Kamis, 15 Desember 2016

persalinan



A.     KONSEP DASAR PERSALINAN
1.       PENGERTIAN
a.    Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan turun ke dalam jalan lahir.
b.    Kelahiran adalah proses dimana janin, ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
c.    Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam 18 – 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono, 2000)
d.    Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan anatara 37 – 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
(Djoko Waspodo, 2000)
e.    Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapart hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998 : 157)
f.      Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melaui vagina ke dunia luar. (Sarwono, 1999 : 180)
g.    Persalinan adalah suatu proses dimana janin cukup bulan dengan presentasi kepala masuk melalui jalan lahir dengan normal dan lahir spontan. (Depkes RI, 2002)
h.       Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 – 40 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008).

2.       JENIS PERSALINAN
a.    Persalinan spontan :  Bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan itu sendiri.
b.    Persalinan buatan    :    Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, misalanya dengan tindakan forcep atau dilakukan section caesarea.
c.    Persalinan anjuran (induksi persalinan)
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan, meliputi :
1)       Memecahkan ketuban
a)    Mengurangi keregangan otot rahim sehingga kontraksi dapat segera dimulai.
b)    Keregangan yang melampaui batas melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu diperkecil agar his dapat dimulai.
2)       Secara hormonal / kimiawi
a)       Dengan oksitasi drip
b)       Dengan prostaglandin
3)       Dengan mekanis
a)       Memakai laminaria stiff
b)       Dengan tindakan operasi
c)       Operasi Secsio Caesarea
                                                                                          (Manuaba, 1998)
3.       FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
Berapa faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain
a.       Power (Tenaga atau Kekuatan)
adalah kekuatan yang mendorong janin keluar, dalam persalinan kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan HIS. His adalah gelombang kontraksi ritmik otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari „pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari :
1)       Kerja hormon oksitosin
2)       Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3)       Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
1)       Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2)       Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3)       Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4)       Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his.
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
1)       Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2)       Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3)       Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas atau anxietas, atau eksitasi).
4)       Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
1)       Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos, bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2)       Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3)       Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan atau mmHg terhadap frekuensi).
b.       Tenaga/Kekuatan (Power)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan ialah :
1)       His              
2)       Kontraksi otot – otot perut
3)       Kontraksi diafragma
4)       Aksi dari ligament
Kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan  sempurna dengan sifat-sifat :
Kontraksi simetris
5)       Kontraksi simetris
6)       Fundus dominan kemudian diikuti relaksasi
Sifat-sifat lainnya dari his adalah :
1)       Involuntir
2)       Intermiten
3)       Terasa sakit
4)       Terkoordinasi dan simetris
5)       Kadang-kadang dipengaruhi dari luar secara spesifik, kimia dan psikis.
Pembagian dan sifat-sifatnya :
1)       His pendahuluan
a)       His tidak kuat, tidak teratur
b)       Menyebabkan show
2)       His pembukaan (kala I)
a)       Pembukaan servik seperti terjadi pembukaan lengkap 10 cm
b)       Mulai kuat, teratur dan sakit.
3)       His pengeluaran (his meneran) (kala II)
a)       Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.
b)       His untuk mengeluarkan janin.
4)       His pengeluaran uri (kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
5)       His pengiring (kala IV)
Kontraksi lemah, masih sedikit sakit nyeri (meriang), penyempitan. rahim dalam beberapa jam per hari. (Mochtar, 1998 : 83 – 83)
4.        Passage (Jalan Lahir).
Faktor jalan lahir meliputi bentuk dan ukuran jaringan tulang serta jaringan lunak pada panggul yang meliputi uterus (pada kehamilan dapat dibagi menjadi segmen atas rahim, segmen bawah rahim dan serviks uterus), otot – otot dasar panggul dan perineum (Llewellyn-Jones : 2002). Jalan Lahir (passage)
Dibagi atas :
a.       Bagian keras : tulang – tulang panggul (rangka panggul)
b.       Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen
(Mochtar, 1998)
5.       Passanger (Janin)
Janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan posisi kepala tersebut. Kepala ini pulalah yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan. Kepala janin terdapat tulang-tulang tengkorak (kronium) dan tulang-tulang dasar tengkorak (basis cranil) serta muka.
Ada 4 sutura, yaitu :
a.       Sutura sagitalis (antara kedua os paretale)
b.       Sutura frontale (antara os frontalis dan os parietalis)
c.       Sutura koronaria (anatara os occipitalis dan os parietalis)
d.       Sutura lamboidea (antara os frontale kiri dan kanan.
Ada 2 frontanela, yaitu :
a.       Frontanela mayor (UUB)
b.       Frontanela minor (UUK)
(Sarwono, 1999)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin.
a.       Sikap (Habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,  biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada janin.
b.       Letak (Situs)
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang.
c.       Presentasi
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain-lain.
d.       Bagian Terbawah Janin
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
e.       Posisi Janin
Posisi janin dalam keadaan normal, yaitu kepala janin berada di bawah.
6.       Psikis Wanita (Ibu)
Ketakutan terhadap persalinan adalah reaksi yang psikologis, kecemasan dan ketakutan sering ditimbulkan oleh cerita-cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman yang merugikan pada persalinan yang lalu atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan (penerangan) yaitu tugas kita bukan untuk menghilangkan takut, tetapi membantu ibu mengatasinya dengan memberikan penerangan mengenai anatomi dan psikologi persalinan pada ibu. Adaptasi terhadap lingkungan tempat bersalin yang dilaksanakan dengan mengadakan orientasi meliputi memperkenalkan ruangan, alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan (Sastrawinata, 1998 : 210 – 213). Perubahan psikologis pada ibu bersalin terhadap sirkulasi dan oksigenasi terhadap uterus dan servik. Rahim dirancang secara sempurna untuk membantu dalam melahirkan janin. Jika ibu memahami bagaimana rahim dapat berfungsi secara normal ketika tidak dipengaruhi oleh sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome, maka konsep persalinan dapat terjadi dengan mudah dan nyaman.
Efek fisik negatif dari psikologis ibu (sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome) terhadap persalinan dapat ditelusuri ke fungsi Susunan Saraf Otonom (SSO tubuh, SSO adalah jaringan komunikasi dalam tubuh kita, fungsi utamanya adalah menerjemahkan pesan yang diterima, menentukan tindakan apa yang harus diambil, dari pesan tersebut dan kemudian segera mengkomunikasikan tindakan tersebut ke sistem tubuh yang lain. Respon terhadap implus yang disalurkan melalui SSO (Sistem Saraf Otonom) tidak dibawah kendali kesadaran, sehingga bersifat tidak sadar.
Untuk melihat dampak stres terhadap persalinan, serta efek menguntungkan dari perasaan tenang terdapat dua sistem dalam SSO (Sistem Saraf Otonom), yaitu :
a.       Sistem Simpatis
Sistem ini dipersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat dan bahaya, sistem ini akan terpicu bila seseorang dalam keadaan  stres, takut atau terkejut, atau berperan sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Sistem ini dengan cepat menciptakan respon Fight, Flight, and Freeze (Lawan, lari dan membeku) di dalam tubuh. jika system ini bereaksi akan menyebabkan  pupil mata melebar, denyut jantung bertambah cepat dan kuat, tubuh akan bergerk secara defensive. System ini menghentikan untuk sementara berbagai aktifitas seperti pencernaan, yang paling penting pada system ini menutup arteri – arteri yang mengalir ke organ – organ tubuh yang tidak esensial untuk pertahanan misalnya rahim.
b.       Sistem Parasimpatis
Sistem yang mempertahankan tubuh dan jiwa dalam keadaan harmonis dan seimbang, mempertahankan fungsi tubuh dalam keadaan tenang, memperlambat kecepatan denyut jantung, mengurangi stimulasi, memperlambat pelepasan neuropeptida yang membahayakan, dan secara umum menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sejahtera.
Bagian simpatis dari sistem saraf tidak hanya merespon terhadap ancaman yang nyata, tetapi juga terhadap ancaman yang baru dibayangkan. Pesan negatif tentang persalinan yang diterima oleh ibu secara terus menerus akan diproses menjadi sesuatu yang nyata, seiring dengan berjalannya waktu. Pesan – pesan negatif ini menjadi bagian dari sistem keyakinan ibu dan mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh ibu secara terus menerus, pesan – pesan negatif ini mempengaruhi keadaan emosional ibu dan bayinya (Mongan : 2007)
Ketika ibu akan menghadapi persalinannya dengan diliputi rasa takut dan stres maka tubuhnya sudah dalam keadaan sikap defensif, dan terjadi pengeluaran hormon stresor Kotekolamin. Karena rahim adalah organ tubuh yang tidak merupakan organ pertahanan tubuh, maka arteri yang mengalir ke rahim menjadi tegang dan menyempit, menghambat aliran darah dan oksigen. Sehingga serat – serat lingkar dibagian mulut rahim mengencang dan mengerut, bukan melemas dan membuka seperti yang seharusnya.
Otot – otot vertikal di bagian atas terus berupaya menarik otot lingkar keatas dan belakang, tetapi otot – otot bagian bawah ini melawan, maka leher rahim tetap kencang dan tertutup. Jika kedua otot ini bekerja saling bertentangan, timbul nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu serta bayi dapat mengalami hipoksia karena kurangnya oksigenasi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan adanya intervensi terhadap persalinan, misalnya vaccum ekstraksi, sectio caesaria (Mongan : 2007).
Keadaan sindrom takut – tegang, nyeri (fear tensian pain syndrome) dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah sehinnga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia utreus yang membuat implus nyeri bertambah banyak (Mander : 2004).
Berbagai metode non – farmakologi untuk mengontrol rasa tidak nyaman diterapkan. Metode ini biasanya dipelajari pada kelas persiapan melahirkan, yang meliputi hipnosis, acupressure, yoga, umpan balik biologis (biofeedback), sentuhan terapeutik, terapi aroma, terapi uap, yang bisa memberi efek bermanfaat bagi beberapa wanita.
1)      Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasifyang ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar.
2)      Acupressure merupakan salah satu cara pengobatan tradisional Cina yang menggunakan titik triger sebagai pusat penekanannya.
3)      Yoga adalah suatu metode yang menyelaraskan antara tubuh fisik, pikiran dan jiwa yang memberi efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas.
4)      Terapi aroma adalah terapi yang menggunakan aroma – aroma tertentu untuk menenangkan pikiran, merelakskan otot – otot tubuh.
5)      Terapi uap adalah terapi yang mengunakan uap sebagai pemanas untuk melenturkan otot – otot yang kaku.






4.       SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
Faktor yang menyebabkan persalinan belum diketahui secara benar, yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulas rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. Dibawah ini merupakan penjelasan dari faktor – faktor terjadinya proses persalinan :
a.       Teori penurunan hormonal : 1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
b.        Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c.       Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot – otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban semakin merangsang terjadinya kontraksi.
d.       Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale dari fleksus frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
e.       Induksi partus (induction of labour) : partus dapat pula ditimbulkan dengan jelas (Sinopsis : 2006).
f.        Penurunan kadar progesteron
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan esterogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
g.       Teori oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
h.       Keregangan otot – otot
Dengan majunya kehamilan makin teregang otot – otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
i.         Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupanya memegang peranan oleh karena pada an enchepalus kehamilan sering lama dari biasanya.
j.         Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidue menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan didapatkan adanya prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun perifer.
(Sastrawinata, 1988)

5.       TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan :
a.       Lightening/setting/dropping yaitu kepala
b.       Turun memasuki PAP pada primigravida pada multi tidak jelas.
c.       Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun.
d.       Perasaan susah senang (polikiosuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
e.       Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi dari uterus (false labor pains).
f.        Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
Tanda – tanda Inpartu :
a.       Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b.       Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik.
c.       Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d.       Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pemukaan tetap ada.
(Mochtar, 1998)


6.    KALA PERSALINAN DAN TANDANYA
Proses persalinan terdapat 4 kala, yaitu :
a.       Kala I    : Waktu untuk pembukaan servik supaya menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
b.       Kala II   : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan, mendorong janin keluar hingga lahir.
c.       Kala III  : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
d.       Kala IV  : Mulai dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam.
Keterangan :
Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika servik dan memuka dibagi menjadi dua yaitu :
1.   Fase Laten
Berlangsung lambat, supaya pembukaan 3 cm berlangsung 7 – 8 jam.
2.   Fase Aktif
Berlangsung 6 jam dan dibagi sub fase :
a.   Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b.   Periode dilatasi maksimal (stedy) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c.   Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
Pada multigravida : servik mendatar dan membuka bersamaan 6 – 7 jam.
(Mochtar, 1998)
Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira lebih 3 kali dalam 10 menit karena sudah masuk di ruang panggul maka his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebih besar dengan anus membuka, labia membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his dan dengan sub oksiput di bwah simpisis dan dahi, muka, dagu, melewati perineum, his mulai lagi maka lahirkan badan dan anggota badan bayi. Pada primigravida kala II berlangsung 1½ - 2 jam, multi ½ - 1 jam. (Sarwono, 1997).
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.  
Kala III (Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi placenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 menit seluruh placenta terlepas, terdorong dari atas simpisis/ fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5–30 menit. Setelah bayi lahir pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100 – 200 cc. (Mochtar, 1998)
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum, selain itu juga diperhatikan tentang hal-hal pokok sebagai berikut :
a.       Kontraksi uterus baik
b.       Tidak ada perdarahan yang hebat.
c.       Placenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap.
d.       Kandung kemih harus kosong.
e.       Luka perineum terawat dengan baik, tidak ada hematoma
f.        Bayi dalam keadaan baik.
g.       Ibu dalam keadaan baik.
Lamanya persalinan pada multigravida :
Kala I                      :  7 jam
Kala II                     :  ½ jam
Kala III                    :  ¼ jam
Lama persalinan      :   
(Mochtar, 1998)

7.       MEKANISME PERSALINAN
Gerakan utamanya adalah :
a.       Turunnya kepala
1.       Masuknya kepala dalam PAP
2.       Pada primi, pada umur kehamilan 36 minggu.
3.       Pada multipara pada saat inpartu atau ketika ketuban pecah
4.       Kepala masuk di sutura sagitalis melintas tepat antara simpisis dan promotorium (synclitismus) dan flexi ringan.
b.       Majunya kepala
1)       Pada primipara terjadi setelah kepala masuk PAP dan biasanya baru mulai pada kala II.
2)       Pada multipara terjadi bersamaan dengan masuknya kepala.
Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain ialah : fleksi, putaran paksi dalam dan extensi. Yang menyebabkan majunya kepala adalah
1)       Tekanan carian intra uterin
2)       Tekanan langusng oleh fundus pada bokong
3)       Kekuatan mengejan
4)       Melurusnya badan anak dan perubahan bentuk rahim
c.       Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga UUK jelas lebih rendah dari UUB, keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepada yang lebih kecil melalui jalan lahir. Fleksi disebabkan oleh karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari PAP, servik dinding panggul dan dasar panggul.
d.       Putaran Paksi Dalam
Putaran paksi dalam dalah pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan di bawah simpisis.
Sebab – sebab putaran paksi dalam :
1)       Pada letak fleksi bagian kepala merupakan daerah terendah.
2)       Bagian terendah ini mencari tahanan yang paling sedikit.
3)       Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anterior posterior.
4.   Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi/defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada PAP mengarah ke depan dan atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Dengan sub occiput sebagai hipomochlion lahirnya berturut-turut dari UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
5.   Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam (putaran balasan).
6.   Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simpisis menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang, karena bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruhnya untuk lahir searah dengan paksi jalan lahir. (Sastrawinata, 1983)











MODUL MATA PELAJARAN
KONSEP PERSALINAN
KELAS X KEPERAWATAN
Untuk Semester 1 dan 2


Description: Description: Description: D:\loogo smk\PGRI 4 .jpg

OLEH :
LUKY PURWANINGSARI, S.ST









SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KESEHATAN PGRI MAGETAN
2014


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................            i
DAFTAR ISI.................................................................................................           ii
BAB    I     PENGERTIAN PERSALINAN................................................           1
BAB    II    JENIS PERSALINAN ..............................................................           2
BAB    III   FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN 3
BAB    IV SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN ...............         10
BAB    V   TANDA – TANDA PERSALINAN..........................................         11
BAB    VI KALA PERSALINAN DAN TANDANYA ..............................         12
BAB    VII  MEKANISME PERSALINAN.................................................         14






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUKUAN SECARA KOMPUTERISASI

Pengertian Komputerisasi Akuntansi dapat digambarkan sebagai sistem akuntansi yang menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi...