Jawab :
Perubahan zaman melalui arus deras teknologi dan informasi telah
menggoncang tata nilai dan moral generasi muda (milenial). Ironisnya, kemajuan
teknologi dan informasi tidak hanya berdampak positif, tetapi memiliki dampak
negatif yang luar biasa, terutama menyangkut sikap intoleransi dan radikalisme
yang dapat mengarah pada terorisme. Karena itu, generasi milenial harus terus
diberikan pendidikan karakter baik wawasan kebangsaan maupun ideologi Pancasila
untuk membentengi diri dari serangan hal-hal negatif di atas.
Saat ini generasi muda senang melihat perubahan. Karena itu, perubahan yang
cenderung negatif harus dieliminir, sementara perubahan yang positif harus
digalakkan. Dengan penguatan karakter, otomatis proses eliminasi pengaruh
negatif ini akan berjalan baik sehingga generasi milenial bisa menilai mana
yang harus diikuti dan mana yang harus dihindari.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengadakan program duta
damai dunia maya. Menurutnya, program itu sangat tepat untuk mencetak generasi
muda sebagai duta perdamaian untuk melawan propaganda radikalisme dan terorisme
di dunia maya. Duta damai dunia maya menjawab sebuah tantangan terkait
radikalisasi di dunia maya. Utamanya inovasi dan kreatifitas melalui media
siber sekaligus tonggak dalam perubahan menuju peradaban industri maupun
pendidikan. Dengan inovasi dan kreativitasnya, generasi milenial bisa
diandalkan untuk menghasilkan konten dan narasi damai.
BNPT telah melebarkan inovasinya dengan membentuk duta damai dunia maya
Asia Tenggara. Menurutnya, model duta damai dunia maya ini sangat tepat karena
anak muda memiliki kreativitas untuk membantu program-program pencegahan dengan
bisa langsung merespon apa yang terjadi di masyarakat dunia. Ini sangat
efektif, apalagi dilakukan anak – anak muda atau generasi milenial maka
kemudian embrio atau basic terorisme bisa keluar dari akarnya, lalu membangun
bersama-sama beradaban yang lebih damai.
Salah satu efek negatif dari media sosial adalah masifnya kelompok radikal
memanfaatkan untuk melakukan propanganda. Dan itu target penyebaran paham dan
rekrutmen itu adalah generasi milenial. Dengan demikian, penguatan karakter
milenial harus terus dilakukan di berbagai lini, mulai dari keluarga,
lingkungan, sekolah, maupun tempat umum. Seperti duta damai dunia maya, mereka
ditanamkan wawasan kebangsaan, penguatan ideologi, dilatih membuat dan
menyebarkan konten damai. Intinya kalau pikiran dan jiwa anak muda dikuasai
hawa damai, hawa NKRI, maka aspek negatif berupa intoleransi, radikalisme, dan
terorisme akan hilang.
Perang melawan radikalisme dan terorisme memang tidak pernah ada habisnya.
Satu persatu pelaku ditangkap, tapi satu persatu pula muncul generasi baru.
Meski para pelaku sudah dipenjara, tapi ideologi radikalisme tak bisa
dipenjara, karena terus menyebar kedalam pemikiran generasi muda kita. Kemajuan
teknologi telah dimanfaatkan kelompok radikal, untuk menyebarluaskan
pemahamannya yang salah.
Media sosial telah dijadikan 'alat' propaganda yang efektif, dan secara
tidak langsung digunakan untuk melakukan perekrutan. Sementara ruang publik
dunia maya ini, nyata-nyata terus mendapatkan perhatian tersendiri bagi
generasi muda. Karena media sosial menawarkan hal yang baru bagi anak muda
millennial saat ini.
Salah satu yang menjadi perhatian bersama adalah, masifnya ujaran kebencian
di dunia maya. Ujaran kebencian inilah yang kadang ditelan mentah-mentah oleh
sebagian pihak. Apalagi jika ujaran kebencian ini dibumbui sentimen SARA,
berpotensi membuat konflik terjadi secara terbuka. Untuk itulah diperlukan
sebuah upaya dan komitmen bersama, untuk melawan radikalisme di era millennial
ini. Generasi muda diharapkan menjadi generasi yang aktif, dan harus memberikan
kontribusi positif bagi negeri ini. Jangan mau menjadi generasi pasif, yang
bisa dipengaruhi oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan kedamaian di negeri
ini.
Di era yang serba modern ini, diperlukan strategi yang efektif, untuk
melawan radikalisme dan terorisme. Jadilah generasi yang menjadi agen perubahan
dan penyeru kebenaran. Aktualisasikan diri kalian dengan pemahaman agama yang
benar, yang berdiri pada posisi menolak radikalisme. Jika pada diri kalian
sudah tidak persoalan, saatnya menjadi agen perubahan, minimal pada keluarga
dan lingkungan. Jika pemuda bisa melakukan hal ini, secara tidak langsung sudah
aktif mendukung program deradikalisasi pemerintah. Dan untuk melengkapi semua
itu, pemuda juga harus menjadi penyeru kebenaran, jangan menjadi penyeru
kebencian. Dengan menyeru pada kebenaran, masyarakat akan tidak mudah
terpengaruh informasi yang menyesatkan.
Jika melihat fakta yang ada, generasi muda memang menjadi sasaran empuk
kelompok radikal dan teroris. Anak muda yang memiliki keberanian dan masih
menjalani proses pencarian jati diri, akan mudah dijadikan korban jika tidak
membekali diri dengan pemahaman agama yang benar dan kecerdasan. Karena itulah,
menjadi generasi yang kreatif dan inovatif, merupakan salah satu cara
menjauhkan diri dari praktek intoleran. Di era teknologi seperti sekarang ini,
buatlah aplikasi yang digemari oleh anak muda lain. Buatlah aplikasi atau karya
yang bermanfaat, yang bisa menyebarkan bibit perdamaian.
Jika kalian gemar bermusik, maka buatlah musik yang menyuarakan anti
radikalisme dan terorisme. Jika gemar menulis, maka tulislah pesan-pesan damai.
Dan jika kalian gemar menggambar, maka buatlah visual yang menggambarkan
keberagaman negeri ini. Buatlah karya yang menggambarkan keberagaman dalam
perbedaan. Karena memang begitulah negeri kita, Indonesia. Berbeda – beda
tetapi tetap satu. Dan generasi muda, merupakan tonggak pemersatu keberagaman
negeri ini. Meski sekarang tidak ada lagi perang seperti jaman kemerdekaan,
tapi perang yang terjadi adalah perang pemikiran. Maka jadilah generasi yang
cerdas, agar tidak kalah perang dalam hal pemikiran.
Kelompok berpaham radikal lain secara terang – terangan memproklamasikan
diri menjadi ormas pengusung khilafah. Saya cukup merasa lega ketika kemudian
pemerintah berencana membubarkan ormas tersebut. Tapi apakah dengan
dibubarkannya ormas kemudian masalah selesai? Tidak! Mereka yang telah dikader
apalagi disumpah akan terus menyebarkan pemahaman tersebut. Dari masjid,
sekolah, kantor, hingga lingkungan sosial. Dan orangtualah yang harus menjadi
benteng utama penangkal virus radikal tersebut. Menurut saya ada beberapa hal
yang bisa dilakukan orangtua pada anak untuk menangkal paham radikal dan
menumbuhkan sikap toleransi.
Pertama, komunikasi terbuka; orangtua dan anak harus menjalin komunikasi
terbuka. Pancing anak untuk mau berterus terang dan curhat atas semua kejadian
kurang menyenangkan yang dialaminya. Jangan sampai kesibukan orangtua membuat
anak lebih nyaman berinteraksi dengan kelompok radikal, sebab dalam menjaring
anggotanya, kelompok ini melakukan pendekatan secara personal. Setelah yang
bersangkutan menjadi akrab kemudian diajak ikut kajian. Dalam kajian rutin
itulah secara perlahan akan dicuci otak untuk selanjutnya diambil sumpahnya
agar tetap setia menjadi anggota kelompok tersebut. Selain komunikasi yang
lancar, orangtua harus menghargai dan dukung potensi yang dimiliki anak agar ia
merasa dihargai. Arahkan anak untuk mengikuti kegiatan ataupun kursus yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kedua, menjaga keharmonisan keluarga. Komunikasi akan terjalin jika
hubungan antarkeluarga harmonis sehingga anak tidak akan 'lari' dari rumah
untuk mencari ketenangan batin. Salah satu cara menjalin keharmonisan dengan
ibadah dan melakukan aktivitas sehari-hari bersama. Misalnya makan,
membersihkan rumah, nonton TV, dan sebagainya.
Ketiga, mengajarkan anak keberagaman. Ini harus diajarkan sejak dini pada
anak. Orangtua bisa memulai dari hal sederhana, misalnya mencoba makanan yang
berbeda dari daerah asal, memperkenalkan tarian dan pakaian adat daerah lain,
memberikan bacaan yang beragam, atau menghadiri acara kebudayaan bersama keluarga.
Jika orangtua punya tabungan, ajak anak ke luar kota atau sesekali ke luar
negeri agar si anak bisa mengetahui beragam etnis, budaya, dan karakter bangsa
lain. Dengan begitu anak tidak mudah men-judge orang lain negatif dan
menganggap diri sendiri dan kelompoknya paling baik.
Keempat, membantu orang yang tidak mampu. Ini bisa membuat anak lebih
simpati pada sesama. Orangtua dalam hal ini harus memberikan pemahaman bahwa
penerima bantuan tidak boleh memandang agama atau ras. Beri penjelasan dalam
pembagian zakat pun tidak ada syarat harus seagama. Jadi ketika ia sudah besar,
ia akan mengasihi sesama dan tak akan memandang bulu apapun ras dan agamanya.
Kelima, memberi pemahaman agama yang memadai. Orangtua harus memberi
pemahaman agama yang baik sedini mungkin. Misalnya jika anak malas salat atau
puasa jangan memarahi anak dengan mengatakan, "Nanti kamu masuk neraka
lho" dan ancaman lainnya. Orangtua harus mengenalkan agama dari sudut
kasih sayang. Beritahu anak jika Tuhan lebih sayang pada anak yang rajin
ibadah, patuh pada orangtua, dan sayang pada saudara. Ceritakan juga sejarah
dan sifat-sifat penyayang Nabi. Jika sudah agak besar, beritahu bahwa belajar,
patuh pada orangtua, dan membantu pada sesama termasuk bentuk jihad.
Keenam, memantau pertemanan dan media sosial anak tanpa mengganggu
privasinya. Teknologi mempunyai peranan penting dalam mengubah ideologi
seseorang. Jika setiap hari ia membaca postingan tentang radikalisme agama,
jihad, perang, dan sebagainya, lambat laun ia akan terpengaruh. Untuk mencegah
hal itu terjadi orangtua harus memantau apa yang dibaca, diunggah, dan
di-share, tanpa mengganggu privasinya. Orangtua tak boleh sering komentar di
media sosial anaknya sebab ia akan merasa orangtuanya tak percaya pada semua
hal yang ia lakukan.
Terakhir, menjadi orangtua yang baik bukan hanya dengan cara mencarikan
sekolah dan pendidikan terbaik lantas menyerahkan tanggung jawab seluruhnya
pada guru, ustadz, atau kiainya. Tidak, orangtua harus memantau perkembangan
pendidikan anak-anaknya, organisasi yang diikutinya, buku-buku bacaannya.
Jangan sampai di kemudian hari kita menyesal ada anak atau anggota keluarga
yang terjerumus begitu jauh pada paham-paham radikal, terlibat teror bom bunuh
diri, atau dikejar-kejar Densus 88.
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217