Senin, 10 September 2018

Peradangan


Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
Peradangan adalah gejala yang menguntungkan untuk pertahanan tubuh terhadap kolonisasi kuman. Hasil dari proses pertahanan terhadap kuman ini adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

 Sebab
Terjadinya Proses Peradangan
Sebab-sebab terjadinya proses peradangan antara lain; 1) adanya infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan, 2) trauma fisik sehingga menimbulkan adanya luka,  3) cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termak, serta 4) adanya reaksi imun (reaksi hipersensitivitas dalam jaringan/reaksi alergi).

Tanda-
Tanda Peradangan
Beberapa tanda peradangan antara lain :
a)        Rubor (kemerahan)
Rubor merupakan hal pertama yang terlihat pada daerah peradangan. Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut.
b)        Kalor (panas)
Pada daerah peradangan, kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab darah yang disalurkan kepermukaan daerah yang terkena radang lebih banyak dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
c)        Dolor (rasa sakit)
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf sehingga neurotransimeter banyak yang dilepas ke dalam peradaran darah. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d)       Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan iterstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair,seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan
e)        Functio laesa ( gangguan fungsi)
Akibat dari proses peradangan, maka daerah lokal radang mengalami gangguan fungsi seperti, tidak bisa digerakkan, terasa sakit, bila disentuh nyeri.

JENIS-JENIS PERADANGAN
1)        Radang kataral
Jenis radang ini sering menyerang membran mukosa, yang dapat mensekresi musin, seperti mukosa mulut, dan mukosa bronkus.
2)        Radang Pseudomembran
Radang ini terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan pembentukan eksudat/nanah berupa lapisan selaput superficial, mengandung fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel darah putih yang membusuk. Lokasi radang ini sering terdapat pada daerah trakea, bronkus, dan GIT.
3)        Ulkus
Sering terjadi di permukaan kulit yang timbul luka, karakteristik luka yang memborok sehingga jaringan bawah kulit membusuk, terkadang mengeluarkan eksudat/nanah.
4)        Abses
Adalah lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi oleh tubuh karena kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk membentuk lubang dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka obat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
5)        Radang purulen
Sering terjadi pada infeksi bakteri. Terdapat pada cedera tidak steril/kotor. Lokasi radang dapat terjadi di hampir semua jaringan tubuh, dimana jairngan telah mati/nekrotik.
6)        Flegmon
Radang purulen yang telah meluas secara defuse ke jaringan
7)        Radang supuratif
Adalah radang yang sering disebabkan karena kuman gram negatif (Stafilococcus) yang menghasilkan nanah.

HISTOLOGI LEUKOSIT
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3. Bila jumlahnya kurang dari 5000 sel/mm3 dinamakan leucopenia. Bila jumlahnya lebih dari 12.000 sel/mm3 dinamakan leukositosis.
Terdapat dua bentuk leukosit yaitu; leukosit bergranula dan leukosit tidak bergranula. Bentuk granula dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi. Bentuk agranula, sitoplasmanya homogeny dengan inti bentuk bulat. Terdapat 3 bentuk leukosit granula yaitu; neutrofil, eosinofil dan basofil. Sedangkan leukosit agranula ada 2 bentuk yaitu; monosit dan lymfosit.
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral terhadap antigen dan imunogen. Leukosit dapat bergerak secara amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung.
Jumlah leukosit per mikroliter darah pada orang dewasa normal 4.000-11.000 sel, pada waktu lahir 15.000-25.000 sel, dan menjelang hari ke-empat turun sampai 12.000 sel, dan normal pada usia 4 tahun.

ASPEK SELULER PERADANGAN
Pada awal peradangan akut waktu arteriol dilatasi, aliran darah ke daerah radang bertambah. Namun sifat aliran darah berubah, berupa adanya kebocoran karena permiabilitas pembuluh darah meningkat, sehingga viskositas darah naik. Akibat dari naiknya viskositas darah, maka sel darah (leukosit) mulai mengalami marginasi, yaitu gerakan sel darah putih ke bagian arus perifer sepanjang pembuluh darah.  Proses marginasi ini leukosit menempel pada endotel, maka pembuluh darah seperti jalan berbatu (pavementing). Marginasi dan pavementing merupakan proses permulaan emigrasi leukosit dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya.
Emigrasi sel leukosit ini ternyata memiliki tujuan yang dinamakan (kemotaksis). Leukosit yang melakukan emigrasi dan kemotaksis ini berasal dari sumsum tulang, dimana tidak hanya leukosit saja sebetulnya juga diikuti oleh sel darah merah (eritrosit), dan trombosit. Di dalam sumsum tulang diantara ketiga jenis sel darah itu produksi sel darah putih lebih dominan dan lebih di atur. Bila ada sinyal radang maka produksi leukosit di sumsum tulang ini ditingkatkan untuk melawan agent yang menyebabkan radang.
Golongan leukosit ini dibagi menjadi bergranula dan tidak bergranula. Leuksoit bergranula terdiri dari; neutrofil, eosinofil dan basofil. Ketiga jenis ini sering disebut sel polimorfonuklear (PMN). Sedangkan monosit dan limfosit merupakan golongan leukosit tidak bergranula dan sering disebut morfonuklear (MN).
Sel leukosit pertama yang muncul dalam jumlah banyak di eksudat adalah neutrofil. Sel neutrofil ini dewasa di sumsum tulang dalam waktu dua minggu. Bila meraka di lepas ke dalam pembuluh darah, maka setengah umur sirkulasinya kira-kira 6 jam. Per millimeter kubik terdapat 5.000 neutrofil. Cadangan di sumsum tulang lebih besar 100 kalinya, sehingga sewaktu ada radang maka cadangan neutrofil ini siap di lepas ke sirkulasi darah sebagai respon awal. Fungsi neutrofil sebagai fagositosis (pemakan mikroba). Di dalam neutrofil terdapat enzim lisosom, yang bermanfaat untuk fagositosis. Proses fagositosis dimulai dari adanya opsonisasi oleh zat kimia tertentu (system komplemen).
Eosinofil adalah jenis granulosit lain yang dapat ditemukan dalam eksudat peradangan, tetapi dalam jumlah lebih kecil disbanding neutrofil. Fungsi khas eosinofil adalah membantu kemotaksis. Dengan pewarnaan neutrofil berwarna lembayung, sedangkan eosinofil berwarna cerah.
Basofil merupakan jenis leukosit bergranula yang ketiga. Dengan pewarnaan basofil berwarna biru. Sel ini juga berasal dari sumsum tulang, basofil sering disebut mast cell atau basofil jaringan. Granula dari kedua jenis ini banyak mengandung, histamine, heparin dan berbagai enzim. Basofil berperan dalam kemotaksis dalam reaksi imunologis. Mast cell hanya berada di dalam jairngan, mast cell inilah yang banyak mengandung histamine.
Monosit adalah bentuk leukosit agranulosit. Umur sirkulasi dari monosit 3-4x lebih panjang di banding granulosit. Pada peradangan akut monosit juga mengalami emigrasi tetapi jumlahnya lebih sedikit dan jalannya lebih lambat disbanding neutrofil. Pada jam-jam pertama peradangan jumlah monosit relative lebih sedikit dalam eksudat. Monosit adalah bentuk leukosit agranulosit yang berada di dalam sirkulasi darah. Bila monosit berada di dalam jaringan dinamakan makrofag. Fungsi dari makrofag sebagai; antigen precenting cell, kemotaksis, fagositosis aktif dan mencerna berbagai mikroorganisme. Makrofag di dalam jaringan bisa bertahan sampai berbulan-bulan, sedangkan neutrofil tidak.
Satu jenis lagi dari leukosit adalah limfosit. Sel darah putih ini bermanfaat sebagai reaksi imunologis. Rangsangan pada limfosit-T (celluler) dapat membantu proses peradangan. Rangsangan pada limfosit-B (humoral) dapat membantu pembentukan immunoglobulin.

Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses peradangan adalah :
1)    Vaskularisasi, sistem vaskularisasi yang kurang bagus menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen ke tempat jejas/lesi berkurang, sehingga memperlama proses penyembuhan. Kadar gula darah yang tinggi juga memperlama proses penyembuhan luka. Sehingga orang yang terkena penyakit diabetes pantangan terkena luka.
2)      Keadaan gizi, proses penyembuhan luka memerlukan kecukupan nutrient dan zat mikro. Gizi buruk memperlama proses penyembuhan luka dan memperparah peradangan. Gizi yang jelek akan berpengaruh pada proses perbaikan dan pertumbuhan cell yang baru. Berat ringannya trauma akan mempengaruhi kerusahan organ tubuh. Proses mobilisasi yang baik juga akan berpengaruh pada percepatan lama penyembuhan proses peradangan.
3)        Jenis trauma, kerusakan jaringan yang parah tentunya memperlama proses penyembuhan luka dan mempercepat infeksi kuman.
4)        Imobilisasi, kurangnya gerakkan di daerah luka akan berakibat pada pengiriman oksigen tidak cukup karena vaskualrisasi ke arah luka jelek. Efek vaskularisasi sangat tergantung pada kemampuan suplay darah menuju tempat peradangan, dikatakan vaskularisasi baik bila; tekanan dan volume darah disuplay cukup oksigen dan nutrient.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...