A.
KONSEP
DASAR PERSALINAN
1. PENGERTIAN
a.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan turun ke dalam jalan lahir.
b.
Kelahiran adalah proses dimana janin, ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir.
c.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam 18 –
24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono, 2000)
d.
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan anatara 37 – 42 minggu lengkap. Setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
(Djoko Waspodo, 2000)
e.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapart hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998 : 157)
f. Partus adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melaui vagina ke dunia
luar. (Sarwono, 1999 : 180)
g. Persalinan adalah suatu proses
dimana janin cukup bulan dengan presentasi kepala masuk melalui jalan lahir
dengan normal dan lahir spontan. (Depkes RI, 2002)
h. Persalinan adalah proses dimana
bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37
– 40 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008).
2. JENIS PERSALINAN
a.
Persalinan spontan :
Bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan itu sendiri.
b.
Persalinan buatan
: Bila proses persalinan dengan
bantuan tenaga dari luar, misalanya dengan tindakan forcep atau dilakukan
section caesarea.
c.
Persalinan anjuran (induksi persalinan)
Bila
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan, meliputi :
1) Memecahkan ketuban
a) Mengurangi keregangan otot
rahim sehingga kontraksi dapat segera dimulai.
b) Keregangan yang melampaui batas
melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu diperkecil agar his dapat dimulai.
2) Secara hormonal / kimiawi
a) Dengan oksitasi drip
b) Dengan prostaglandin
3) Dengan mekanis
a) Memakai laminaria stiff
b) Dengan tindakan operasi
c) Operasi Secsio Caesarea
(Manuaba, 1998)
3. FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
Berapa faktor
yang mempengaruhi persalinan, antara lain
a.
Power (Tenaga atau Kekuatan)
adalah kekuatan yang mendorong
janin keluar, dalam persalinan kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan HIS. His
adalah gelombang kontraksi ritmik otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus,
awal gelombang tersebut didapat dari „pacemaker‟ yang terdapat di dinding uterus
daerah tersebut. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan
ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. Resultante efek gaya
kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu
daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus
ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari :
1)
Kerja hormon oksitosin
2)
Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3)
Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa
konsepsi.
His dikatakan baik dan
ideal apabila :
1)
Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2)
Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3)
Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4)
Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his.
Serviks uteri
yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik
ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan
mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung
adalah :
1)
Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di
pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2)
Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum,
menjadi rangsang nyeri.
3)
Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas atau
anxietas, atau eksitasi).
4)
Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Hal yang penting
dinilai mengenai His adalah :
1)
Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos, bagian pertama peningkatan
agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2)
Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3)
Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan atau mmHg terhadap
frekuensi).
b. Tenaga/Kekuatan (Power)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan ialah :
1) His
2) Kontraksi otot – otot perut
3) Kontraksi diafragma
4) Aksi dari ligament
Kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna dengan sifat-sifat :
Kontraksi
simetris
5) Kontraksi simetris
6) Fundus dominan kemudian diikuti
relaksasi
Sifat-sifat lainnya dari his adalah :
1) Involuntir
2) Intermiten
3) Terasa sakit
4) Terkoordinasi dan simetris
5) Kadang-kadang
dipengaruhi dari luar secara spesifik, kimia dan psikis.
Pembagian dan sifat-sifatnya :
1)
His pendahuluan
a)
His tidak kuat, tidak teratur
b)
Menyebabkan show
2)
His pembukaan (kala I)
a)
Pembukaan servik seperti terjadi pembukaan lengkap 10
cm
b)
Mulai kuat, teratur dan sakit.
3)
His pengeluaran (his meneran) (kala II)
a)
Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.
b)
His untuk mengeluarkan janin.
4)
His pengeluaran uri (kala III)
Kontraksi
sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
5)
His pengiring (kala IV)
Kontraksi lemah, masih sedikit sakit nyeri (meriang),
penyempitan. rahim dalam beberapa jam per hari. (Mochtar, 1998 : 83 – 83)
4.
Passage (Jalan Lahir).
Faktor jalan lahir meliputi bentuk dan ukuran jaringan tulang
serta jaringan lunak pada panggul yang meliputi uterus (pada kehamilan dapat
dibagi menjadi segmen atas rahim, segmen bawah rahim dan serviks uterus), otot
– otot dasar panggul dan perineum (Llewellyn-Jones : 2002). Jalan
Lahir (passage)
Dibagi atas :
a.
Bagian keras : tulang – tulang panggul (rangka panggul)
b.
Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan
ligamen-ligamen
(Mochtar, 1998)
5.
Passanger (Janin)
Janin
dapat mempengaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan posisi kepala
tersebut. Kepala ini pulalah yang paling banyak mengalami cedera pada
persalinan. Kepala janin terdapat tulang-tulang tengkorak (kronium)
dan tulang-tulang dasar tengkorak (basis cranil) serta muka.
Ada
4 sutura, yaitu :
a. Sutura sagitalis (antara kedua os paretale)
b.
Sutura frontale (antara os frontalis dan os
parietalis)
c.
Sutura koronaria (anatara os occipitalis dan os
parietalis)
d.
Sutura
lamboidea (antara os frontale kiri dan kanan.
Ada
2 frontanela, yaitu :
a. Frontanela mayor (UUB)
b. Frontanela minor (UUK)
(Sarwono,
1999)
Faktor lain
yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap
janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin.
a.
Sikap (Habitus)
Menunjukkan
hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin
umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam
keadaan fleksi, lengan bersilang di dada janin.
b.
Letak (Situs)
Adalah
bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya letak lintang dimana
sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin
sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang.
c.
Presentasi
Dipakai untuk
menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada
palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi
bokong, presentasi bahu dan lain-lain.
d.
Bagian Terbawah Janin
Sama dengan
presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
e.
Posisi Janin
Posisi janin
dalam keadaan normal, yaitu kepala janin berada di bawah.
6.
Psikis Wanita (Ibu)
Ketakutan terhadap persalinan adalah reaksi yang
psikologis, kecemasan dan ketakutan sering ditimbulkan oleh cerita-cerita yang
menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman yang merugikan pada
persalinan yang lalu atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan (penerangan)
yaitu tugas kita bukan untuk menghilangkan takut, tetapi membantu ibu
mengatasinya dengan memberikan penerangan mengenai anatomi dan psikologi
persalinan pada ibu. Adaptasi terhadap lingkungan tempat bersalin yang
dilaksanakan dengan mengadakan orientasi meliputi memperkenalkan ruangan,
alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan (Sastrawinata,
1998 : 210 – 213).
Perubahan psikologis pada ibu bersalin terhadap sirkulasi
dan oksigenasi terhadap uterus dan servik. Rahim dirancang secara sempurna
untuk membantu dalam melahirkan janin. Jika ibu memahami bagaimana rahim dapat
berfungsi secara normal ketika tidak dipengaruhi oleh sindrom ketakutan,
ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome, maka konsep persalinan
dapat terjadi dengan mudah dan nyaman.
Efek fisik negatif dari psikologis
ibu (sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain
Syndrome) terhadap persalinan dapat ditelusuri ke fungsi Susunan Saraf
Otonom (SSO tubuh, SSO adalah jaringan komunikasi dalam tubuh kita, fungsi
utamanya adalah menerjemahkan pesan yang diterima, menentukan tindakan apa yang
harus diambil, dari pesan tersebut dan kemudian segera mengkomunikasikan
tindakan tersebut ke sistem tubuh yang lain. Respon terhadap implus yang
disalurkan melalui SSO (Sistem Saraf Otonom) tidak dibawah kendali kesadaran,
sehingga bersifat tidak sadar.
Untuk melihat dampak stres
terhadap persalinan, serta efek menguntungkan dari perasaan tenang terdapat dua
sistem dalam SSO (Sistem Saraf Otonom), yaitu :
a.
Sistem Simpatis
Sistem ini
dipersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat dan bahaya, sistem ini akan
terpicu bila seseorang dalam keadaan
stres, takut atau terkejut, atau berperan sebagai mekanisme pertahanan
tubuh. Sistem ini dengan cepat menciptakan respon Fight, Flight, and Freeze (Lawan,
lari dan membeku) di dalam tubuh. jika system ini bereaksi akan
menyebabkan pupil mata melebar, denyut
jantung bertambah cepat dan kuat, tubuh akan bergerk secara defensive. System
ini menghentikan untuk sementara berbagai aktifitas seperti pencernaan, yang
paling penting pada system ini menutup arteri – arteri yang mengalir ke organ –
organ tubuh yang tidak esensial untuk pertahanan misalnya rahim.
b. Sistem Parasimpatis
Sistem yang
mempertahankan tubuh dan jiwa dalam keadaan harmonis dan seimbang,
mempertahankan fungsi tubuh dalam keadaan tenang, memperlambat kecepatan denyut
jantung, mengurangi stimulasi, memperlambat pelepasan neuropeptida yang
membahayakan, dan secara umum menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sejahtera.
Bagian simpatis
dari sistem saraf tidak hanya merespon terhadap ancaman yang nyata, tetapi juga
terhadap ancaman yang baru dibayangkan. Pesan negatif tentang persalinan yang
diterima oleh ibu secara terus menerus akan diproses menjadi sesuatu yang
nyata, seiring dengan berjalannya waktu. Pesan – pesan negatif ini menjadi
bagian dari sistem keyakinan ibu dan mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh ibu
secara terus menerus, pesan – pesan negatif ini mempengaruhi keadaan emosional
ibu dan bayinya (Mongan : 2007)
Ketika ibu akan
menghadapi persalinannya dengan diliputi rasa takut dan stres maka tubuhnya
sudah dalam keadaan sikap defensif, dan terjadi pengeluaran hormon stresor
Kotekolamin. Karena rahim adalah organ tubuh yang tidak merupakan organ
pertahanan tubuh, maka arteri yang mengalir ke rahim menjadi tegang dan
menyempit, menghambat aliran darah dan oksigen. Sehingga serat – serat lingkar
dibagian mulut rahim mengencang dan mengerut, bukan melemas dan membuka seperti
yang seharusnya.
Otot – otot
vertikal di bagian atas terus berupaya menarik otot lingkar keatas dan
belakang, tetapi otot – otot bagian bawah ini melawan, maka leher rahim tetap
kencang dan tertutup. Jika kedua otot ini bekerja saling bertentangan, timbul nyeri
hebat yang dirasakan oleh ibu serta bayi dapat mengalami hipoksia karena
kurangnya oksigenasi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan adanya intervensi
terhadap persalinan, misalnya vaccum ekstraksi, sectio caesaria (Mongan :
2007).
Keadaan sindrom
takut – tegang, nyeri (fear tensian pain syndrome) dapat menimbulkan
stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan
steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan
vasokontriksi pembuluh darah sehinnga terjadi penurunan kontraksi uterus,
penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke
uterus, serta timbulnya iskemia utreus yang membuat implus nyeri bertambah
banyak (Mander : 2004).
Berbagai metode
non – farmakologi untuk mengontrol rasa tidak nyaman diterapkan. Metode ini
biasanya dipelajari pada kelas persiapan melahirkan, yang meliputi hipnosis, acupressure,
yoga, umpan balik biologis (biofeedback), sentuhan terapeutik, terapi
aroma, terapi uap, yang bisa memberi efek bermanfaat bagi beberapa wanita.
1) Hipnosis adalah
suatu seni komunikasi persuasifyang ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat
motivasi manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar.
2) Acupressure merupakan salah
satu cara pengobatan tradisional Cina yang menggunakan titik triger sebagai
pusat penekanannya.
3) Yoga adalah
suatu metode yang menyelaraskan antara tubuh fisik, pikiran dan jiwa yang
memberi efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas.
4) Terapi aroma
adalah terapi yang menggunakan aroma – aroma tertentu untuk menenangkan
pikiran, merelakskan otot – otot tubuh.
5) Terapi uap
adalah terapi yang mengunakan uap sebagai pemanas untuk melenturkan otot – otot
yang kaku.
4.
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
Faktor yang menyebabkan persalinan belum diketahui secara
benar, yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks antara lain
dikemukakan faktor – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulas rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi. Dibawah ini merupakan penjelasan dari faktor –
faktor terjadinya proses persalinan :
a.
Teori penurunan hormonal : 1 – 2
minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar progesteron dan estrogen
menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
b.
Teori plasenta menjadi tua akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c.
Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot – otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
d.
Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker)
bagi kontraksi otot polos uterus.
e.
Induksi partus (induction of labour) : partus dapat pula ditimbulkan
dengan jelas (Sinopsis : 2006).
f.
Penurunan
kadar progesteron
Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan esterogen di dalam darah tetapi pada
akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
g. Teori oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar
oxytosin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
h. Keregangan otot – otot
Dengan majunya kehamilan makin
teregang otot – otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
i.
Pengaruh
janin
Hypofise dan kelenjar
suprarenal janin rupanya memegang peranan oleh karena pada an enchepalus
kehamilan sering lama dari biasanya.
j.
Teori
prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan
oleh decidue menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Pada ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama persalinan didapatkan adanya prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun perifer.
(Sastrawinata,
1988)
5. TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda-tanda
permulaan persalinan :
a.
Lightening/setting/dropping
yaitu kepala
b.
Turun
memasuki PAP pada primigravida pada multi tidak jelas.
c.
Perut
kelihatan melebar, fundus uteri turun.
d.
Perasaan
susah senang (polikiosuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin.
e.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi dari uterus (false labor pains).
f.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
Tanda
– tanda Inpartu :
a.
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
b.
Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan kecil pada servik.
c.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d.
Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pemukaan tetap
ada.
(Mochtar, 1998)
6.
KALA PERSALINAN DAN TANDANYA
Proses
persalinan terdapat 4 kala, yaitu :
a.
Kala I : Waktu
untuk pembukaan servik supaya menjadi pembukaan lengkap
10 cm.
b.
Kala II : Kala
pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan,
mendorong janin keluar hingga lahir.
c.
Kala III : Waktu
untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
d.
Kala IV : Mulai
dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam.
Keterangan
:
Kala
I (Kala Pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show), karena servik mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler
sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika servik dan memuka dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Fase Laten
Berlangsung
lambat, supaya pembukaan 3 cm berlangsung 7 – 8 jam.
2. Fase Aktif
Berlangsung
6 jam dan dibagi sub fase :
a. Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b. Periode
dilatasi maksimal (stedy) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm.
c. Periode
deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau
lengkap.
Pada multigravida : servik mendatar dan membuka bersamaan 6 – 7 jam.
(Mochtar, 1998)
Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat,
kira-kira lebih 3 kali dalam 10 menit karena sudah masuk di ruang panggul maka
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebih
besar dengan anus membuka, labia membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his dan dengan sub oksiput di bwah simpisis dan
dahi, muka, dagu, melewati perineum, his mulai lagi maka lahirkan badan dan
anggota badan bayi. Pada primigravida kala II berlangsung 1½ - 2 jam, multi ½ -
1 jam. (Sarwono, 1997).
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama. Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala,
diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala III (Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar,
uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi placenta yang
menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan
dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 menit seluruh placenta terlepas, terdorong
dari atas simpisis/ fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5–30
menit. Setelah bayi lahir pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran
darah ± 100 – 200 cc. (Mochtar, 1998)
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum,
selain itu juga diperhatikan tentang hal-hal pokok sebagai berikut :
a. Kontraksi uterus baik
b. Tidak
ada perdarahan yang hebat.
c.
Placenta
dan selaput ketuban harus lahir lengkap.
d.
Kandung
kemih harus kosong.
e. Luka
perineum terawat dengan baik, tidak ada hematoma
f.
Bayi
dalam keadaan baik.
g.
Ibu
dalam keadaan baik.
Lamanya
persalinan pada multigravida :
Kala
I : 7 jam
Kala
II : ½ jam
Kala
III : ¼ jam
Lama
persalinan : 7¾
(Mochtar,
1998)
7. MEKANISME PERSALINAN
Gerakan utamanya adalah :
a. Turunnya kepala
1. Masuknya kepala dalam PAP
2. Pada primi, pada umur kehamilan 36 minggu.
3. Pada
multipara pada saat inpartu atau ketika ketuban pecah
4. Kepala
masuk di sutura sagitalis melintas tepat antara simpisis dan promotorium
(synclitismus) dan flexi ringan.
b. Majunya kepala
1) Pada primipara terjadi setelah
kepala masuk PAP dan biasanya baru mulai pada kala II.
2)
Pada multipara terjadi bersamaan dengan masuknya kepala.
Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan
yang lain ialah : fleksi, putaran paksi dalam dan extensi. Yang menyebabkan
majunya kepala adalah
1) Tekanan carian intra uterin
2)
Tekanan langusng oleh fundus pada bokong
3) Kekuatan mengejan
4)
Melurusnya badan anak dan perubahan bentuk rahim
c.
Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah
hingga UUK jelas lebih rendah dari UUB, keuntungan dari bertambahnya fleksi
adalah bahwa ukuran kepada yang lebih kecil melalui jalan lahir. Fleksi
disebabkan oleh karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
PAP, servik dinding panggul dan dasar panggul.
d.
Putaran Paksi Dalam
Putaran paksi dalam dalah pemutaran bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan di
bawah simpisis.
Sebab – sebab
putaran paksi dalam :
1)
Pada letak fleksi bagian kepala merupakan daerah
terendah.
2)
Bagian terendah ini mencari tahanan yang paling sedikit.
3)
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anterior posterior.
4. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi/defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada PAP mengarah ke depan dan atas sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Dengan sub occiput sebagai hipomochlion
lahirnya berturut-turut dari UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
5. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke
arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam (putaran balasan).
6. Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
simpisis menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang, karena bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruhnya untuk lahir searah dengan paksi jalan
lahir. (Sastrawinata, 1983)
MODUL MATA PELAJARAN
KONSEP PERSALINAN
KELAS X KEPERAWATAN
Untuk Semester 1
dan 2
OLEH :
LUKY PURWANINGSARI, S.ST
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
KESEHATAN PGRI
MAGETAN
2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENGERTIAN PERSALINAN................................................ 1
BAB II JENIS PERSALINAN .............................................................. 2
BAB III FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN 3
BAB IV SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN ............... 10
BAB V TANDA – TANDA PERSALINAN.......................................... 11
BAB VI KALA PERSALINAN DAN TANDANYA .............................. 12
BAB VII MEKANISME PERSALINAN................................................. 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar