Sistem kardiovaskuler adalah suatu
sistem organ yang bertugas untuk menyampaikan nutrien (asam amino, glukosa,
asam lemak, vitamin, mineral, air), hormon, sel darah dari dan menuju sel-sel
tubuh manusia, yang bertujuan untuk menjaga homeostasis/keseimbangan sistem
tubuh.
Setelah anda memiliki pehamanan
yang benar tentang sirkulasi darah sistemik, nah sekarang bagaimana dengan
sirkulasi darah janin. Sama atau ada perbedaan ? Ternyata ada perbedaan. Beberapa perbedaan
sebagaimana keterangan berikut :
1) Janin yang ada di dalam kandungan semua kebutuhan akan
nutrisi dan oksigen dipenuhi dari sirkulasi darah ibu lewat plasenta.
2) Oksigen yang dipasok dari sirkulasi darah ibu sudah kaya
oksigen, artinya paru-paru janin belum berfungsi untuk melakukan proses
pertukaran gas.
3) Oksigen dan nutrisi yang dipasok oleh sirkulasi ibu ke
janin lewat plasenta, kemudian mengalir ke janin melalui arteri umbilikalis,
dana manakala oksigen telah diambil janin, maka darah yang miskin oksigen dari
janin dialirkan ke sirkulasi ibu melalui vena umbilikalis.
4)
Proses masuknya oksigen dan nutrisi setelah dari arteri
umbilikalis menuju serambi kanan (atrium kanan) kemudian melewati voramen ovale
dan duktus arteriosus bothali menuju ke serambi kiri (atrium kiri).
5)
Selanjutnya dari atrium kiri langsung menuju ke aorta dan
oksigen didistribusikan ke seluruh organ janin untuk pertumbuhan.
BAGAIMANA SIRKULASI
DARAH JANIN ?
Pada
saat bayi dilahirkan, situasi sirkulasi darah berubah secara drastis dan tiba-tiba. Bayi baru lahir
tidak lagi mendapatkan suplay oksigen dari plasenta karena pembuluh darah
plasenta yang resistensinya rendah tidak lagi berhubungan dengan janin karena
diputus setelah pemotongan tali pusat.
Pada
saat lahir, bayi terpisah dari plasenta, cairan pru-paru terperas keluar, dan
bayi menghirup napas (bernapas) sehingga paru-paru terbuka dan pembuluh darah
mengalir ke paru-paru. Segera setalah lahir, resistensi paru-paru turun
sedangkan resistensi sirkulasi sistemik meningkat. Aliran darah tidak lagi
memintas dari kanan ke kiri melalui voramen ovale atau duktus arteriosus botali
tetapi langsung melewati paru-paru untuk proses oksigenisasi. Dalam keadan
normal, kedua pirau/jalan pintas ini mulai menutup beberapa jam setelah lahir.
Apabila tidak menutup terjadi kelainan penutupan voramen ovale dan duktus
arteriosus botali sehingga dinamakan penyakit jantung bawaan, yang ditandai
dengan kebiruan saat bayi menangis atau sesak dan biru seluruh tubuh setelah
bayi melakukan aktivitas.
Dengan berakhirnya anda membaca sirkulasi darah janin, anda telah hafal dan
mampu menjelaskan sistem sirkulasi. Nah apa sebenarnya sistem sirkulasi itu ?
pemahaman apa sistem sirkulasi ini sangat penting agar anda tidak mengalami
kesulitan belajar fisiologi sistem sirkulasi.
Sebenarnya sistem sirkulasi dibagi dua bagian utama yaitu :
1.
Sistem
sirkulasi darah (Kardiovaskuler), terdiri dari; jantung sebagai pompa,
pembuluh darah dan darah yang beredar di sepanjang pembuluh darah.
2.
Sistem limfe (saluran limfe),
terdiri dari kelenjar limfe dan pembuluh limfe.
Sistem sirkulasi darah (sistem kardiovaskuler)
terdiri dari tiga komponen utama yaitu ; 1) jantung sebagai pompa, 2) pembuluh
darah dan 3) sel darah.
Fungsi sistem
kardiovaskuler secara garis besar adalah; 1)
sebagai alat transportasi oksigen, karbondioksida, hormon, nutriesi hasil
metabolisme, dan zat sisa metabolisme
lain ke dan dari jaringan tubuh, 2) berfungsi sebagai pengatur keseimbangan
cairan ekstrasel.
ORGAN JANTUNG SEBAGAI
POMPA
Perlu anda ketahui bahwa jumlah suplay darah menuju organ jantung
sebesar 223 ml/mt atau sekitar 4-5% cardiac
output (CO). Jumlah tersebut berasal dari arteri
coronaria kanan dan arteri coronaria kiri yang merupakan cabang dari aorta.
Arteria coronaria kanan memperdarahi atrium kanan, sebagian septum interventrikel,
SA node, AV node, bundle his dan serabut purkinye. Sedangkan arteri coronaria
kiri memperdarahi bagian depan ventrikel kiri, sebagian SA node, bagian
belakang ventrikel kiri dan serabut purkinye. Lihatlah
gambar berikut :
Gambar
4.2 : Pembuluh Arteri Jantung
Organ jantung sebagai pompa sangat erat kaitannya dengan karakteristik otot
jantung. Otot jantung dikategorikan el otot eksitable (sel yang mampu
menimbulkan potensial listrik). Sehingga peran otot jantung inilah yang
sebenarnya sebagai pompa darah karena memiliki potensial listrik.
Sebelum anda memahami jantung sebagai pompa lebih lanjut alangkah baiknya
anda flasback untuk mereview lapisan
otot jantung. Dinding
otot jantung terdiri dari tiga (3)
lapisan yaitu lapisan paling luar dinamakan epikardium, lapisan tengah dinamakan miokardium dan lapisan dalam dinamakan endokardium. Dari ketiga jenis lapisan dinding otot jantung inilah lapisan tengah
(miokardium) pegang peranan dominan dalam memompa darah. Lihatlah gambar
berikut :
Gambar 4.4 :
Lapisan Otot Jantung
Otot
jantung merupakan otot polos bergaris yang bekerja secara otonomik (tidak dikendalikan oleh kehendak). Otot jantung ini
memiliki kemampuan aktivitas listrik. Kelistrikan otot jantung terjadi akibat dari perubahan permiabilitas membrane
sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Ada tiga ion
penting yang menimbulkan potensial listrik di otot jantung yaitu; kalium, natrium dan kalsium. Ion Kalium
dominan di dalam sel dan ion natrium dominan di ekstra sel. Proses masukknya
ion natrium ke intrasel inilah menimbulkan potensial listrik atau disebut dengan istilah depolarisasi.
Nah sekarang tambah sulit kan memahami bagaimana otot jantung (miokardium) bisa menimbulkan potensial
listrik. Jangan patah semangat, anda harus sabar dan bersemangat untuk belajar.
Baca keterangan berikut agar pemahaman anda lebih cepat.
Potensial
aksi di dalam sel otot jantung dipicu sebagai hasil depolarisasi yang diperoleh
dari sel-sel otot sebelahnya. Potensial aksi terjadi manakala saluran natrium
sensitif-voltase terbuka di dalam membran sel, mengakibatkan masuknya ion
natrium bermuatan positif. Kondisi ini desbut fase 0 potensial aksi jantung dan
memiliki karakteristik perubahan yang cepat dalam potensial membran, dari
sekitar -80mV intraseluler menjadi bernilai positif sekitar 20-25 mV. Penutupan
saluran natrium berjalan sangat cepat, menandai berakhirnya fase 0.
Fase
selanjutnya adalah fase repolarisasi
(fase-1). Selama fase-1 ini saluran natrium menutup di dalam sel, dan ion
kalium bermuatan positif terakumilasi di dalam sel, mencegah potensial membran
kembali ke keadaan istirahat (negatif). Penutupan saluran kalium yang segera
dilanjutkan dengan awitan potensial aksi tidak terjadi di otot rangka; pada
otot jantung, penutupan ini menyebabkan pelambatan repolarisasi.
Fase-2
terjadi saat ion kalsium mulai masuk ke dalam sel melalui saluran kalsium yang
ada di membran sel. Hal ini meningkatkan kalsium intrasel, sehingga memicu
pembukaan yang lain, yaitu kalsium lambat yang berlokasi di dalam membran
retikulum sarkoplasma. Pergerakkan masuknya kalsium yang lambat memperpanjang
repolarisasi.
Fase-3
adalah fase repolarisasi akhir, ditandai dengan rendahnya kadar kalsium
intrasel. Pada saat kalium turun, sel berelaksasi dan jantung masuk ke tahap
diastole. Fase-4 adalah fase istirahat, sampai kembali distimulasi untuk
mengalami potensial aksi.
Gambar 4.5 :
Potensial Aksi Jantung
Potensial listrik otot jantung ini bersifat alamiah dan terus menerus
berkontrasi secara teratur sehingga organ jantung sebagai pompa memiliki sifat konduktility,ritmity,kontraktility. Sistem
penghantar kelistrikan jantung secara alamiah diperankan oleh :
a.
S.A node sebagai pemicu
timbulnya aksi potensial (pace maker).
Terletak di dinding anterior RA
berdekatan dengan tempat masuknya vena cava superior.
b.
A.V node terletak pada septum atrium bagian
kanan dan sedikit posterior katup triskupidalis/ dekat muara sinus koronarius
c.
Berkas His, lanjutan dari AV node,
merupakan penghubung fungsional antara otot
atrium dan ventrikel, kemudian bercabang menjadi left and right bundl branch. Kemudian ke serat-serat purkinye yang
berada di sel-sel miokardium.
PEMBULUH DARAH ARTERI,
VENA DAN KAPILER
Setelah anda memahami dengan benar bagaimana fungsi jantung sebagai pompa
darah. Tentunya darah yang dipompa oleh jantung itu diteruskan atau
didistribusikan ke seluruh tubuh/sel tubuh melalui pembuluh darah. Sekarang apa
yang dimaksud dengan pembuluh darah itu secara anatomi dan fungsi. Baca dan
simak keterangan dosen anda.
Pertama bahwa semua pembuluh darah kecuali kapiler terdiri dari tiga
lapisan yaitu; tunika adventisia, tunika
media dan tunika intima. Lihat gambar di bawah.
Tunika adventisia adalah
lapisan terluar dari dinding pembuluh darah. Lapisan ini terutama terdiri dari
jaringan ikat dan berfungsi sebagai penyokong fisik pembuluh darah. Tunika
media
adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot polos vaskuler. Lapisan inilah
yang bisa meningkat atau menurun. Apabila meningkat menyebabkan kontriksi
pembuluh darah, bila tegangan menurun menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
Peningkatan dan penurunan jari-jari lumen pembuluh darah tergantung dari
keberadaan hormon, saraf dan lokal aliran darah. Sedangkan
tunika intima adalah lapisan pembuluh
darah yang paling dalam dan tersusun dari sel-sel endotelium dan dikelilingi
oleh membran basalis.
Karakteristik
vena memiliki lebih sedikit otot polos daripada arteri dan arteriol. Pembuluh
darah vena lebih tipis dan mudah melebar untuk mengakomodasi darah dalam jumlah
besar serta mudah kolaps. Di vena juga memiliki satu katup yang memungkinkan
darah mudah mengalir ke jantung.
Pembuluh
darah kapiler adalah pembuluh terkecil yang memiliki diameter antara 4-9
mikrometer. Zat yang larut di kapiler antara lain; oksigen, karbondioksida
untuk berdifusi ke sel.
Gambar 4.6 :
Pembuluh darah Arteri dan Vena
JUMLAH DARAH DAN SEL DARAH
Jumlah
darah total dalam tubuh sebanyak 8% dari
BB (5,6 liter pada pria dengan BB 70Kg), sedangkan pada wanita komposisinya
lebih sedikit. Komposisi darah 55% plasma
(di plasma 91% air, 8% protein; albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen,
1% mineral; natrium clorida, natrium bikarbonat, kalsium, besi, fosfor, dll)
dan 45% sel darah (eritrosit,
leukosit, dan trombosit).
Contoh kasus :
Tn.A usia 46 tahun
memiliki berat badan 78 Kg. Bagaimana distribusi cairan intrasel dan
ekstraselnya. Berapa jumlah cairan intravaskulernya ?
Jawab :
1.
Kunci rumus ada pada perbandingan jumlah CIS dan CES
yaitu :
a.
Dewasa : CIS :CES = 2:1
b.
Anak-anak : CIS:CES = 3:2
c.
Bayai : CIS:CES = 1:1
2.
CES tersusun dari Cairan interstisiil (antara sel)
sebesar 15% dan cairan intravaskuler sebesar 5% atau 3 : 1 artinya ¾ nya cairan
interstisiil dan ¼ nya cairan intravaskuler (Darah).
3.
Jumlah cairan tubuh orang dewasa 45-75% BB; Laki-laki
sekitar 60% BB, sedangkan wanita 55% BB, anak-anak tanpa memandang jenis
kelamin 75% BB.
4.
Perbandingan CIS dan CES untuk Tn A dengan BB =78 Kg sebagai
berikut ;
a.
CIS : CES = 2:1 artinya CIS = 2/3 x 78=52 Kg; CES=1/3 x
78 =26 Kg
b.
Dari 26 Kg cairan CES ternyata tersusun dari ¾ cairan
interstisiil dan ¼ cairan intravaskuler, nah berapa cairan intravaskulernya, ya
¼ x 26 = 6,5 Kg
5.
Pembuktian apakah 6,5 Kg adalah 8% dari BB, jawabnya
adalah (6,5/78) x 100 = 8,3 %
6.
Sehingga Tn A berat 78 Kg maka jumlah cairan
intravaskulernya adalah 6,5 liter.
Kasus kedua
Ny. A usia 34 tahun
memiliki berat badan 60 Kg, mengalami perdarahan sebanyak 600 cc karena proses persalinannya.
Apakah ibu tersebut perlu diberi tambahan darah (tranfusi darah) ?
Jawab :
1.
Indikasi pemberian tambahan darah (tranfusi darah) jika
seseorang karena suatu sebab kehilangan darah ≥ 10 % dari total volume darah.
2.
Jumlah volumen darah Ny. A adalah 8% x 60 Kg = 4,8 liter
3.
Batas minimal indikasi tranfusi adalah 10% x 4,8 liter =
480 cc
4.
Kalau perdarahan Ny A mencapai 600 cc maka diindikasikan
untuk diberi tranfusi darah.
5.
Pengganti bisa diberi infus dengan jumlah 4 x jumlah
darah yang hilang.
6.
Kalau diberi infus jumlahnya adalah 4 x 600 cc = 2400 cc,
kalau 1 fles berisi 500 cc maka penggantinya adalah 5 fles.
SIKLUS JANTUNG
Pada
saat ventrikel berkontraksi, katup atrioventrikuler (AV) akan terbuka dan darah
mengalir dari atrium ke ventrikel bertekanan rendah yang sedang mengalami
relaksasi. Katup aorta dan katup pulmunalis tertutup, karena tekanan di aorta
dan arteri pulmunalis lebih besar daripada tekanan di ventrikel yang berelaksasi.
Hal ini memungkinkan darah berkumpul di dalam ventrikel. Periode ini disebut
periode diastole.
Volume
darah dalam ventrikel sesaat sebelum kontraksi ventrikel disebut volume
diastolik akhir. Sewaktu ventrikel berkontraksi, tekanan di dalam ventrikel
menjadi lebih besar daripada di atrium dan katup AV menutup. Dalam waktu
singkat tekanan di aorta dan di arteri pulmunalis tetap lebih tinggi daripada
di ventrikel, sehingga katup aorta dan katup pulmunalis (katup semilunaris) menutup.
Seiring
dengan peningkatan tekanan di dalam ventrikel, katup aorta dan pulmunalis
terbuka dengan cepat dan darah mengalir keluar ventrikel dengan kecepatan dan
tekanan yang tinggi. Periode kontraksi ventrikel ini disebut sistole.
Pada
akhir sistole, ventrikel kembali berelaksasi. Sewaktu tekanan dalam ventrikel
yang berelaksasi tersebut turun di bawah tekanan di dalam aorta dan pulmunalis,
maka katup aorta dan pulmunalis menutup. Darah yang masuk ke atrium dari vena
kava superior dan inferior serta vena pulmunalis menyebabkan tekanan di dalam
atrium kembali meningkat dan mengakibatkan pembukaan katup AV. Siklus pengisian
dan pengosongan ventrikel kembali berulang.
TEKANAN ARTERI
Arteri
pulmunalis dan aorta adalah pembuluh darah berotot yang membesar saat menampung
alirand arah dari ventrikel. Keduanya menahan darah tersebut sebelum dialirkan
ke sistem vaskuler (pembuluh darah). Tekanan yang dihasilkan oleh puncak
kontraksi ventrikel jauh lebih besar daripada tekanan di dalam arteri saat
ventrikel relaksasi. Kedua tekanan ini lebih sering diukur dalam pengukuran
tekanan darah menggunakan tensimeter.
Tekanan
sistolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan selama kontraksi
ventrikel. Tekanan diastolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan
sewaktu ventrikel relaksasi.
Nilai
normal pada orang dewasa : 100/60 mmHg s/d 140/90 mmHg, rata-rata 120/80 mmHg.
Tekanan Nadi : perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic, nilai normalnya
yaitu sekitar 40 mmHg (40 – 50 mmHg)
BUNYI JANTUNG
Bunyi
jantung terdengar sewaktu katup AV (katup mitral dan trikuspidalis) serta katup
pulmunalis dan katup aorta menutup. Paling sedikit terdengar dua-empat bunyi
jantung.
Bunyi
jantung pertama terdengar ketika katup AV menutup selama kontraksi ventrikel.
Bunyi ini sedikit memanjang, bernada rendah, dan terjadi pada permulaan sistole saat tekanan di
ventrikel lebih besar daripada atrium.
Bunyi
jantung kedua terdengar lebih singkat dan terjadi karena penutupan katup aorta
dan pulmunal. Bunyi jantung kedua ini terjadi selama diastole, saat ventrikel
berelaksasi dan tekanan di dalam arteri pulmunal dan aorta yang baru saja
menerima aliran darah lebih besar daripada tekanan di ventrikel.
Bunyi
jantung ketiga dan keempat kadang terdengar dan berhubungan dengan bunyi
getaran aliran darah di ventrikel selama pengisian yang cepat (bunyi ketiga)
atau saat darah masuk ke aliran ventrikel yang kaku (bunyi keempat).
CURAH JANTUNG / CARDIAC OUPUT/CO
Mengapa anda perlu belajar curah jantung. Jawabannya karena curah jantung
yang berasal dari pompa jantung (kontraksi jantung) sangat erat kaitannya
dengan kebutuhan darah untuk kecukupan oksigen dan nutrisi masing-masing organ
tubuh seperti; jantung sendiri, paru-paru, otak, ginjal, usus dan organ
lainnya.
Apabila curah jantung tidak mencukupi, efeknya adalah supaly darah ke organ
lain tidak tercukupi. Kalau kebutuhan oksigen organ tidak tercukupi maka akan
terjadi iskemia sel pembentuk organ. Kaidah ini mengikuti hukum suplay and demand ( hukum pemberian dan
permintaan).
Bagaimana proses curah jantung itu terjadi atau apa indikator dari fungsi
jantung sebagai pompa darah ? Prosesnya sebagai berikut, kontraksi
berulang otot miokardium dinamakan denyut
jantung. Setiap denyut jantung akan memompa
darah keluar dari jantung.
Jumlah
darah yang dipompa keluar per denyutan dinamakan volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung (cardiac
output/CO), adalah volume darah yang dipompa jantung per
menitnya. Jumlah cardiac output ini bergantung pada
hasil kali kecepatam denyut jantung (heart
rate/HR) dalam denyut per menit) dan volume sekuncup (SV), dalam mililiter
darah yang dipompa per denyut) seperti yang dilihatkan dalam persamaan berikut
:
CO (mL/mt) = SV (mL/denyut) x HR (denyut/menit)
Curah
jantung pada orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit. Peningkatan curah
jantung dapat terjadi karena peningkatan kecepatan denyut jantung atau volume
sekuncup. Dalam kondisi normal frekiuensi / irama jantung = 60-80 x/mt.
Frekuensi SV/stroke volume normal = 60-70 ml/kontraksi.
Yang perlu anda perhatikan betul, mengapa terjadi gangguan suplay darah
sangat tergantung pada isi sekuncup/stroke volume/SV. Beberapa keadaan yang mempengaruhi isi sekuncup adalah :
1)
beban awal (pre-load) yaitu jumlah darah dalam ventrikel pada akhir diastole
yang menyebabkan peregangan miokardium, fase relaksasi.
2)
Kontraktilitas/daya kontraksi jantung;
dipengaruhi oleh keadaan jantung, keseimbangan elektrolit, dan keadaan konduksi
atau impuls listrik, dan
3)
Beban akhir (After-load); jumlah tegangan yang harus dikeluarkan ventrikel
selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ventrikel kiri menuju aorta. After load ini dipengaruhi oleh tahanan
pembuluh darah dan ukuran pembuluh darah ( R / jari-jari atau A/diameter pembuluh darah). Jari-jari
pembuluh darah ini sangat dipengaruhi oleh hormon sirkulasi berupa hormon
vasodilator dan hormon vasokonstriktor. Bagaimana kerja kedua hormon ini bisa
mempengaruhi pembuluh darah sangat tergantung pada perilaku tingkat stres seseorang
Apabila pompa jantung baik sehingga curah jantung cukup, maka darah hasil
pompa jantung tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Permasalahan berikutnya bagaimana darah bisa mengalir dalam pembuluh darah ?
Ternyata mengikuti kaidah fisika yang dinamakan Bulk Flow. Apa itu bulk flow
?
BULK FLOW
Bulk
Flow adalah pergerakan cairan akibat perbedaan tekanan dari tinggi ke rendah.
Dalam sistem vaskuler, cairan mengalir keluar masuk antara kapiler dan cairan
interstisial.
Cairan interstisial
adalah filtrat mirip plasma yang melingkupi semua sel. Jumlah cairan ini sangat
besar dan dapat menyimpan cairan apabila volume plasma tinggi, atau menyuplai
sistem vaskuler apabila terjadi kekurangan plasma.
Terdapat
empat faktor yang memengaruhi bulk flow
yaitu; 1) tekanan kapiler, 2) tekanan hidrostatik interstisial, 3) tekanan
osmotik koloid plasma dan 4) tekanan osmotik koloid cairan interstisial.
ALIRAN DARAH
Aliran
darah berlangsung melalui mekanisme bulk
flow, pergerakan cairan di dalam pembuluh darah berdasarkan perbedaan
antara bagian akhir suatu pembuluh dan pembuluh yang lain. Tekanan darah yang
meninggalkan jantung (p1) dibagi dengan tahanan dari pembuluh darah (R) akan
menentukan aliran darah (F) melewati sistem vaskuler, sebagaimana persamaan
berikut :
F = (P1-P2) / R
PENGENDALIAN HORMON
PADA SISTEM VASKULER
Kita ketahui bahwa aliran darah berbanding lurus dengan tekanan darah dan
berbanding terbalik dengan tahanan (R). Karena aliran darah sangat tergantung
pada besar kecilnya tahanan, maka anda perlu menngetahui faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi tahanan (R) tersebut. Ternyata hormonlah yang mengendalikan
tahanan tersebut. Hormon ini dilepaskan secara langsung karena respon
terhadap perubahan tekanan darah, sebagai respons terhadap rangsangan saraf, perilaku yang tidak menyenangkan (stres) atau ketiganya. Penjelasannya sebagai
berikut, baca pelan-pelan bila kurang mampu memahami, mana yang tidak
dimengerti catat pada buku pintar anda, saat perkuliahan dengan dosen silahkan
anda tanyakan.
1.
Norepineprin dan epineprin
Kedua hormon ini dikeluarkan oleh medula adrenal sebagai
respon terhadap rangsangan saraf simpatis. Norepineprin menyebabkan pembukuh
darah vasokonstriksi (Menyempit/R kecil) bila
berikatan dengan reseptor α, sedangkan bila berikatan dengan β2 menyebabkan vasodilatasi (Melebar/R besar). Bila berikatan
dengan reseptor β1 menyebabkan denyut jantung meningkat.
2.
Sistem renin-angiotensin
Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor di
ginjal. Apabila tekanan darah meningkat (hipertensi), maka hormon renin
menurun, sebaliknya bila hipotensi maka hormon renin meningkat sekresinya.
Hormon renin ini mengendalikan pelepasan hormon angiotensin II.
Renin beredar dalam darah dan bekerja sebagai enzim untuk
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensi-1 dan selanjutnya akan menjadi
angiotensi-II.
Angiotensi-II merupakan hormon vasokonstriktor kuat yang
menyebabkan arteri mengecil dan menyebabkan resistensi terhadap aliran darah
dan peningkatan tekanan darah. Bila angiotensi-II meningkat akan merangsang
korteks adrenal untuk menghasilkan hormon aldosteron.
3.
Aldosteron
Aldosteron bersirkulasi dalam darah menuju ginjal dan
menyebabkan sel tubulus distal meningkatkan reabsorbsi natrium. Apabila terjadi
penyerapan natrium akan diikuti oleh enyerapan air, sehingga volume plasma
meningkat. Akibatnya dari peningkatan volume plasma maka volume sekuncup
meningkat sehingga curah jantung juga meningkat. Keadaan ini menyebabkan
hipertensi.
4.
Antidiuretik hormon (ADH)
Hormon ADH atau vasopresin dikeluarkan oleh hipofisis
posterior sebagai respon terhadap peningkatan osmolalitas plasma (penurunan
konsentrasi air) atau penurunan tekanan darah.
RERATA
TEKANAN DARAH ARTERI
Pada
sistem vaskuler sulit membahas aliran darah tanpa menyertakan tekanan darah.
Variabel yang di atur tubuh, dan biasanya diukur secara klinis adalah tekanan
darah arteri sistemik (blood pressure/BP).
Ada beberapa faktor yang mengendalikan tekanan darah arteri sistemik yaitu : 1)
curah jantung, dan 2) resistensi perifer total (R) Kedua
pengaruh kendali ini sebagaimana persamaan berikut :
MAP(BP)
= C O x T P R ;
BP= blood pressure, CO=cardiac output, TPR=
total perifer resisten
Pengendalian
tekanan darah bergantung pada sensor yang secara terus-menerus mengukur tekanan
darah dan mengirim informasinya ke otak. Beberapa hormon, mediator kimiawi dan
saraf otonom ikut mengendalikan tekanan darah. Adapun beberapa faktor yang
mempertahankan tekanan darah antara lain;
1)
kekuatan jantung dalam memompa,
2)
banyaknya volume darah yang beredar,
3)
kekentalan / viskositas darah,
4)
elastisitas dinding pembuluh darah dan
5)
tahanan tepi.
DENYUT ARTERI
Pemahaman tentang denyut nadi ini sangat penting bagi bidan karena beberapa
alasan yaitu; 1) sebagai bagian dari tanda vital (vital sign) untuk mengetahui
homeostasis tubuh, 2) frekuensi denyut nadi mampu mencerminkan apakah fungsi
jantung sebagai pompa baik atau jelek, dan 3) frekuensi denyut nadi bisa
mencerminkan apakah jumlah volumen cairan di dalam tubuh cukup atau berkurang.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah dipompa keluar jantung. Denyut ini teraba di suatu tempat misalnya;
arteri radialis, arteri temporalis, arteri dorsalis pedis, dll. Normalnya
pada orang dewasa dalam kondisi istirahat frekuensi denyut nadi berkisar 60-80
x/mt.
Faktor yang
mempengaruhi denyut nadi;
1) posisi, berdiri
lebih cepat dibanding tidur,
2) umur; anak lebih
cepat disbanding dewasa,
3) jenis kelamin;
pria lebih cepat disbanding wanita,
4) latihan, dan
5) emosi.
SISTEM LIMFE
Di atas telah kita pelajari bersama tentang sistem sirkulasi dan anda sudah
paham bahwa sistem sirkulasi terdiri dari sistem sirkulasi darah
(kardiovaskuler) dan sistem limfe. Nah sekarang
sedikit kita bahas atau kita diskusikan apa itu sistem limfe. Ternyata sistem
limfe
terdiri dari pembuluh tertutup yang berjalan di hampir semua ruang
interstisiil. Cairan limfe berasal dari cairan interstisiil sehingga
komposisinya sangat mirip dengan plasma.
Peranan
sistem limfe yaitu; 1) mengumpulkan semua protein yang lolos dari kapiler dan
masuk ke cairan interstisiil, 2) menyerab lemak dari usus halus, dan 3) sebagai
fungsi imun (ketahanan tubuh).
Fungsi sistem sirkulasi darah yang diperankan oleh organ jantung, pembuluh
darah dan sistem limfe ternyata juga bisa diketahui apakah jantung fungsinya
baik atau tidak. Dewasa ini alat untuk mengukur kerja jantung adalah dengan
melakukan pemeriksaan elektrokardiografi.
EKG
(Elektrokardiogram)
Adalah
rekaman listrik jantung pada permukaan tubuh. EKG menggambarkan aktivitas
listrik jantung melalui elektrode pada kulit yang di rekam pada kertas EKG atau
pada monitor. Gambaran hasil sadapan EKG dinamakan elektrokardiografi. Secara
berturut-turut hasil rekaman meliputi
1.
Gelombang P
Gelombang P menggambarkan adanya depolarisasi atau
kontraksi atrium
2.
Gelombang Q
Adalah defleksi negative pertama dari komplek QRS, dan
merupakan fase awal depolarisasi ventrikel
3.
Gelombang R
Adalah defleksi positif pertama dari komplek QRS,
menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
4.
Gelombang S
Adalah defleksi negative sesudah gelombang R,
menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
5.
Komplek QRS
Merupakan depolarisasi ventrikel diukur dari gelombang
Q sampai akhir gelombang S
6.
Gelombang T, menggambarkan fase
repolarisasi ventrikel
7.
Gelombang U, terjadi setelah gelombang T,
normalnya tidak ada.
Contoh sadapan elektrokardiogram sebagaimana gambar
berikut : kotak datar merupakan garis waktu 1 kotak = 0,04 detik, dan garis
tegak merupakan garis kekuatan dalam volt.
Gambar 4.7 :
rekaman EKG Normal