan 2500 gr – 4000 gram. (asuhan kesehatan anak, 1993 : 69).
Ciri-ciri BBLN:
-BB 2500-4000 gram
-PBL 48-52 cm
-Lingkar dada dan kepala : 30-38 cm dan 33-35 cm.
-TTV : Suhu :
3650C – 375 0C
Nadi :
140 – 160 x/mnt
RR :
40-60 x/mnt
-Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan kesuburan cukup
terbentuk dan diliputi vernic caseosa.
-Rambut lanigo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya sudah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas.
-Genetalia pada laki-laki testis sudah turun dan pada perempuan labia
mayora sudah menutup labia minora.
2.1.2
Refleks
Refleks yang
terdapat pada neonatus normal
a.
Morro atau refleks terkejut
Refleks ini merupakan tanda adanya koordinasi
neuromuscular yang memuaskan. Tidak adanya refleks moro menunjukkan kerusakan
serobral. Refleks ini di jumpai selama beberapa minggu setelah dilahirkan
dengan refleks morro bayi akan memperlihatkan reaksi terhadap rangsangan
eksternal tiba-tiba.
b.
Refleks menggenggam
Refleks menggenggam bisa kuat sekali dan
kadang-kadang bayi di angkat dari permukaan meja sementara ia berbaring dan
menggenggam jari petugas.
c.
Refleks menghisap
Bayi normal / matur akan berupaya untuk
menghisap setiap badan yang menyentuh bibirnya, refleks menelan yang terdapat.
d.
Rooting refleks “mencari”
Jika pipi bayi di sentuh, ia akan menolehkan
kepalanya ke sisi yang disentuh itu untuk mencari putting susu.
e.
Refleks melangkah
Jika bayi didirikan dengan memegang badannya di
bawah kedua lengannya, sehingga kedua kakinya menyentuh suatu permukaan yang
keras. Maka ia akan mengangkat mula-mula tungkai yang satu dan tungkai lainnya.
Seperti gerakan meraba berjalan/melangkah. Refleks ini biasanya menghilang
setelah 48 jam.
f.
Menangis
Tangisan bayi yang baru lahir harus kuat dan
jernih. Setiap variasi dari keadaan ini tangisan yang lemah atau bernada tinggi
/ melengkung merupakan keadaan abnormal dan harus dilaporkan.
2.1.3
Eliminasi
a.
Urine
Bayi berkemih hanya sekali /dua kali selama 24 jam pertama. Urine
sering mensekresikan pada saat lahir dan jika bayi tidak berkemih dalam 24 jam
pertama, dokter anak yang merawatnya harus di beritahu sesudah hari pertama
ekskresi urine akan terjadi dengan sering yaitu, sekitar 10-12 kali perhari.
b.
Fases
Feses/tinja pertama yang di keluarkan oleh bayi terdiri atas
mekonium, yaitu bahan seperti ter berwarna hijau gelap yang terbentuk dalam
saluran usus selama kehidupan dalam rahim. Defekasi harus terjadi dalam 24 jam
pertama.
2.1.4
Penilaian Bayi Baru Lahir
-
Penilaian bayi yang baru lahir
dengan apgar score (AS)
-
Penilaian tradisional selama
periode reaktifitas
Tabel 2.1 Periode
Dengan Kajian Fisik Secara Sistematik
|
0
|
1
|
2
|
Appearance
(Warna kulit)
|
Pucat
|
Badan merah,
ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
|
Pulse rate
(Frekuensi
nadi)
|
Tidak ada
|
<100
|
>100
|
Grimace
(Reaksi
rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit
gerakan mimik
|
Batuk/bersin
|
Activity
(Tonus otot)
|
Tidak ada
|
Ekstremitas
sedikit fleksi
|
Gerakan aktif
|
Respiratory
(Pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/tidak
teratur
|
Baik/menangis
|
Catatan:
NA 1 menit lebih / sama dengan 7 tidak perlu resusitasi.
NA 1 menit 4-6 bagian anda masuk ventelion
NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi.
Dari hasil penilaian tersebut dapat di ketahui apakah bayi normal
(vigorous baby : AS 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai, AS 4-6) asfiksia
berat (nilai AS 0-3).
2.2 Perubahan-perubahan pada
BBL
2.2.1
Perubahan Metabolisme
Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah bayi lahir akan terjadi
penurunan kadar gula darah, oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65
mg/100 ml akan menurun menjadi 50mg/100 ml, energi tambahan yang di perlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir di ambil dari hasil metabolisme
asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg / 100 ml.
2.2.2
Perubahan suhu tubuh
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat
yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila
dibiarkan saja suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas
melalui evaporasi, konversi dan radiasi sebanyak 200 kalori / kg BB / menit.
Sedangkan produksi panas yang dihasilkan terhadap bayi hanya 1/10 nya keadaan
ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20C dalam waktu 15
menit akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan naik 5 kebutuhan
oksigen 59 naik.
2.2.3
Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dan
pertukaran gas melalui, plasenta, setelah lahir pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama adalah
-
Tekanan mekanisme dari toraks
sewaktu melalui jalan lahir.
-
Penurunan pada oksigen dan
kenaikan pada oksigen merangsang hemo reseptor yang terletak di sinus caratus.
-
Rangsangan dingin di daerah
maka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan.
-
Refleks deflasi kening brear
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 20 detik setelah di lahirkan
-
Tekanan rongga dada bayi pada
saat melalui jalan lahir. Pervag mengakibatkan cairan paru-paru (pada BBLN
jumlahnya 80-100 ml) kehilangan dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan
yang hilang dig anti dengan udara paru-paru berkembang sehingga rongga dada
kembali pada bentuk semula pernafasan biasnya crafragmatik dan abdominal.
2.2.4
Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan
O2 dan meningkatnya tekanan O2, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi
pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat hal ini menyebabkan darah
dan arteri pulmanalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteiosus menutup.
2.3 Penanganan Bayi Baru Lahir
-
Melakukan pembersihan lendir pada
saat kepala keluar dengan pembersih mulut, hidung dan mata dengan kasas steril.
-
Jam lahir di catat
-
Lendir di hisap sebersih
mungkin sambil di tidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dengan hisap
dari mulut dan hidung.
-
Tali, PSI di ikat dengan baik
sebelumnya di klem kemudian di ikat dengan benang steril
-
Segera setelah lahir bayi yang
sehat akan menangis kuat
-
Mengeringkan badan bayi dari
cairan ketuban dengan menggunakan kain yang halus
-
Memotong dan merawat tali PSI
·
Celupkan tengah yang masih
menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan
darah.
·
Bilas dengan air matang / DTT.
·
Keringkan tangan.
·
Ikat tali, PSI sekitar 1 cm
dari PSI bayi dengan menggunakan benang DTT / tali pusat.
·
Selimuti ulang bayi dengan kain
bersih dan kering
·
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pastikan bahwa bagian kepala bayi di selimuti setiap saat keringkan
bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan
cepat kehilangan panas tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup.
-
Anjurkan ibu hamil memeluk dan
menyusui bayinya memeluk bayi akan membuat bayi tetap hangat dan merupakan
upaya pencegahan kehilangan panas yang baik.
-
Lakukan penimbangan sebelum
bayi mengenakan pakaian
-
Memberikan obat mata untuk
mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan cara mata bayi di bersihkan
-
Melaksanakan pemeriksaan
kesehatan bayi
Mengukur BB, PB, LK, Lila, LD, Observasi, TTV, keadaan retlok,
keadaan eliminasi.
2.4 Manajemen Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Normal
Tanggal : 10 – 01 – 2013
Jam :
20.00 WIB
A.
Pengkajian
1)
Data Subyektif
- Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny ‘E’.
Umur : 3 hari.
Tgl/jam lahir : 7 – 1 – 2013/11.00 WIB
JK : Perempuan.
- Identitas Orang Tua
Nama : Ny ‘ A ‘ / Tn ‘ J
‘
Umur : 33 tahun / 35
tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT/Petani
Alamat : Campurejo 3/2
Kediri
c. Riwayat Obsteri (Ibu)
a)
Riwayat kehamilan : GIII P0000
b)
Pemeriksaan kehamilan :
Teratur.
c)
Total ANC : 3 x trimester I, 2
x trimester II, 3 x trimester III
d)
Suntikan TT : 1x saat CPW dan
1x pada usia kehamilan 2 bulan
d. . Riwayat Kehamilan/Persalinan
-
Jenis persalinan : Spontan, LBK,
Normal, Langsung menangis.
-
Tanggal lahir/jam : 7 – 1 –
2013
-
BBL : 3400 gram
-
PBL : 49 cm
-
LD : 34 cm
-
AS : 8 – 9
-
JK : Perempuan.
e. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a)
Nutrisi
-
Jenis : ASI susu formula.
-
Frekuensi : Tiap 2 – 3 jam
-
Saat kapan : Saat bayi lapar/haus
-
Cara pemberian : Disusui langsung dan susu
formula menggunakan sendok
-
Kemampuan mengisap : Baik
-
Kesulitan : Tidak ada
b) Eliminasi
-
BAK
·
Frekuensi : 4 – 5 x/hari.
·
Bau/Warna : Khas amoniak/kuning
muda.
-
BAB
·
Frekuensi : 1 – 2 x/hari
·
Konsistensi/warna : Lunak/kehitam-hitaman
(mekonium).
c)
Mandi
Dimandikan 1kali sehari pada pagi hari.
d) Tidur
-
Lamanya tidur : tidak menentu
-
Kesulitan tidur : tidak ada
-
Waktu tidur : pagi hari, siang
hari dan malam hari. Bayi sering terbangun dan menangis jika lapar dan popoknya
basah.
f. Data Psikososial
a) Pola emosional bayi
- Bayi menangis jika popoknya basah.
- Bayi menyusu belum terlalu kuat.
- Bayi tidak gelisah.
b) Pola emosional orang tua/ibu
- Ibu senang dan bahagia atas kelahiran bayinya dan
akan merawat bayinya dengan baik.
- Ibu berharap agar bayinya dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dan sehat.
c) Interaksi orang tua terhadap bayi baik.
g.
Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan pengukuran.
1. Ukuran lingkaran.
a. Lingkar kepala : 29 cm
b. Lingkar dada : 28 cm
c. Lingkar perut : 29 cm
d. Lingkaran lengan : 9 cm
2. Ukuran panjang
a. Kepala-simfisis : 28 cm
b. Simfisis-kaki : 20 cm
B.
Identifikasi Diagnosa/Masalah
Aktual
DS : - bayi lahir tgl 7 – 1 – 2013 jam 11.00 WIB jenis kelamin perempuan
DO : - BB normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan BBL antara 2500 – 4000 gram dan
PBL ≥ 45 cm.
- Pertumbuhan organ-organ tubuh bayi sudah normal, baik anatomi
maupun fisiologis. ( Ilmu kebidanan 2007 )
C. Identifikasi
Diagnosa/Masalah Potensial
Tidak ada data
yang mendukung terjadinya masalah potensial.
D. Tindakan
Segera/Kolaborasi
Tidak ada data
yang mendukung untuk dilakukan tindakan/segera atau kolaborasi.
E. Rencana
Asuhan
Tujuan :
- Bayi dapat melewati masa transisi dengan baik.
- Tidak terjadi hipotermi dan infeksi tali pusat.
- Bayi sehat dan dalam keadaan normal.
- Bayi dapat beradaptasi dengan lingkungan diluar kandungan.
Kriteria keberhasilan :
- Bayi sehat, TTV dalam batasan normal
- Tali pusat tidak merah dan tidak bengkak
- Tali pusat kering dan cepat pupuh/lepas
Rencana
tindakan.
1.
Observasi Keadaan Umum dan TTV.
Rasional : Untuk mengidentifikasi secara dini maslah BBL serta
indikator untuk melakukan tindak selanjutnya.
2.
Beri kehangatan bayi dengan
membungkus dan menyelimuti tubuh bayi.
Rasional : Bayi pada awal kehidupannya sangat mudah kehilangan panas
bila berada lingkungan yang kurang baik.
3.
Anjurkan pada ibu untuk
mengganti pembungkus tali pusat setiap kali habis mandi.
Rasional : Bertujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat dan mempercepat
puputnya tali pusat.
4.
Anjurkan pada ibu untuk
mengganti popok bayinya setiap kali basah.
Rasional : Merupakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya hipotermi dan juga dapat mencegah ruam popok sebagai reaksi kulit terhadap amoniak pada urine dan penyebaran bakteri pada feces.
Rasional : Merupakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya hipotermi dan juga dapat mencegah ruam popok sebagai reaksi kulit terhadap amoniak pada urine dan penyebaran bakteri pada feces.
5.
Anjurkan pada ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin.
Rasional : Dengan menyusui bayinya sesering mungkin dapat merangsang
produksi ASI dan merangsang refleks isap bayi.
6. Memberikan HE pada ibu
tentang :
a. Perawatan tali pusat.
Rasional : Untuk mencegah infeksi dan mempercepat puputnya tali
pusat serta memberikan rasa nyaman pada bayi.
b.ASI eksklusif.
Rasional : ASI merupakan makan utama bayi yang dapat memberi
keuntungan bagi tumbuh kembang bayi, ASI 1 – 3 sangat berisi colostrum yang
mengandung antibodi yang sangat penting bagi bayi.
c.
Tanda-tanda infeksi.
Rasional : Pengenalan tanda-tanda infeksi pada ibu dan
keluarga agar ibu dapat mengenali tanda-tanda infeksi sehingga ibu dapat
mengambil tindakan yang sesuai jika menemukan tanda-tanda tersebut.
7.
Anjurkan pada ibu untuk membawa
bayinya ke posyandu.
Rasional : Untuk dapat memperoleh imunisasi secara lengkap dan dapat
mengetahui perkembangan bayinya.
F. Implementasi
1. Memberitahu pada ibu tentang KU
dan TTV bayi dengan hasil dalam keadaan baik.
TTV (P : 48 x/menit, S : 36oC, N : 124 x/menit)
2. Memberi kehangatan pada bayi dengan cara
membungkus bayi dengan selimut yang bersih dan kering.
3. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti pembungkus
tali pusat setiap kali habis mandi.
4. Menganjurkan pada ibu untuk
mengganti popok bayinya setuap kali basah/kotor.
5. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
6. Memberikan HE pada ibu tentang :
a. Perawatan tali pusat dengan menjaga kebersihan tali
pusat dan jangan dibubuhi dengan sesuatu seperti bedak atau ramuan.
b. ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa makanan
tambahan lainnya sampai umur 6 bulan.
c. Tanda-tanda infeksi diantara tali pusat kemerahan, bau busuk dan
bayi demam.
7. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu.
G. EVALUASI
1.
Keadaan Umum bayi baik, TTV
dalam batas normal
( P: 48 x/menit, S : 36,8 oC, N : 120 x/menit )
2.
Bayi tidak mengalami hipotermi.
Hasil : suhu dalam keadaan normal ( S : 36,8 oC ).
3.
Bayi tidak mengalami infeksi.
Hasil : tali pusat tidak kemerahan, tidak berbau busuk dan bayi
tidak demam.
4.
Ibu megerti tentang apa yang
telah disampaikan dan bersedia melaksanakan semua anjuran yang telah
diasampaikan oleh bidan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar