Selasa, 21 Agustus 2018

SISTEM SIRKULASI


Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk menyampaikan nutrien (asam amino, glukosa, asam lemak, vitamin, mineral, air), hormon, sel darah dari dan menuju sel-sel tubuh manusia, yang bertujuan untuk menjaga homeostasis/keseimbangan sistem tubuh.
Setelah anda memiliki pehamanan yang benar tentang sirkulasi darah sistemik, nah sekarang bagaimana dengan sirkulasi darah janin. Sama atau ada perbedaan ? Ternyata ada perbedaan. Beberapa perbedaan sebagaimana keterangan berikut :
1)           Janin yang ada di dalam kandungan semua kebutuhan akan nutrisi dan oksigen dipenuhi dari sirkulasi darah ibu lewat plasenta.
2)        Oksigen yang dipasok dari sirkulasi darah ibu sudah kaya oksigen, artinya paru-paru janin belum berfungsi untuk melakukan proses pertukaran gas.
3)        Oksigen dan nutrisi yang dipasok oleh sirkulasi ibu ke janin lewat plasenta, kemudian mengalir ke janin melalui arteri umbilikalis, dana manakala oksigen telah diambil janin, maka darah yang miskin oksigen dari janin dialirkan ke sirkulasi ibu melalui vena umbilikalis.
4)             Proses masuknya oksigen dan nutrisi setelah dari arteri umbilikalis menuju serambi kanan (atrium kanan) kemudian melewati voramen ovale dan duktus arteriosus bothali menuju ke serambi kiri (atrium kiri).
5)             Selanjutnya dari atrium kiri langsung menuju ke aorta dan oksigen didistribusikan ke seluruh organ janin untuk pertumbuhan.

BAGAIMANA SIRKULASI DARAH JANIN ?
Pada saat bayi dilahirkan, situasi sirkulasi darah berubah secara drastis dan tiba-tiba. Bayi baru lahir tidak lagi mendapatkan suplay oksigen dari plasenta karena pembuluh darah plasenta yang resistensinya rendah tidak lagi berhubungan dengan janin karena diputus setelah pemotongan tali pusat.
Pada saat lahir, bayi terpisah dari plasenta, cairan pru-paru terperas keluar, dan bayi menghirup napas (bernapas) sehingga paru-paru terbuka dan pembuluh darah mengalir ke paru-paru. Segera setalah lahir, resistensi paru-paru turun sedangkan resistensi sirkulasi sistemik meningkat. Aliran darah tidak lagi memintas dari kanan ke kiri melalui voramen ovale atau duktus arteriosus botali tetapi langsung melewati paru-paru untuk proses oksigenisasi. Dalam keadan normal, kedua pirau/jalan pintas ini mulai menutup beberapa jam setelah lahir. Apabila tidak menutup terjadi kelainan penutupan voramen ovale dan duktus arteriosus botali sehingga dinamakan penyakit jantung bawaan, yang ditandai dengan kebiruan saat bayi menangis atau sesak dan biru seluruh tubuh setelah bayi melakukan aktivitas.
Dengan berakhirnya anda membaca sirkulasi darah janin, anda telah hafal dan mampu menjelaskan sistem sirkulasi. Nah apa sebenarnya sistem sirkulasi itu ? pemahaman apa sistem sirkulasi ini sangat penting agar anda tidak mengalami kesulitan belajar fisiologi sistem sirkulasi.
Sebenarnya sistem sirkulasi dibagi dua bagian utama yaitu :
1.    Sistem sirkulasi darah (Kardiovaskuler), terdiri dari; jantung sebagai pompa, pembuluh darah dan darah yang beredar di sepanjang pembuluh darah.
2.    Sistem limfe (saluran limfe), terdiri dari kelenjar limfe dan pembuluh limfe.

Sistem sirkulasi darah (sistem kardiovaskuler) terdiri dari tiga komponen utama yaitu ; 1) jantung sebagai pompa, 2) pembuluh darah dan 3) sel darah.
Fungsi sistem kardiovaskuler secara garis besar adalah; 1) sebagai alat transportasi oksigen, karbondioksida, hormon, nutriesi hasil metabolisme, dan zat sisa metabolisme lain ke dan dari jaringan tubuh, 2) berfungsi sebagai pengatur keseimbangan cairan ekstrasel.

ORGAN JANTUNG SEBAGAI POMPA

Perlu anda ketahui bahwa jumlah suplay darah menuju organ jantung sebesar 223 ml/mt atau sekitar 4-5% cardiac output (CO). Jumlah tersebut berasal dari arteri coronaria kanan dan arteri coronaria kiri yang merupakan cabang dari aorta. Arteria coronaria kanan memperdarahi atrium kanan, sebagian septum interventrikel, SA node, AV node, bundle his dan serabut purkinye. Sedangkan arteri coronaria kiri memperdarahi bagian depan ventrikel kiri, sebagian SA node, bagian belakang ventrikel kiri dan serabut purkinye. Lihatlah gambar berikut :


[Picture2.png]
 










 Gambar 4.2 : Pembuluh Arteri Jantung 

Organ jantung sebagai pompa sangat erat kaitannya dengan karakteristik otot jantung. Otot jantung dikategorikan el otot eksitable (sel yang mampu menimbulkan potensial listrik). Sehingga peran otot jantung inilah yang sebenarnya sebagai pompa darah karena memiliki potensial listrik.
Sebelum anda memahami jantung sebagai pompa lebih lanjut alangkah baiknya anda flasback untuk mereview lapisan otot jantung. Dinding otot jantung terdiri dari tiga (3) lapisan yaitu lapisan paling luar dinamakan epikardium, lapisan tengah dinamakan miokardium dan lapisan dalam dinamakan endokardium. Dari ketiga jenis lapisan dinding otot jantung inilah lapisan tengah (miokardium) pegang peranan dominan dalam memompa darah. Lihatlah gambar berikut :

Gambar 4.4 : Lapisan Otot Jantung

Otot jantung merupakan otot polos bergaris yang bekerja secara otonomik (tidak dikendalikan oleh kehendak). Otot jantung ini memiliki kemampuan aktivitas listrik. Kelistrikan otot jantung terjadi akibat dari perubahan permiabilitas membrane sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Ada tiga ion penting yang menimbulkan potensial listrik di otot jantung yaitu; kalium, natrium dan kalsium. Ion Kalium dominan di dalam sel dan ion natrium dominan di ekstra sel. Proses masukknya ion natrium ke intrasel inilah menimbulkan potensial listrik atau disebut dengan istilah depolarisasi.
Nah sekarang tambah sulit kan memahami bagaimana otot jantung (miokardium) bisa menimbulkan potensial listrik. Jangan patah semangat, anda harus sabar dan bersemangat untuk belajar. Baca keterangan berikut agar pemahaman anda lebih cepat.
Potensial aksi di dalam sel otot jantung dipicu sebagai hasil depolarisasi yang diperoleh dari sel-sel otot sebelahnya. Potensial aksi terjadi manakala saluran natrium sensitif-voltase terbuka di dalam membran sel, mengakibatkan masuknya ion natrium bermuatan positif. Kondisi ini desbut fase 0 potensial aksi jantung dan memiliki karakteristik perubahan yang cepat dalam potensial membran, dari sekitar -80mV intraseluler menjadi bernilai positif sekitar 20-25 mV. Penutupan saluran natrium berjalan sangat cepat, menandai berakhirnya fase 0.
Fase selanjutnya adalah fase repolarisasi (fase-1). Selama fase-1 ini saluran natrium menutup di dalam sel, dan ion kalium bermuatan positif terakumilasi di dalam sel, mencegah potensial membran kembali ke keadaan istirahat (negatif). Penutupan saluran kalium yang segera dilanjutkan dengan awitan potensial aksi tidak terjadi di otot rangka; pada otot jantung, penutupan ini menyebabkan pelambatan repolarisasi.
Fase-2 terjadi saat ion kalsium mulai masuk ke dalam sel melalui saluran kalsium yang ada di membran sel. Hal ini meningkatkan kalsium intrasel, sehingga memicu pembukaan yang lain, yaitu kalsium lambat yang berlokasi di dalam membran retikulum sarkoplasma. Pergerakkan masuknya kalsium yang lambat memperpanjang repolarisasi.
Fase-3 adalah fase repolarisasi akhir, ditandai dengan rendahnya kadar kalsium intrasel. Pada saat kalium turun, sel berelaksasi dan jantung masuk ke tahap diastole. Fase-4 adalah fase istirahat, sampai kembali distimulasi untuk mengalami potensial aksi. 
Gambar 4.5 : Potensial Aksi Jantung

Potensial listrik otot jantung ini bersifat alamiah dan terus menerus berkontrasi secara teratur sehingga organ jantung sebagai pompa memiliki sifat konduktility,ritmity,kontraktility. Sistem penghantar kelistrikan jantung secara alamiah diperankan oleh :
a.    S.A node sebagai pemicu timbulnya aksi potensial (pace maker). Terletak di dinding  anterior RA berdekatan dengan tempat masuknya vena cava superior.
b.    A.V node terletak pada septum atrium bagian kanan dan sedikit posterior katup triskupidalis/ dekat muara sinus koronarius
c.    Berkas His, lanjutan dari AV node, merupakan penghubung fungsional antara otot  atrium dan ventrikel, kemudian bercabang menjadi left and right bundl branch. Kemudian ke serat-serat purkinye yang berada di sel-sel miokardium.

PEMBULUH DARAH ARTERI, VENA DAN KAPILER
Setelah anda memahami dengan benar bagaimana fungsi jantung sebagai pompa darah. Tentunya darah yang dipompa oleh jantung itu diteruskan atau didistribusikan ke seluruh tubuh/sel tubuh melalui pembuluh darah. Sekarang apa yang dimaksud dengan pembuluh darah itu secara anatomi dan fungsi. Baca dan simak keterangan dosen anda.
Pertama bahwa semua pembuluh darah kecuali kapiler terdiri dari tiga lapisan yaitu; tunika adventisia, tunika media dan tunika intima. Lihat gambar di bawah.
Tunika adventisia adalah lapisan terluar dari dinding pembuluh darah. Lapisan ini terutama terdiri dari jaringan ikat dan berfungsi sebagai penyokong fisik pembuluh darah. Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot polos vaskuler. Lapisan inilah yang bisa meningkat atau menurun. Apabila meningkat menyebabkan kontriksi pembuluh darah, bila tegangan menurun menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Peningkatan dan penurunan jari-jari lumen pembuluh darah tergantung dari keberadaan hormon, saraf dan lokal aliran darah. Sedangkan tunika intima adalah lapisan pembuluh darah yang paling dalam dan tersusun dari sel-sel endotelium dan dikelilingi oleh membran basalis.
Karakteristik vena memiliki lebih sedikit otot polos daripada arteri dan arteriol. Pembuluh darah vena lebih tipis dan mudah melebar untuk mengakomodasi darah dalam jumlah besar serta mudah kolaps. Di vena juga memiliki satu katup yang memungkinkan darah mudah mengalir ke jantung.
Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh terkecil yang memiliki diameter antara 4-9 mikrometer. Zat yang larut di kapiler antara lain; oksigen, karbondioksida untuk berdifusi ke sel.

Gambar 4.6 : Pembuluh darah Arteri dan Vena

JUMLAH DARAH DAN SEL DARAH
Jumlah darah total dalam tubuh sebanyak 8% dari BB (5,6 liter pada pria dengan BB 70Kg), sedangkan pada wanita komposisinya lebih sedikit. Komposisi darah 55% plasma (di plasma 91% air, 8% protein; albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen, 1% mineral; natrium clorida, natrium bikarbonat, kalsium, besi, fosfor, dll) dan 45% sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit).

Contoh kasus :
Tn.A usia 46 tahun memiliki berat badan 78 Kg. Bagaimana distribusi cairan intrasel dan ekstraselnya. Berapa jumlah cairan intravaskulernya ?
Jawab :
1.        Kunci rumus ada pada perbandingan jumlah CIS dan CES yaitu :
a.    Dewasa : CIS :CES = 2:1
b.    Anak-anak : CIS:CES = 3:2
c.    Bayai : CIS:CES = 1:1
2.        CES tersusun dari Cairan interstisiil (antara sel) sebesar 15% dan cairan intravaskuler sebesar 5% atau 3 : 1 artinya ¾ nya cairan interstisiil dan ¼ nya cairan intravaskuler (Darah).
3.        Jumlah cairan tubuh orang dewasa 45-75% BB; Laki-laki sekitar 60% BB, sedangkan wanita 55% BB, anak-anak tanpa memandang jenis kelamin 75% BB.
4.        Perbandingan CIS dan CES untuk Tn A dengan BB =78 Kg sebagai berikut ;
a.    CIS : CES = 2:1 artinya CIS = 2/3 x 78=52 Kg; CES=1/3 x 78 =26 Kg
b.    Dari 26 Kg cairan CES ternyata tersusun dari ¾ cairan interstisiil dan ¼ cairan intravaskuler, nah berapa cairan intravaskulernya, ya ¼ x 26 = 6,5 Kg
5.        Pembuktian apakah 6,5 Kg adalah 8% dari BB, jawabnya adalah (6,5/78) x 100 = 8,3 %
6.        Sehingga Tn A berat 78 Kg maka jumlah cairan intravaskulernya adalah 6,5 liter.

Kasus kedua
Ny. A usia 34 tahun memiliki berat badan 60 Kg, mengalami perdarahan sebanyak 600 cc karena proses persalinannya. Apakah ibu tersebut perlu diberi tambahan darah (tranfusi darah) ?

Jawab :
1.             Indikasi pemberian tambahan darah (tranfusi darah) jika seseorang karena suatu sebab kehilangan darah ≥ 10 % dari total volume darah.
2.             Jumlah volumen darah Ny. A adalah 8% x 60 Kg = 4,8 liter
3.             Batas minimal indikasi tranfusi adalah 10% x 4,8 liter = 480 cc
4.             Kalau perdarahan Ny A mencapai 600 cc maka diindikasikan untuk diberi tranfusi darah.
5.             Pengganti bisa diberi infus dengan jumlah 4 x jumlah darah yang hilang.
6.             Kalau diberi infus jumlahnya adalah 4 x 600 cc = 2400 cc, kalau 1 fles berisi 500 cc maka penggantinya adalah 5 fles.

SIKLUS JANTUNG
Pada saat ventrikel berkontraksi, katup atrioventrikuler (AV) akan terbuka dan darah mengalir dari atrium ke ventrikel bertekanan rendah yang sedang mengalami relaksasi. Katup aorta dan katup pulmunalis tertutup, karena tekanan di aorta dan arteri pulmunalis lebih besar daripada tekanan di ventrikel yang berelaksasi. Hal ini memungkinkan darah berkumpul di dalam ventrikel. Periode ini disebut periode diastole.
Volume darah dalam ventrikel sesaat sebelum kontraksi ventrikel disebut volume diastolik akhir. Sewaktu ventrikel berkontraksi, tekanan di dalam ventrikel menjadi lebih besar daripada di atrium dan katup AV menutup. Dalam waktu singkat tekanan di aorta dan di arteri pulmunalis tetap lebih tinggi daripada di ventrikel, sehingga katup aorta dan katup pulmunalis (katup semilunaris) menutup.
Seiring dengan peningkatan tekanan di dalam ventrikel, katup aorta dan pulmunalis terbuka dengan cepat dan darah mengalir keluar ventrikel dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi. Periode kontraksi ventrikel ini disebut sistole.
Pada akhir sistole, ventrikel kembali berelaksasi. Sewaktu tekanan dalam ventrikel yang berelaksasi tersebut turun di bawah tekanan di dalam aorta dan pulmunalis, maka katup aorta dan pulmunalis menutup. Darah yang masuk ke atrium dari vena kava superior dan inferior serta vena pulmunalis menyebabkan tekanan di dalam atrium kembali meningkat dan mengakibatkan pembukaan katup AV. Siklus pengisian dan pengosongan ventrikel kembali berulang.

TEKANAN ARTERI
Arteri pulmunalis dan aorta adalah pembuluh darah berotot yang membesar saat menampung alirand arah dari ventrikel. Keduanya menahan darah tersebut sebelum dialirkan ke sistem vaskuler (pembuluh darah). Tekanan yang dihasilkan oleh puncak kontraksi ventrikel jauh lebih besar daripada tekanan di dalam arteri saat ventrikel relaksasi. Kedua tekanan ini lebih sering diukur dalam pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan selama kontraksi ventrikel. Tekanan diastolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan sewaktu ventrikel relaksasi.
Nilai normal pada orang dewasa : 100/60 mmHg s/d 140/90 mmHg, rata-rata 120/80 mmHg. Tekanan Nadi : perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic, nilai normalnya yaitu sekitar 40 mmHg (40 – 50 mmHg)

BUNYI JANTUNG
Bunyi jantung terdengar sewaktu katup AV (katup mitral dan trikuspidalis) serta katup pulmunalis dan katup aorta menutup. Paling sedikit terdengar dua-empat bunyi jantung.
Bunyi jantung pertama terdengar ketika katup AV menutup selama kontraksi ventrikel. Bunyi ini sedikit memanjang, bernada rendah, dan terjadi  pada permulaan sistole saat tekanan di ventrikel lebih besar daripada atrium.
Bunyi jantung kedua terdengar lebih singkat dan terjadi karena penutupan katup aorta dan pulmunal. Bunyi jantung kedua ini terjadi selama diastole, saat ventrikel berelaksasi dan tekanan di dalam arteri pulmunal dan aorta yang baru saja menerima aliran darah lebih besar daripada tekanan di ventrikel.
Bunyi jantung ketiga dan keempat kadang terdengar dan berhubungan dengan bunyi getaran aliran darah di ventrikel selama pengisian yang cepat (bunyi ketiga) atau saat darah masuk ke aliran ventrikel yang kaku (bunyi keempat).

CURAH JANTUNG / CARDIAC OUPUT/CO
Mengapa anda perlu belajar curah jantung. Jawabannya karena curah jantung yang berasal dari pompa jantung (kontraksi jantung) sangat erat kaitannya dengan kebutuhan darah untuk kecukupan oksigen dan nutrisi masing-masing organ tubuh seperti; jantung sendiri, paru-paru, otak, ginjal, usus dan organ lainnya.
Apabila curah jantung tidak mencukupi, efeknya adalah supaly darah ke organ lain tidak tercukupi. Kalau kebutuhan oksigen organ tidak tercukupi maka akan terjadi iskemia sel pembentuk organ. Kaidah ini mengikuti hukum suplay and demand ( hukum pemberian dan permintaan).
Bagaimana proses curah jantung itu terjadi atau apa indikator dari fungsi jantung sebagai pompa darah ? Prosesnya sebagai berikut, kontraksi berulang otot miokardium dinamakan denyut jantung. Setiap denyut jantung akan memompa darah keluar dari jantung.
Jumlah darah yang dipompa keluar per denyutan dinamakan volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung (cardiac output/CO), adalah volume darah yang dipompa jantung per menitnya. Jumlah cardiac output ini bergantung pada hasil kali kecepatam denyut jantung (heart rate/HR) dalam denyut per menit) dan volume sekuncup (SV), dalam mililiter darah yang dipompa per denyut) seperti yang dilihatkan dalam persamaan berikut :

CO  (mL/mt) = SV (mL/denyut) x HR (denyut/menit)

Curah jantung pada orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit. Peningkatan curah jantung dapat terjadi karena peningkatan kecepatan denyut jantung atau volume sekuncup. Dalam kondisi normal frekiuensi / irama jantung = 60-80 x/mt. Frekuensi SV/stroke volume normal = 60-70 ml/kontraksi.
Yang perlu anda perhatikan betul, mengapa terjadi gangguan suplay darah sangat tergantung pada isi sekuncup/stroke volume/SV. Beberapa keadaan yang mempengaruhi isi sekuncup adalah :
1)   beban awal (pre-load) yaitu jumlah darah dalam ventrikel pada akhir diastole yang menyebabkan peregangan miokardium, fase relaksasi.
2)   Kontraktilitas/daya kontraksi jantung; dipengaruhi oleh keadaan jantung, keseimbangan elektrolit, dan keadaan konduksi atau impuls listrik, dan
3)   Beban akhir (After-load); jumlah tegangan yang harus dikeluarkan ventrikel selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ventrikel kiri menuju aorta. After load ini dipengaruhi oleh tahanan pembuluh darah dan ukuran pembuluh darah ( R / jari-jari atau A/diameter pembuluh darah). Jari-jari pembuluh darah ini sangat dipengaruhi oleh hormon sirkulasi berupa hormon vasodilator dan hormon vasokonstriktor. Bagaimana kerja kedua hormon ini bisa mempengaruhi pembuluh darah sangat tergantung pada perilaku  tingkat stres seseorang

Apabila pompa jantung baik sehingga curah jantung cukup, maka darah hasil pompa jantung tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Permasalahan berikutnya bagaimana darah bisa mengalir dalam pembuluh darah ? Ternyata mengikuti kaidah fisika yang dinamakan Bulk Flow. Apa itu bulk flow ?

BULK FLOW
Bulk Flow adalah pergerakan cairan akibat perbedaan tekanan dari tinggi ke rendah. Dalam sistem vaskuler, cairan mengalir keluar masuk antara kapiler dan cairan interstisial.
Cairan interstisial adalah filtrat mirip plasma yang melingkupi semua sel. Jumlah cairan ini sangat besar dan dapat menyimpan cairan apabila volume plasma tinggi, atau menyuplai sistem vaskuler apabila terjadi kekurangan plasma.


Terdapat empat faktor yang memengaruhi bulk flow yaitu; 1) tekanan kapiler, 2) tekanan hidrostatik interstisial, 3) tekanan osmotik koloid plasma dan 4) tekanan osmotik koloid cairan interstisial.

ALIRAN DARAH
Aliran darah berlangsung melalui mekanisme bulk flow, pergerakan cairan di dalam pembuluh darah berdasarkan perbedaan antara bagian akhir suatu pembuluh dan pembuluh yang lain. Tekanan darah yang meninggalkan jantung (p1) dibagi dengan tahanan dari pembuluh darah (R) akan menentukan aliran darah (F) melewati sistem vaskuler, sebagaimana persamaan berikut :

F = (P1-P2) / R

PENGENDALIAN HORMON PADA SISTEM VASKULER
Kita ketahui bahwa aliran darah berbanding lurus dengan tekanan darah dan berbanding terbalik dengan tahanan (R). Karena aliran darah sangat tergantung pada besar kecilnya tahanan, maka anda perlu menngetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tahanan (R) tersebut. Ternyata hormonlah yang mengendalikan tahanan tersebut. Hormon ini dilepaskan secara langsung karena respon terhadap perubahan tekanan darah, sebagai respons terhadap rangsangan saraf, perilaku yang tidak menyenangkan (stres) atau ketiganya. Penjelasannya sebagai berikut, baca pelan-pelan bila kurang mampu memahami, mana yang tidak dimengerti catat pada buku pintar anda, saat perkuliahan dengan dosen silahkan anda tanyakan.
1.    Norepineprin dan epineprin
Kedua hormon ini dikeluarkan oleh medula adrenal sebagai respon terhadap rangsangan saraf simpatis. Norepineprin menyebabkan pembukuh darah vasokonstriksi (Menyempit/R kecil) bila berikatan dengan reseptor α, sedangkan bila berikatan dengan β2 menyebabkan vasodilatasi (Melebar/R besar). Bila berikatan dengan reseptor β1 menyebabkan denyut jantung meningkat.
2.    Sistem renin-angiotensin
Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor di ginjal. Apabila tekanan darah meningkat (hipertensi), maka hormon renin menurun, sebaliknya bila hipotensi maka hormon renin meningkat sekresinya. Hormon renin ini mengendalikan pelepasan hormon angiotensin II.
Renin beredar dalam darah dan bekerja sebagai enzim untuk mengubah angiotensinogen menjadi angiotensi-1 dan selanjutnya akan menjadi angiotensi-II.
Angiotensi-II merupakan hormon vasokonstriktor kuat yang menyebabkan arteri mengecil dan menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan peningkatan tekanan darah. Bila angiotensi-II meningkat akan merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan hormon aldosteron.
3.    Aldosteron
Aldosteron bersirkulasi dalam darah menuju ginjal dan menyebabkan sel tubulus distal meningkatkan reabsorbsi natrium. Apabila terjadi penyerapan natrium akan diikuti oleh enyerapan air, sehingga volume plasma meningkat. Akibatnya dari peningkatan volume plasma maka volume sekuncup meningkat sehingga curah jantung juga meningkat. Keadaan ini menyebabkan hipertensi.
4.    Antidiuretik hormon (ADH)
Hormon ADH atau vasopresin dikeluarkan oleh hipofisis posterior sebagai respon terhadap peningkatan osmolalitas plasma (penurunan konsentrasi air) atau penurunan tekanan darah.

RERATA TEKANAN DARAH ARTERI
Pada sistem vaskuler sulit membahas aliran darah tanpa menyertakan tekanan darah. Variabel yang di atur tubuh, dan biasanya diukur secara klinis adalah tekanan darah arteri sistemik (blood pressure/BP). Ada beberapa faktor yang mengendalikan tekanan darah arteri sistemik yaitu : 1) curah jantung, dan 2) resistensi perifer total (R) Kedua pengaruh kendali ini sebagaimana persamaan berikut :
MAP(BP) = C O x T P R ; 
BP= blood pressure, CO=cardiac output, TPR= total perifer resisten

Pengendalian tekanan darah bergantung pada sensor yang secara terus-menerus mengukur tekanan darah dan mengirim informasinya ke otak. Beberapa hormon, mediator kimiawi dan saraf otonom ikut mengendalikan tekanan darah. Adapun beberapa faktor yang mempertahankan tekanan darah antara lain;
1) kekuatan jantung dalam memompa,
2) banyaknya volume darah yang beredar,
3) kekentalan / viskositas darah,
4) elastisitas dinding pembuluh darah dan
5) tahanan tepi.

DENYUT ARTERI
Pemahaman tentang denyut nadi ini sangat penting bagi bidan karena beberapa alasan yaitu; 1) sebagai bagian dari tanda vital (vital sign) untuk mengetahui homeostasis tubuh, 2) frekuensi denyut nadi mampu mencerminkan apakah fungsi jantung sebagai pompa baik atau jelek, dan 3) frekuensi denyut nadi bisa mencerminkan apakah jumlah volumen cairan di dalam tubuh cukup atau berkurang.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini teraba di suatu tempat misalnya; arteri radialis, arteri temporalis, arteri dorsalis pedis, dll. Normalnya pada orang dewasa dalam kondisi istirahat  frekuensi denyut nadi berkisar 60-80 x/mt.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi;
1) posisi, berdiri lebih cepat dibanding tidur,
2) umur; anak lebih cepat disbanding dewasa,
3) jenis kelamin; pria lebih cepat disbanding wanita,
4) latihan, dan
5) emosi.

SISTEM LIMFE
Di atas telah kita pelajari bersama tentang sistem sirkulasi dan anda sudah paham bahwa sistem sirkulasi terdiri dari sistem sirkulasi darah (kardiovaskuler) dan sistem limfe. Nah sekarang sedikit kita bahas atau kita diskusikan apa itu sistem limfe. Ternyata sistem limfe terdiri dari pembuluh tertutup yang berjalan di hampir semua ruang interstisiil. Cairan limfe berasal dari cairan interstisiil sehingga komposisinya sangat mirip dengan plasma.
Peranan sistem limfe yaitu; 1) mengumpulkan semua protein yang lolos dari kapiler dan masuk ke cairan interstisiil, 2) menyerab lemak dari usus halus, dan 3) sebagai fungsi imun (ketahanan tubuh).
Fungsi sistem sirkulasi darah yang diperankan oleh organ jantung, pembuluh darah dan sistem limfe ternyata juga bisa diketahui apakah jantung fungsinya baik atau tidak. Dewasa ini alat untuk mengukur kerja jantung adalah dengan melakukan pemeriksaan elektrokardiografi.

EKG (Elektrokardiogram)
Adalah rekaman listrik jantung pada permukaan tubuh. EKG menggambarkan aktivitas listrik jantung melalui elektrode pada kulit yang di rekam pada kertas EKG atau pada monitor. Gambaran hasil sadapan EKG dinamakan elektrokardiografi. Secara berturut-turut  hasil rekaman meliputi
1.        Gelombang P
Gelombang P menggambarkan adanya depolarisasi atau kontraksi atrium
2.        Gelombang Q
Adalah defleksi negative pertama dari komplek QRS, dan merupakan fase awal depolarisasi ventrikel
3.        Gelombang R
Adalah defleksi positif pertama dari komplek QRS, menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
4.        Gelombang S
Adalah defleksi negative sesudah gelombang R, menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
5.        Komplek QRS
Merupakan depolarisasi ventrikel diukur dari gelombang Q sampai akhir gelombang S
6.        Gelombang T, menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
7.        Gelombang U, terjadi setelah gelombang T, normalnya tidak ada.
Contoh sadapan elektrokardiogram sebagaimana gambar berikut : kotak datar merupakan garis waktu 1 kotak = 0,04 detik, dan garis tegak merupakan garis kekuatan dalam volt.




Gambar 4.7 : rekaman EKG Normal

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...